Felix menatap Hyunjin dengan tatapan tak percaya, setelah bel istirahat kedua berbunyi, dengan tak berdosanya cowok dari anak pemilik sekolah itu menarik tangannya menuju rooftop tanpa mengucap sepatah kata. Dan sekarang cowok itu tengah menunjukkan percakapan dengan sang ibu di aplikasi hijau. Isi pesannya mengingatkan Hyunjin agar sang anak sepulang sekolah langsung bergegas siap siap karena malam nanti keluarga Lino akan datang ke rumah.
"Malam ini gue tunangan sama Lino, gue harus gimana Lix?" tanya Hyunjin merosotkan badannya, sebentar lagi ia dan Lino akan terikat status di depan Tuhan, sedangkan tunangannya diincar oleh teman sebangkunya.
Felix mengusak rambutnya, sedikit frustasi memikirkan jalan keluar dari semua ini "Gue juga bingung Jin, gak mungkin gue paksa Jisung buat suka gue. Jelas jelas dia udah kasih peringatan ke gue, tapi gak akan gue biarin Jisung menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian"
"Gue tau jalan keluarnya, tapi ini sedikit menyakiti perasaan Jisung"
"Gimana caranya?"
"Gue harus minta Lino buat nolak confessan Jisung, dengan cara itu Jisung punya alasan buat menjauh dari Lino dan lo coba tenangin ke Jisung seolah olah lo gak tau tentang hubungan Jisung dan Lino, gimana?"
Felix mempertimbangkan opini Hyunjin, tidak salah untuk dicoba tapi nyalinya menciut saat mengingat pertemuan terakhir dirinya dengan Jisung jauh dari kata baik "Kalau itu satu satunya jalan keluar, gue akan coba."
Dalam hati Hyunjin berteriak heboh, satu satunya penghalang untuk bersatu dengan Lino sudah ia singkirkan
"Tapi Jin, gue boleh nyerah gak?" Felix meringis, bayangan Jisung marah besar kepadanya tercetak jelas dalam otak
"Apa iya segampang itu nyerah buat pertahanin cinta lo?"
"Okey gue gak akan nyerah, tapi kalau Jisung bener bener pengen gue pergi, gue akan nurutin"
•••
Setelah sedikit berdiskusi dengan Felix, hati Hyunjin berbunga bunga. Kakinya melangkah ke kelas sebelas ipa lima untuk menemui calon tunangannya, padahal bel masuk akan berbunyi beberapa menit lagi.
Hyunjin mengedarkan pandangannya mencari incarannya, ternyata orang yang ingin ia temui tengah bermain kartu dengan beberapa teman sekelasnya termasuk Chan dan Changbin
Ia pelankan langkahnya, untung saja Lino membelakanginya jadi cowok itu gak tahu kedatangannya. Hyunjin juga mengode kepada dua sahabat Lino agar tidak berteriak, ia ingin mengagetkan cowok itu
Hap! Hyunjin memeluk tubuh kekar calon tunangannya dengan tangan yang sengaja menutup mata Lino, mulutnya ia sejajarkan dengan daun telinga Lino dan membisikkan sesuatu
"Hyunjin kangen Ino" bisiknya sangat pelan takut didengar yang lain
"Halah romantis romantisan! Gue berasa ngontrak dibumi" sindir Chan melempar kartunya, ia memalingkan pandangannya dari dua bucin itu
"Bilang aja lo iri kan lihat mantan gebetan uwuw uwuwan sama sahabat sendiri?" Changbin menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda Chan
Sedangkan Chan hanya memutar bola matanya dengan malas.
Lino gak munafik, bisikan itu mampu menerbitkan senyumannya, menarik badan Hyunjin agar bisa duduk dipangkuannya
Changbin meminta ketiga teman sekelasnya untuk membubarkan permainan, ia masih punya hati untuk membuat tiga orang itu melihat adegan yang tidak tidak diantara dua sahabat yang tengah menikmati dunianya sendiri
"Ngapain nyusul? Bentar lagi bel masuk loh" tangan Lino tak bisa diam, ia rapikan rambut Hyunjin yang sedikit berantakan dan sesekali mengusap leher mulus calon jodohnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul Ganda - hyunho
Fanfiction[sebelum baca, usahakan follow dulu] ______________________________ . . . . . ✧ Lino dan Hyunjin sama sama saling suka namun mereka urungkan untuk confess satu sama lain. Tak disangka, orang tua mereka malah meminta agar mereka untuk menikah, kata k...