47. My Cutest BadBoy

653 93 3
                                    

🍒🍒🍒

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍒🍒🍒

Bagaimanapun badboy-nya Doyoung, dirinya tetap saja merasa terkejut dengan mulut ternganga saat mendengar seluruh kisah yang diceritakan Fiona.

Dirinya tak habis pikir, bagaimana bisa Fiona terdampar ke masa lalu dan bertemu dengan ayahnya, serta Doyoung yang Fiona cintai.

Bukankah ini adalah zaman modern? Apa vampire dan werewolf masih ada?

Doyoung merasa pusing mendengarnya.

"Doy, lo baik-baik aja kan?" tanya Fiona yang khawatir melihat Doyoung.

"Gue merasa mimpi aja sih. Gue diserang werewolf di balkon, dan diselametin manusia setengah vampire." sahut Doyoung sambil mengusap wajahnya frustasi.

"Maaf Doy." kata Fiona menunduk sedih.

"Gue yang harusnya minta maaf, Fiona. Gue gak tau, kalau lo punya pacar werewolf. Harusnya gue gak cium lo. Harusnya gue gak peduli liat lo nangis, harusnya gue -

Doyoung lagi-lagi mengusap wajahnya. Ia merasa bersalah karena memperlakukan gadis itu dengan kasar, saat pertama bertemu.

Sampai pada akhirnya Doyoung merasa ada yang aneh dengan dirinya. Ia tidak ingin melihat Fiona sedih dan menangis.

Doyoung selalu merasa hancur, setiap kali melihat air mata gadis cantik itu keluar melewati pipinya.

Doyoung bahkan baru saja merasa bahwa ia menyukai Fiona.

Sekarang Doyoung harus bagaimana?
Kini ia sudah menjadi incaran Jeno dan juga membuat Fiona dalam bahaya.
Sedangkan dirinya hanyalah seorang manusia biasa.

Rasanya, Doyoung bisa melihat maut di depannya.

"Gak- gak. Pokoknya gak." kata Doyoung menggelengkan kepalanya, setelah membayangkan Jeno akan datang merenggut nyawanya dan juga menyiksa Fiona.

"Doy, lo kenapa?" tanya Fiona cemas.

"Fiona, kita harus gimana sekarang? Apa gue harus minta maaf sama Jeno? Tapi- lo pasti bakal disiksa sama dia Fiona." sahut Doyoung panik.

Ia kini tidak bisa berfikir jernih.
Baru kali ini Doyoung merasakan takut seperti ini.

"Tenang Doy. Saat ini kita gak bisa asal ngambil tindakan. Inget, lawan kita itu werewolf."

"Fiona, kita ke luar negeri aja. Lo mau kan hidup bareng sama gue?"

Doyoung memegang kedua bahu Fiona, berusaha meyankinkan gadis itu.

"Gila lo!" teriak Jaehyun dari arah pintu, karena saat ini mereka tengah sembunyi di rumah milik Jaehyun.

"Jangan bawa Fiona pergi. Atau lo bakal gue bunuh!" kata Jaehyun dingin.

Ia menatap Doyoung. Namun Jaehyun sedikit terkejut.

Memang benar kata Fiona, mereka sangatlah mirip.

Jaehyun mengalihkan pandangannya dari Doyoung, tiba-tiba saja Jaehyun merindukan Doyoung, sahabatnya.

"Gue bisa lindungin kalian berdua." kata Jaehyun yang kemudian naik ke kamarnya yang berada di lantai empat.

Doyoung dan Fiona hanya bisa terdiam saat mendengar ucapan Jaehyun.

"Oh ya, satu lagi. Lo punya pacar kan? Jadi jangan main-main sama perasaan Fiona!" lanjut Jaehyun, kemudian menghilang di balik tangga.

"Lo-

"Fiona, gue udah putus kok sama dia." rengek Doyoung saat Fiona menunjuk Doyoung dengan telunjuk kirinya.

"Siapa yang mutusin?"

"Harus gue jawab?"

"Harus!" sahut Fiona kesal. Entah kenapa dirinya merasa marah saat ini.

Apa ini yang dinamakan cemburu?

"Gue yang mutusin."

"Kenapa?"

"Fiona, udah deh. Gak usah tanya lagi. Males gue inget-inget dia."

"Ohh, jadi lo inget sama dia sekarang?"

"Enggak kok!"

"Awas aja, gue gigit leher lo!" kata Fiona menakuti Doyoung, membuat pria itu refleks memegang lehernya dengan kedua tangan.

"Lo takut sama gue?" tanya Fiona yang melihat raut wajah Doyoung berubah.

"Takut. Vampire kan minum darah manusia." sahut Doyoung.

Fiona menggelengkan kepalanya melihat tingkah si bad boy campus yang ternyata takut vampire.

Dirinya malah teringat dengan ucapan Doyoung di pulau, yang pernah menanyakan apakah Fiona takut pada Vampire, dan Fiona menjawab iya.

Anehnya, sekarang takdir seperti terbalik. Fiona kini mengerti apa yang dirasakan oleh Doyoung waktu itu.

"Tapi lo kalau marah, lucu. Kayaknya lo emang gabisa marah ya." kata Doyoung sambil meraih kedua tangan gadis itu.

Ah, lagi-lagi. Kata-kata itu pernah diucapkan oleh Fiona saat di pulau.

Apa yang sebenarnya terjadi?

🍒

Angin malam berhembus melalui sela-sela jendela kamar.

Doyoung menarik selimut tebal dari ujung kakinya.
Saat ini ia tengah tertidur di kamar lantai tiga, yang ada di rumah Jaehyun.

Sedari tadi, ia hanya bisa memejamkan matanya dengan perasaan khawatir dan waspada.

Jaehyun sudah menelepon pak Simon, mengatakan bahwa Doyoung menginap di rumah pria tampan itu.

Pak Simon mengijinkan karena mengira Doyoung frustasi setelah putus cinta dan butuh teman untuk curhat.

Namun itu semua salah besar.

Doyoung frustasi karena sudah terlanjur berurusan dengan para makhluk urban legend.

Ah, Doyoung lelah dengan semua ini.

Namun, bayangan wajah Fiona kembali terlintas di kepalanya.

Wajah cantik dan baik yang sangat kentara ketika pertama kali melihatnya.

Namun, ia juga gadis yang suka menangis.

Doyoung ingin melindungi Fiona.
Namun, apakah seorang manusia biasa bisa melindungi vampire dari serangan werewolf?

Doyoung menggulung dirinya dengan selimut, tanpa sadar seseorang yang mengawasinya dari balik jendela.

"Dari sekian banyak jenis manusia, kenapa dia malah milih reinkarnasi jadi badboy lemah yang kesepian sih?" gumam Sungchan sambil mengisap rokok eletriknya.

THE ISLAND •NCT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang