Part ini gak ada sangkut pautnya sama 2 part Angga's POV yang kemarin yaa. Oh ya, kemungkinan beberapa part lagi ending.
WARNING!
PART INI MENGANDUNG SEDIKIT BAWANG!-----------------------
Happy Reading
-----------------------| kabar Duka
Di tugasnya yang kali ini, Angga hanya pergi sekitar 2 mingguan. Sekarang juga ia sudah kembali lagi di rumah.
"Sayang, kamu gak nakal kan sama Mama kamu?" Angga berucap pada calon bayinya.
"Nggak kok, Pah," balas Jennie. Karena posisi Angga yang kini sedang tiduran di atas pahanya, sesekali Jennie memainkan rambut suaminya dengan jari-jari lentiknya.
"Hm, bagus deh. Karena yang bisa nakalin Mama itu cuma Papa. Kamu gak boleh nakalin Mama."
Jennie mendelik tajam. "Nakalin apa tuh maksudnya?" tanyanya.
"Ya, nakalin lah. Nakalin apa aja. Masa kamu masih polos sih, Jen," ucap Angga.
"Jennie emang udah gak polos lagi, tapi plis deh Abang jangan buat anak kita sesat kayak Bapaknya."
Kini giliran Angga yang mendelik, menatap Jennie dengan tajam. "Kamu ngatain saya sesat?"
Jennie mengangguk dengan entengnya. "Hu'um. Abang kan emang sesat."
"Awas aja nanti malem, saya kasih kamu hukuman karena ngatain saya sesat!" ancam Angga yang malah gak ada tampang serius-seriusnya.
"Gak boleh! Jennie udah males goyang."
"Yaudah kalau gitu, saya aja yang---"
Drrtt...Drrttt...
Suara panggilan telepon dari ponsel Angga berhasil memgalihkan atensinya yang semula akan menggoda Jennie.
Dengan sedikit ogah-ogahan, Angga lalu bangkit untuk duduk dan langsung mengangkat panggilan tersebut.
"Halo! Ada apa sih lo ganggu malem-malem gini?!"
"...."
"Beneran?"
"...."
"Oke. Gue kesana sekarang."
Usai menutup panggilan teleponnya, Angga yang semula shirtless langsung memakai kaos hitam lengan pendeknya dan mengganti celananya yang tadinya celana pendek selutut menjadi celana panjang.
Raut wajahnya mendadak terlihat sangat panik usai diberi tahu sesuatu oleh si penelpon itu. Tapi, nampak raut kekhawatiran juga.
"Siapa yang nelpon?" tanya Jennie penasaran.
"Ntar saya jelasin," ujar Angga.
Dengan gerakan cepat, Angga lalu menyambar kunci mobilnya yang tergeletak sembarangan di samping lampu tidur.
"Abang mau kemana? Jennie ikut yah," pinta Jennie saat melihat Angga yang nampaknya akan bepergian.
Angga mencoba menjelaskan sedikit atas situasi yang saat ini sedang dihadapinya.
"Kamu gak boleh ikut. Ini udah malam, gak baik orang hamil keluar malam-malam. Dan maaf banget, saya lagi buru-buru, Jen. Ntar saya jelasin ke kamu ya," ucap Angga mencoba agar Jennie mengerti.
Jennie hanya mengangguk, "Iyah, tapi hati-hati ya di jalannya," nasihatnya.
Angga mengangguk, lalu mengecup kening sang istri dengan durasi yang singkat. "Iya, gak bakalan lama kok. Tunggu di rumah ya. Love you Mama bayi," ucapnya dan langsung pergi keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You, Husband! [END√]
HumorAbdi Negara Series 1 Angga Faresta Mahawira, kapten TNI-AD yang saat menjalankan tugas negaranya di Bandung harus dipertemukan dengan gadis SMA yang super bar-barnya. Bahkan di pertemuan pertamanya saat mereka berada di dalam angkot bernomor 51, ga...