Kedelapan belas :: Kegiatan Setelah UAS

1.1K 137 56
                                    

Setelah berbulan bulan berkutat dengan materi, jadwal ujian akhir semester tiba. Lebih tepatnya lusa adalah hari pertama, kelas sepuluh ips mendapat mata pelajaran ekonomi dan matematika. Sangat indah bukan?

Sebenarnya Hyunjin adalah tipe orang yang menerapkan sks atau sistem kebut semalam saat ujian. Tapi karena desakan Eric yang ingin mendapat nilai bagus, akhirnya mau gak mau Hyunjin juga ikut belajar bareng.

Dia punya prinsip; selagi bisa menguasai materi, untuk apa rajin belajar. Agak aneh memang, tapi selama dia berpegangan pada prinsipnya itu, Hyunjin sama sekali gak mendapat nilai yang jeblok. Paling tinggi peringkat dia tiga dan itupun saat kelas sembilan kemarin, gak tau ya kalau udah masuk SMA kayak gini.

Mereka janjian untuk belajar bersama dirumah Jeno, yang kebetulan rumahnya kosong ditinggal orang tuanya ke luar negeri. Maklum, orang tuanya gila uang.

"Sumpah ya gue gak abis fikir, kenapa hari pertama ekonomi sama matematika sih. Dikira otak anak ips komputer apa" sudah ribuan kali kalimat itu Jeno lontarkan, dia sangat anti sama dua mapel itu

"Semudah mudahnya ekonomi, masih mudahan matematika! Jin, gimana sih emak lo kalau ngatur jadwal bisa kayak gini, stres gue jadinya" tambah Jisung yang mengacak rambutnya frustasi

"Gak usah ngeluh, masih lebih stres anak ipa angkatan kita. Fisika collab sama matematika, masih mending ekonomi kita gak ngitung duit gaib" Eric mencoba bersyukur, karena semenderitanya anak ips, anak ipa jauh lebih menderita.

"Yang ngatur jadwal ginian bukam mama gue, sana protes ke bagian kurikulum" Hyunjin sibuk menghafal materi yang menurutnya kurang mengerti

Baru sepuluh menit belajar, rasanya udah gak betah. Melihat angka yang berjejer membuat kepala pusing

"Nyerah gue dah, gak kuat gue belajar matematika lagi" Jeno akhirnya menutup bukunya, dia sudah memasukkan matematika kedalam list mata pelajaran yang harus di blacklist.

"Belajar apanya, lo dari tadi cuma baca daftar isi nya aja" ejek Hyunjin

Di dalam circle pertemanan mereka, yang jadi anak ambis saat ujian itu hanya Eric, waktu smp pun anak itu yang paling semangat kalau disuruh belajar. Jangan pikir Eric adalah anak yang rajin, oh tentu tidak kawan. Eric akan belajar hanya saat ada ujian aja, dan ujung ujungnya dia dapat peringkat tiga belas. Kalau Jeno adalah tipe orang sekali diterangkan langsung paham, tapi itu tidak berlaku pada matematika. Jeno dulu dapat peringkat kedua, pernah bersaing dengan Hyunjin juga saat kelas delapan. Kebetulan mereka satu kelas dulu

Ketambahan Jisung, anak itu katanya pernah mendapat peringkat satu. Entah satu dari atas atau justru satu dari bawah. Kita gak tau, biarkan nanti raport yang membuktikan. Jisung ini cenderung mempunyai prinsip sama seperti ketiga orang diatas tadi. Bedanya kalau Jeno anti matematika, Jisung anti pkn.

"Capekk" keluhan keluar dari mulut Eric, membuat Jeno dan Hyunjin menatap penuh tanda tanya

"Tumben lo ngeluh Ric, bosen jadi anak ngambis sama nilai?"

Eric mengangguk pelan "Level tertinggi untuk stres dalam belajar kayaknya waktu kita udah naik ke tingkat SMA deh, horor banget nilai jadi taruhannya"

Jisung setuju dengan opini Eric "Emang, kalau kita SMP dulu, dituntut nilai bagus hanya untuk mengisi raport agar estetik, ujung ujungnya daftar SMA pakek nilai ujian nasional"

Simpul Ganda - hyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang