With You, Husband! [END√]

🔐 Jangan Tinggalin Jennie

Haii guyss!

I'm back!!!

Miss me? Oh, ternyata tidak.

Mianhaee baru bisa up sekarang🙏

Kemaren² sibuk banget soalnya, sibuk keasyikkan nonton squid game, mwehehe...

Pliss bgtt deh, aku nulis part ini sambil dengerin lagu 🎼Please Don't Go~MIKE POSNER kok ngena banget sii😕

--------------------
Happy reading
--------------------

| Jangan Tinggalin Jennie

Suara decitan brankar ranjang rumah sakit menggema memenuhi bunyi kesunyian yang hampa. Beberapa suster dan perawat pria mendorong brankar tersebut dengan cepat, membelah kerumunan di tengah-tengah orang-orang yang menatap iba dalam tatapan diam.

Brankar yang ditempati oleh---Angga itu pun langsung ditujukan langsung ke ruangan operasi.

Angga langsung dilarikan ke ruangan operasi untuk segera melakukan tindakan pengangkatan peluru yang menembus di kulit dalam bahunya. Karena jika tak dilakukan dengan segera, akan berbahaya sekali bagi dirinya.

Seusai Angga masuk ke dalam ruang operasi, Adhi langsung menelpon kedua orang tua sahabatnya. Karena tadi ia masih kalang kabut hingga tak sempat menghubungi Mama dan Papa Angga.

Tutt...Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Harap coba beberapa saat---

"Aghhh! Gak aktif lagi. Tante Tyas, pliss aktif dong," ujar Adhi kesal.

Sudah puluhan kali ia melakukan panggilan ke nomor orang tuanya Angga, namun masih tak respon. Hingga satu nama penting pun tiba-tiba muncul di sekelebat pikirannya.

"Annis. Ya, Annis. Pasti tu anak aktif nomornya."

Dengan segera ia lalu menekan layar pencarian dan mengetik nama kontak Annis disana.

"Ketemu juga!"

Drrrtt...Drrrttt...Drrttt

"HALO SUAMI ORANG!! ADA APA SIH NELPON JODOHNYA LEE MIN HO. MIANHAE, LAGI SIBUK BANGET NIH."

"Nis, dengerin dulu--"

"Cepetan deh! Annis hitung mundur nih dari tiga sampai satu."

"Nis, pliss, dengerin dul---"

"SATU DUA TIG--"

"Kakak lo ketembak, Nis."

"What?!! Kok bisa sih?" pekik Annis di seberang sana.

"Makanya lo cepet ke Bandung, cil. Jangan lupa juga kasih tau tante Tyas sama om Sean juga. Dari tadi gue telponin mereka tapi gak diangkat-angkat."

"Oke suami orang. Nanti Annis sampein ke Mama dan Papa."

"Berhenti sebut gue SUAMI ORANG, cil!"

"Lahh, emang Om Adhi itu udah jadi suami orang. Masa Annis harus manggilnya suami Annis, sih?!"

"Gak gitu juga konsepnya. Dasar bocil!"