🔐 Antara Luka dan Masa Lalu

3.9K 285 15
                                    

Jangan lupa VOTE dan KOMEN!

Edisi malam minggu jadi update. Oh ya, dialog kalimat yang bercetak miring adalah dialog flashback kisah putusnya Angga dan Grace.

Jadi, jangan keliru yaaa!

----------------------
Happy Reading
----------------------

| Antara Luka dan Masa Lalu

"Kamu apain mantu Mama?"

Baru saja datang, Mamanya langsung menanyakan pertanyaan yang sama sekali enggan ia jawab. Hari ini ia benar-benar lelah menghadapi segala masalahnya.

"Jawab Mama, Angga!" tekan Tyas. Namun, anak lelakinya itu hanya diam saja.

"Angga, suatu permasalahan gak akan selesai jika diselesaikan dengan emosi. Kamu marahin Jennie, kan?" tanyanya lagi.

"Iya. Angga marahin dia. Udahlah, Angga mau ke kamar," pamitnya dan langsung pergi ke kamarnya.

Tyas hanya menggeleng melihat Angga yang sepertinya memang sedang banyak masalah itu.

Sampai di kamar, Angga melihat Jennie sudah ada di dalam sana. Ia sedang melipat pakaian yang mungkin baru selesai kering dijemur.

Memang, tadi mereka berdua tidak pulang bersama. Jennie lebih memilih pulang dengan taxi, sementara Angga tetap dengan mobilnya. Tapi tetap saja, yang pertama datang ke rumah adalah Jennie. Kalau Angga sih, dia kelayapan dulu ke tempat yang selalu membuatnya tenang.

"Kamu ngadu sama Mama?" tanya Angga datar.

"Kalau Jennie bilang enggak, emang Abang bakal percaya? Enggak kan?!"

Bagaimanapun juga Jennie itu tidak pernah berbohong padanya, mana mungkin Angga tidak mempercayainya. Dia percaya segala ucapan yang keluar dari bibir istrinya itu selalu jujur.

Tanpa banyak tanya dan omong lagi, Angga berjalan menuju lemari. Ia mengambil pakaiannya dan langsung pergi ke kamar mandi.

Mandi air dingin adalah salah satu cara mendinginkan pikirannya yang kini sedang dilanda beribu permasalahan.

Di bawah guyuran air shower, ia menyesali atas apa yang sudah perbuat pada istrinya. Harusnya tadi dia marah pada mantannya, bukan pada Jennie.

Bayangan dahulu saat Grace meninggalkannya berputar kembali di memori ingatannya. Sejak saat itu, emosinya memang sangat tidak bisa dikontrol hingga menyebabkan ia seperti seseorang yang tempramental.

-Flashback On-

Mendapat cuti libur kuliah adalah sebuah keberuntungan bagi Angga. Pasalnya, seharian penuh ini selama cuti kuliahnya, ia ingin mengajak kekasihnya untuk menghabiskan seharian penuh bersama.

Pada saat itu, Angga memang sedang bucin-bucinnya pada kekasihnya itu, Grace. Bagi dia, Grace ada hidupnya, cintanya, separuh napasnya, dan akan selalu menjadi penerang di hatinya.

Seperti biasa, Angga mengajak Grace berjalan-jalan di taman Cattleya. Taman yang sejak awal menjadi kisah pertama tumbuhnya cinta mereka. Di taman ini Angga pertama kali bertemu dengan Grace, di taman ini pula ia menembaknya, dan siapa sangka di taman ini pula ia harus kehilangannya.

With You, Husband! [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang