Keempat puluh dua :: Quality time

759 98 8
                                    

"Sayang" panggil Lino dengan suara rendah

"Hngg??" sayup sayup Hyunjin membuka matanya dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul

Tangan Lino meraba perut bawah hingga ke paha dalam Hyunjin "Sttt, tidur lagi ya"

Bagaimana bisa Hyunjin tidur kembali jika tangan nakal suaminya saja menjalar kemana mana.

Hari sudah menjelang pagi, semburan mentari pagi terbit di ufuk timur dengan malu malu. Asal kalian tahu, tadi malam mereka sudah bermain cukup panas dan sekarang Hyunjin harus kembali mendesah karena hormon suaminya yang meledak ledak.

"K-kakkh" Hyunjin mengalungkan kedua tangannya di leher Lino membuat libido sang suami kembali naik.

Hyunjin harus bersyukur kali ini, tadi setelah mengakhiri permainan mereka, Lino menarik keluar kejantanannya. Biasanya, predator itu akan membiarkan semalaman agar "adik" kecilnya tidur di sarang kesukaannya.

"Kakak masuk lagi ya?" ia telentangkan tubuh si manis dan duduk bersimpuh seraya menekuk kedua kaki Hyunjin, sedikit mengelus lubang dengan ibu jarinya "tapi masuknya gak kesini lagi"

"Hhh maksud kakak??" Hyunjin memejamkan matanya, menahan rasa geli dan nikmat dari perlakuan jari Lino

Lino sudahi bermain main dengan hole Hyunjin, matanya menatap penuh mohon "Boleh masuk di mulut adek?"

Dengan cepat Hyunjin menggeleng dan menampilkan muka galaknya "Nou! Nanti adek kesedak gimana?"

Lino merengut kecewa, ia lebih mengutamakan kenyamanan Hyunjin daripada nafsunya "Yaudah kalau gitu masuk ke sini boleh?" tanpa menunggu tolakan dari Hyunjin, ia memasukkan satu jarinya ke lubang yang kembali berkedut

"Kakak gak bakal bosen sama tubuh adek"

Hyunjin menggigit bibir bawahnya agar tidak kelepasan mendesah, walau hanya jari tapi mampu membuat Hyunjin menggelinjang

Pagi itu kamar yang tadinya sunyi kembali terisi oleh suara suara berisik akibat dua insan manusia yang menikmati dunianya sendiri. Biarkan mereka menikmati waktunya sendiri, jangan diganggu.

Mama Irene mempunyai hobi membuat kue, mumpung masih liburan ia akan mengunjungi anak dan menantunya, sekalian memberi sedikit kue buatannya.

Beliau sudah mengetahui pin apartemen yang ditinggali anak dan menantunya, jadi dengan mudahnya untuk keluar masuk.

Kondisi pertama disaat Mama Irene masuk hanyalah sepi yang menyambut, sudah tak perlu berpikir jauh jauh pasti anak dan menantunya masih bergulung dengan selimut.

Selayaknya rumah sendiri, Mama Irene mengambil salah satu piring untuk menyajikan kue yang beliau bawa agar anak dan menantunya tinggal makan saja.

Menaiki tangga berniat untuk membangunkan si tuan rumah, malah beliau dikejutkan oleh dua manusia yang tidur tak memakai sehelai pakaian.

Mama Irene udah senyum senyum sendiri, semerbak aroma yang sudah di luar kepala menyeruak, tentu beliau paham bau apa yang tercium oleh indra penciumannya.

Wanita cantik itu membangunkan anak dan menantunya dengan memanggil manggil nama mereka, bukannya bangun malah semakin terlelap. Pasrah, beliau membiarkan mereka untuk menikmati mimpi indah dan tak menganggu acara tidurnya.

Yang lebih dulu bangun adalah Lino, hampir saja berteriak "maling" jika ia tidak cepat cepat sadar.

"Mama? Ngapain mama masuk kamar kami gak ngetuk dulu?" Lino duduk, tapi bagian bawahnya ia tutupi dengan selimut

"Tadi mama udah manggil manggil kalian, malah gak ada yang bangun" Mama Irene udah diambang pintu "cepet bangunin suamimu, mama bawa kue di bawah" setelah itu beliau menutup pintu kamar sepasang suami suami itu, lebih baik sedikit membantu dan meringankan tugas anaknya untuk bersih bersih.

Lino cuma ngangguk ngangguk paham, rasa ngantuk kembali datang dan ia melirik Hyunjin "Adek ayo bangun, ada mama di bawah"

Hyunjin bergerak pelan, hanya sekedar mengubah posisi saja. Tak kunjung bangun, Lino menarik paksa agar suaminya terduduk walau masih dengan mata terpejam

"Bangun dek!" Lino berteriak di depan telinga Hyunjin membuat si empunya refleks berteriak

"Sakit, tau dek!" Lino mengelus telinganya yang berdengung "ayo mandi, jangan bikin Mama nunggu lama"

"Sakit, kak" Hyunjin masih menggulung badannya, malah menarik kepalanya agar tenggelam dengan selimut

Gak ada pilihan lain, Lino harus membopong tubuh berat suaminya.

"Adek berat gak kak?"

waduh, harus jawab jujur atau enggak nih?

"sedengan aja dek, mungkin nanti kalau adek bayinya tumbuh, adek jadi makin berat"

Hyunjin menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher Lino "Nanti kalau dedeknya tumbuh, adek jadi gendut, kakak masih cinta sama adek gak?"

"Ngomong apa sih kamu? Kamu berisi kan karena ngandung Ino junior, masa kakak gak sayang kamu lagi? Udah, jangan mikir yang enggak enggak, kasihan mama tau"

•••

Mama Irene sudah pulang dari tadi, menyisakan oleh oleh buatan beliau sendiri, tapi kue yang ditinggalkan sekarang ludes Hyunjin makan sendiri

"Dek, kue mama yang dipiring mana?" Lino yang emang tadi lagi benahin wastafel yang bocor belum menyicipi kue buatan sang mertua

"Udah adek makan" jawab Hyunjin tanpa dosa

"Gak ada sisa lagi?"

Hyunjin menggeleng dengan entengnya, lalu fokusnya berada di televisi

"Padahal, kakak belum makan sama sekali"

Hyunjin tertawa pelan, lalu ia menyerahkan toples kecil yang masih ada kue

"Nih, adek taruh di sini. cuma ada ini doang, abis itu gak ada lagi"

"Gitu dong, inget suami"

"Nyenyenyenye. Oh iya kak, nanti belanja bulanan yuk, adek mau beli susu hamil"

"Ih kakak!" hyunjin teriak kesal, soalnya suaminya cuma diem aja

"Iya iya abis ini beli, kakak lagi mager gerak. panas dek" walaupun udah ada ac, tapi Lino masih ngerasa kegerahan

"kak, main lagi yuk"

seketika Lino langsung segar kembali "ayo dek, kakak udah gak mager lagi"

"DASAR MESUM!"

Lino udah mepet mepet ke Hyunjin, dipeluknya suami yang sangat menggemaskan ini "Ayo dong dek, sekali aja" ia mengeluarkan ekspresi imutnya agar sang suami luluh

"Enggak"

"Pweasee, mommy!!"

"Adek cowok, kak!!"

Namanya juga Lino, Hyunjin udah mati matian nolak masih aja dipaksa. Gak pakek kekerasan kok, cuma pakek pemaksaan aja.

Menjelang siang, lagi dan lagi Hyunjin harus mendesah untuk kesekian kalinya, perlakuan cepat tapi lembut dari sang dominan membuat kepalanya pening.

•••

tbc

Update sekarang karena pengganti hari Jumat kemarin, pendek dulu ya. gak ada ide

3 November 2021

revisi : 6 Juni 2022

Simpul Ganda - hyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang