33. Bad Boy

448 74 0
                                    

Bab 33 : Bad Boy

Bab 33 : Bad Boy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°°°°°°°°

Fiona menatap laki-laki yang kini duduk di sampingnya.

Dari sekian banyaknya tempat duduk, kenapa anak pak Simon memilih untuk duduk disana?

"Kenapa liat gue?" tanya laki-laki itu balas menatap Fiona.

"Eh-gue

"Selamat sore. Kita mulai kelasnya ya."

Kemunculan pak Simon menyelamatkan Fiona.

Huh, hampir saja dirinya dimarahi mentah-mentah oleh laki-laki itu.

"Sebelum saya mulai kelasnya, saya mau mengumumkan sesuatu. Jadi, seperti yang mungkin sudah kalian dengar. Anak saya, akan mengulangi semua mata kuliah yang belum tuntas dari semester ini sampai semester akhir.

Jadi, mohon kerjasamanya ya."

"Baik, pak." jawab seisi kelas menanggapi ucapan sang Dosen di depan.

"Terimakasih anak-anak, saya harap kalian bisa membantu Doyoung."

Hah? Doyoung?

Fiona reflek menoleh lagi ke arah laki-laki di sampingnya yang kini sibuk bermain ponsel.

"Kenapa lagi?" tanya Doyoung dengan kesal.

Fiona hanya diam sambil menatap wajah Doyoung.

Lagi-lagi perasaan itu.

Perasan yang sama saat dirinya melihat Jaehyun.
Jaehyun juga pernah bertanya pada Fiona apa dirinya juga tidak mengingat Doyoung?

Apa Doyoung yang tengah duduk disampingnya, yang dimaksud Jaehyun?

Fiona rasa Doyoung bukanlah orang yang berbahaya, mungkin image nya saja yang membuat dirinya dicap jelek oleh anak-anak yang lain.

"Lo suka gue?" tanya Doyoung to the point, sambil menoleh ke arah Fiona.

"Emang kalau liat artinya suka?" tanya Fiona balik, membuat Doyoung tersenyum miring.

"Gue udah punya pacar." Sahutnya angkuh.

Pacar?

Deg.

Fiona merasa tak suka saat Doyoung mengatakan kalau dirinya sudah punya pacar.

Tapi kenapa Fiona tidak suka?

Mereka kan baru kenal.

Apa Fiona menyukainya?

"Fio, ada masalah?" kata pak Simon pada Fiona yang sedang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Eh- tidak pak." sahut Fiona yang dilihat oleh teman-teman yang lain.

"Kasian Fiona, pasti dia tersiksa banget duduk di samping anak pak Simon." bisik Shotaro yang duduk di depan Fiona.

Fiona hanya bisa mendengus kesal.
Saat ini ia harus mengikuti kelas selama dua jam dengan tidak fokus.

Namun selama mata kuliah pak Simon berlangsung, Fiona berusaha untuk mengikutinya dengan baik walaupun tidak ada yang masuk ke kepalanya.

Sementara itu Doyoung menutupi wajahnya dengan buku yang berdiri di atas meja. Ia terlihat menikmati tidurnya.

Bahkan, tak terasa sampai kelas berakhir, Doyoung juga tidak bangun.

Padahal tadi pak Simon menyuruh untuk diskusi dengan teman disamping dan mengumpulkan tugas dua hari lagi.

"Fiona, pulang aja. Ga usah dibangunin." kata Renjun  kasihan melihat Fiona yang saat ini sedang berdiri kaku di samping Doyoung.

"Gimana nih Ren? Kasihan juga, ini udah malem. Bentar lagi kelas bakal di kunci." sahut Fiona khawatir karena teman-teman yang lain sudah pulang meninggalkan mereka bertiga.

"Cari pak Simon aja gimana?" Kata Renjun memberi jalan keluar.

"Gausah nyari bokap gue."

Doyoung memukul meja dengan keras, dan hal itu membuat Fiona dan Renjun melompat kaget.

"Ma-ma-maaf." kata Fiona gugup.

"Kita duluan ya."





Renjun menarik tangan Fiona untuk keluar dari kelas dan meninggalkan Doyoung yang ternyata sudah bangun sedari tadi.

THE ISLAND •NCT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang