Doyoung menarik nafasnya panjang, kemudian memegang kedua tangan Fiona.
"Awalnya gue emang punya niat jahat sama lo, gue tertarik banget sama darah lo. Gue gak bohongin diri gue sendiri."
"Tapi setelah kita melalui banyak hal, setelah selalu liat lo nangis di depan gue, perasaan gue berubah. Gue jadi sedih setiap kali ngeliat lo kesusahan."
"Apalagi, lo bener-bener percaya sama gue. Lo juga- keliatan nyaman setiap di deket gue."
"Gue tau, apa yang gue bilang emang gak pantes. Karena gue hanyalah makhluk mengerikan dan berbeda dari lo. Tapi gue tau, kita berdua merasakan hal yang sama."
Doyoung menarik nafasnya lagi, membuat wajah Fiona semakin memerah.
"Gue, suka sama lo Fiona."
"Gue suka liat wajah cantik lo."
Gue suka liat lo senyum, gue suka semuanya tentang lo."
"Gue pengen kita selalu bersama dalam keadaan apapun. Gue bakal melindungi lo dengan sekuat tenaga."
"Gue cinta sama lo, Fiona."
Fiona menggelengkan kepalanya dengan lemah.
"Fiona, lo gapapa? Fiona liat gue please!" teriak Doyoung sambil mengguncang bahu Fiona.
Doyoung menangis. Ia takut kalau terjadi apa-apa dengan Fiona.
Gadis itu masih memegang telinganya dengan mata yang terpenjam, dan terduduk lemah di bawah sebuah pohon.
Doyoung bisa melihat Fiona seperti sedang berjuang, untuk mengetahui sesuatu.
"Fiona, maafin gue. Gue malah bikin lo ke situasi kayak gini. Maafin gue." isak Doyoung memeluk Fiona. Dirinya benar-benar takut.
Apa yang terjadi pada Fiona saat ini? Apakah Doyoung akan disalahkan nantinya?
"Fiona-
Doyoung menepuk pipi gadis itu, berharap Fiona tersadar.
"Doy."
Fiona akhirnya perlahan membuka matanya dan melihat Doyoung menatapnya dengan panik, khawatir, dan air mata yang mengalir di pipi lelaki itu.
Tangan Fiona bergerak ke arah pipi Doyoung, dan mengusap air matanya.
Kenapa ia harus melihat orang yang dicintainya menangis seperti ini?
Tanpa sadar, Fiona juga ikut menangis. Hatinya terasa sakit saat melihat Doyoung.
Fiona kemudian memeluk Doyoung dengan erat, dan membuat lelaki itu sedikit terkejut.
"I miss you Doyoung." kata gadis itu di sela-sela tangisannya.
"Doyoung, maaf. Gue ninggalin lo. Maafin gue. Gue pergi tanpa sepengetahuan lo. Gue salah banget, Doy." isak Fiona dalam pelukan Doyoung.
"Fiona- lo kenapa? Lo gak pernah ninggalin gue. Lo ngomong apa?" sahut Doyoung melepas pelukan Fiona dengan perasaan bingung.
Fiona mengusap pipi Doyoung, menatap mata indah milik Doyoung, dan lagi-lagi ia menangis karena mengingat masa-masa indah bersama lelaki itu.
Tetapi hatinya juga terasa sakit, ketika mengingat dirinya telah meninggalkan Doyoung di pulau tanpa kata pamit sedikitpun.
Fiona merasa bersalah.
"Doyoung, lo baik-baik aja kan?"
"Harusnya gue nanya itu Fiona. Lo baik-baik aja kan? Lo gak kenapa kan? Gue khawatir banget sama lo. Apalagi cuma ada kita berdua di sini."
"Doyoung, gue kangen banget." kata Fiona kembali memeluk Doyoung.
Ia rindu.
Sangat rindu, dengan Doyoung.
Ia menyesal tidak bisa mengingat Doyoung lebih awal.
"Fio-
"I love you."
Fiona mencium bibir Doyoung dengan penuh kerinduan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ISLAND •NCT•
PrzygodoweFiona terdampar di pulau asing dan bertemu dengan beberapa pria aneh. Akankah ia selamat? Atau- ada kemungkinan lain?