Kedelapan :: Bintang Jatuh

1.1K 174 9
                                    

Sesuai janjinya, sore ini Lino mengajak sahabatnya ke taman dekat rumah Hyunjin. Sedari tadi, tangannya tak lepas dari genggaman si manis. Untungnya taman itu menyediakan lapangan yang cukup luas, dan disana ada pasar malam juga. Paket lengkap untuk bermesra mesraan.

"No, mau naik bianglala" tunjuk Hyunjin dengan antusias, sudah lama dia tidak naik ke wahana yang menyeramkan menurut orang orang yang takut dengan ketinggian, salah satunya Lino.

"Gak, gue takut ketinggian. lagian lo masih sakit, nanti tambah sakit gimana?"

"Ya..yaudah naik yang lain aja!" sebenarnya dalam hati Hyunjin ingin sekali naik bianglala itu, daripada dia sendirian mending gausah sekalian kan?

Lino menarik Hyunjin menuju tempat pembelian tiket yang tak jauh dari bianglala itu. Setelah membeli dua tiket, ia memberikannya ke petugas yang berjaga di permainan itu. "Gue tau sebenarnya lo pengen banget naik ini, makanya gue beliin dua tiket."

Hyunjin menatap sang dominan, bukannya dia barusan bilang kalau dia takut ketinggian? kok sekarang malah mengajak Hyunjin naik? "Kok sama lo juga? bukannya takut ketinggian ya?"

"Demi lo, apa sih yang gak gue lakuin"

Pipi Hyunjin bersemu merah, udah perhatian, so sweet lagi. Tapi sayangnya belum ada status apa apa selain sahabat

Friend With Benefit nih kayaknya

Hyunho sekarang udah naik ke bianglala itu, Hyunjin dari tadi nempelin badannya ke Lino, dia peluk peluk, terus juga dikasih kecupan bentar. "Biar lo gak takut" modusnya bisa banget

Lino menarik pelan hidung bangir si manis, lalu mengecup juga bibirnya, "kan ada lo, buat apa gue takut"

Mereka terus menerus bermesraan, hingga tidak menyadari jika bianglala itu sudah berhenti, untungnya ada penjaganya yang ingetin mereka berdua, kalau gak sampe malem mereka ada disitu :(

Mereka sekarang berkeliling, mata Lino menangkap ke arah penjual boneka. Sepertinya memberikan Hyunjin boneka bukan hal yang buruk. "Mau boneka gak?"

Hyunjin speechless, dia gak salah denger kan? bukannya menjawab, Hyunjin hanya diem aja

"Ditanya kok diem aja, mau boneka gak?"

"H-hah? apa?"

Lino menarik telinga Hyunjin, membisikan sesuatu yang sedikit keras, "Mau boneka gak?"

Apa apaan ini, padahal Hyunjin kan cowok, kenapa malah dibelikan boneka? "Dih ogah, lo pikir gue cewek?"

Lino menggaruk tengkuknya yang tak gatal "ya gak gitu, gue kira lo suka. kan biasanya pihak bawah suka yang begituan"

"Pengecualian gue, gue menli tau"

"Iya manis dan girly, udah cocok jadi pacar gue"

"Inget, dia cuma baperin lo. Dia gak bakalan serius sama omongannya"

gatau apa Lino bilang gitu jantung Hyunjin udah jedug jedug ga jelas. Deket deket sama Lino bikin jantung gak sehat.

Dimata Lino, Hyunjin kalau udah salting, malu, ngambek dan sebagainya membuat dua kali lipat lebih gemas daripada sebelumnya. Kalau kayak gini dia makin sayang sama si bibir lebih itu.

"Terus sekarang lo mau apa?"

Hyunjin menunjuk penjual jagung bakar, dia mau itu.

"Yaudah, lo tunggu sini aja. biar gue pesenin"

Selagi menunggu, Hyunjin hanya duduk manis. Memperhatikan orang yang lalu lalang, malam ini mungkin akan sedikit lebih dingin.

Hyunjin mengerjap menatap bintang, ada satu bintang yang paling bersinar, dia menatap takjub. kata Jisung, jika menemukan bintang yang paling bersinar, boleh meminta satu permintaan yang paling diinginkan. entah itu bualan semata atau hanya sekedar mitos, tapi Hyunjin tetap menurutinya. ia berharap ia dan Lino akan tetap bersahabat selamanya, bahkan ia mengesampingkan urusan hatinya.

Tepukan pelan dipundak membuat Hyunjin sedikit terjungkal.

"Kenapa lo? gak kesambet kan?" tanya Lino yang barusan datang membawa dua jagung bakar

"Coba liat bintang itu" Hyunjin menunjuk bintang yang paling bersinar itu "kata Jisung, kita bisa minta satu permintaan"

Lino menatapnya heran, "Terus lo minta?"

Hyunjin mengangguk mantap, matanya masih menatap bintang itu dengan teduh "Gue minta biar kita terus sahabatan sampai kapanpun. Janji ya kita bakalan terus sahabatan kayak gini"

Hyunjin mengangkat jari kelingkingnya, dan meminta Lino juga melakukan hal yang sama "Janji?"

"Janji" kedua jari kelingking itu bersatu. di pergantian sore ke malam, mereka berjanji dengan disaksikan langit sore dengan sedikit hembusan angin yang menerpa rambut mereka.

Setelah lama berkeliling, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Tapi, sebelum mereka mengambil motornya, mereka tidak sengaja berpapasan dengan Chan beserta Seungmin.

Sakit? tentu, tapi gak bakalan lama lama kok! dia kali ini beneran mau menerima keadaan.

"Kesini juga akhirnya, abis ngedate ya?" tanya Lino dengan cengiran

"Hahaha sa ae lo, No" Chan menatap Hyunjin, tapi yang ditatap hanya diem aja.

Menyadari suasananya sedikit 'horor' Lino mengubah topik pembicaraan. sedangkan Hyunjin? cowok itu meremas baju Lino, dia masih enggan bersuara.

"Yaudah ya, gue mau ke minimarket dulu. nih si dower dari tadi ngerengek minta coklat"

Chan tertawa sebentar, lalu membiarkan mereka pergi

Setelah sampai di parkiran, Lino mendudukan Hyunjin diatas motornya. "Gue tau lo badmood gara gara Chan sama pacarnya, lo masih ada rasa sama dia?"

Hyunjin menggeleng, dia udah ikhlas sebenarnya, tapi kenapa masih nyesek? "Enggak, gue udah nerima kenyataan, tapi hati gue belum terbiasa"

Lino memegang dada Hyunjin, dia gak modus kok, serius. kemudian menempelkan telinganya ke dada sang submissive. "Jangan sering sakit hati ya, kasian sahabat gue"

Hyunjin tertawa, absurd sekali tingkah kucing jadi jadian ini.

Lino menjauh dari Hyunjin, hatinya menghangat. mereka gatau aja, kalau aksi mereka mengundang atensi orang orang disekitarnya

"Ayo gue traktir coklat, biar mood lo membaik lagi"

"Udah membaik, kan ada lo"

"Biar tambah baik lagi, ayo cepet naik"

Motor Lino keluar dari area parkir, Lino mengendarai dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi. ia ingin merasakan angin malam dengan si manis.

tbc

pencet tombol bintangnya dong, gue maksa😚

8 September 2021

revisi : 27 Desember 2021

Simpul Ganda - hyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang