Hari ini sudah masuk akhir pekan, malam tadi Lino sudah meminta izin ke mertua--ralat, calon mertua untuk membawa izin anaknya berlibur berdua. Katanya sih merayakan atas keberanian mereka berdua yang udah saling mengaku, plus Lino juga mau melakukan pendekatan ke calon jodohnya, biar mereka sama sama gak canggung kalau udah sah di mata Tuhan nanti.
Nikah dengan sahabat sendiri itu butuh keberanian yang ekstra, kalau dulu mereka menjaga batasan sekarang kayak ibarat dilepas ke dunia luar. Gak ada batasan yang mengikat mereka, asal selama itu masih positif.
Kalau dulu mereka gak ada hak buat cemburu, sekarang mereka gak punya hak buat saling selingkuh. Mereka tetap bersahabat, tapi status persahabatan itu naik satu tingkat
Oke kembali ke sekarang.
Kabar mengenai Lino mengajaknya liburan tentu disambut baik oleh Hyunjin, bahkan cowok itu udah mengemasi barang yang ia butuhkan. Padahal Lino hanya mengajaknya ke salah satu kota yang menjadi spot favorit orang kota yang berniat memanjakan mata melihat hamparan kebun teh untuk refresing. Hanya sampai hari minggu aja, tapi barang yang dibawa Hyunjin udah kayak orang pindah rumah.
Jam setengah lima pagi Lino sudah siap dengan motornya, sengaja gak pakek mobil soalnya nanti pakek jasa sopir, padahal Lino pengen berduaan aja. Pas sampe dirumah calon jodohnya, Hyunjin masih sibuk bermimpi di pulau kapuk.
Mama Irene tau tabiat anaknya kalau akhir pekan pasti bangun siang, daripada beliau harus capek capek bangunin kebo, mending nyuruh calon mantunya yang bangunin
"Kamu bangunin Hyunjin ya? Dia masih tidur kalau jam segini" pinta Mama Irene
"Iya ma"
Lino seneng seneng aja disuruh bangunin calonnya, soalnya muka Hyunjin pas tidur tuh ganteng dan gemoi dalam satu waktu.
Pintu kamar Hyunjin kali ini gak kekunci, jadi dia gampang buat masuk tanpa harus teriak teriak.
Dia pandangi wajah Hyunjin yang bobok, kayak gak nyangka aja jodohnya adalah sahabatnya sendiri.
"Sayang ayo bangun, katanya mau liburan ke Bogor" Lino menepuk pantat berisi Hyunjin
Hyunjin menggeliat, merasakan ada pergerakan yang membuatnya terbangun. Dengan nyawa yang belum penuh, dia duduk dan mengucek matanya
"AAAAAAAA MAMA, ADA OM PEDO MASUK KAMAR HYUNJIN!" Hyunjin memukul orang didepannya dengan guling, dia masih belum sadar kalau orang yang dianggap om pedo adalah calon suaminya "PERGI DARI SINI! GUE GAK BUTUH DADDY SUGAR! GUE UDAH PUNYA LINO! AAAA PERGI PERGI!"
Lino yang terus dipukul bertubi tubi akhirnya tumbang, badannya menimpa Hyunjin, cowok itu berhasil menyingkirkan guling dari tangan Hyunjin dan membekap mulut sang submissive "Ini gue, calon suami lo"
Hyunjin menepis kasar tangan Lino, dan menyingkirkan badan calon jodohnya ke samping kanan "Ngapain lo kesini! gak ada niatan buat perjakain gue kan?"
Bukannya menjawab, Lino malah menaik turunkan alisnya
Tubuh Hyunjin langsung merinding, dia udah tau jalan pikiran sahabatnya ini "Gak usah mesum lo!"
"Abang gak bakalan macem macemin adek kok, tapi kalau adek yang mau ya gak abang tolak" Lino senyum kayak om pedo yang mau grepe grepe bayinya, bikin Hyunjin makin menciut
"Dasar om pedo! Hyunjin ingin beranjak dari tempat tidurnya, tapi malah ditahan Lino
Bak kayak robot kehabisan baterai, Hyunjin cuma diem aja. Lino yang melihat ada peluang langsung menyambar bibir kenyal yang mungkin akan jadi spot favoritnya nanti, tindakan yang tanpa aba aba dari cowok itu membuat Hyunjin terkejut tapi dengan cepat Hyunjin menyamakan tempo lumatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul Ganda - hyunho
Fanfiction[sebelum baca, usahakan follow dulu] ______________________________ . . . . . ✧ Lino dan Hyunjin sama sama saling suka namun mereka urungkan untuk confess satu sama lain. Tak disangka, orang tua mereka malah meminta agar mereka untuk menikah, kata k...