🔐 Nomor Misterius

4.2K 269 4
                                    

Hai!

Gatau deh, dari kemaren excited banget nulis cerita ini. Emm...mungkin karena mood-ku lagi lancar juga kali ya😂

Okeh, jangan lupa voment-nya yaa!

--------------------
Happy reading
--------------------

| Nomor Misterius

Seusai mengantarkan Angga ke terminal, Jennie pulang dahulu ke rumah dinas yang sedari awal-awal menikah ia dan Angga tempati. Masih banyak barang yang harus diambil, makanya ia kesana lagi dengan niatan ingin beberes dahulu.

Secara dari tadi pagi juga 'kan rumah ini sama sekali belum dibersihkan. Ia dan Angga malah sibuk dengan kegiatan bersama sampai lupa kalau keadaan rumahnya masih berantakan.

Beberapa pakaian kotor tidak Jennie cuci disana, ia lebih memilih mencucinya di rumah saja dikarenakan hari sudah mau menjelang sore, takut tambah berabe nantinya.

Setelah semuanya beres dan rumah ini bersih seperti semula, Jennie langsung membuka handphone-nya untuk memesan taksi online yang ada di sekitaran daerah ini.

Namun, mungkin karena hari sudah sore jadi taksi pun sulit didapatkan. Mau tak mau, ia pun lalu lebih memilih untuk mencari angkot saja di pinggir jalan yang begitu ramai.

"Angkot, Neng?"

Jennie menoleh, saat mendapati angkot bernomor 51--yang masih ia ingat bahwa angkot tersebut adalah tenpat dirinya dipertemukan dengan Angga--berhenti di hadapannya.

"Ehh...iya, mang. Nanti berhenti di pingggir jalan perumahan merdeka aja, ya," ucap Jennie pada supir angkot itu dan langsung masuk ke dalam.

"Nya atuh, Neng, geus apal da Mamang mah," ucap supir tersebut. Ia sudah hapal jalan rumah Jennie, saking seringnya dia dulu nganterin Jennie le sekolahnya. ("Iya, Neng, udah hapal Mamang juga.")

Ia sengaja duduk tepat di tempat dahulu ia pertama kali bertemu dengan Angga. Bahkan, masih terbayang olehnya bagaimana pertemuan kocak mereka dahulu.

"Om ek kamana?"

"Saya gak ngerti Sunda!"

Bahkan masih teringat dengan jelas di memori ingatan Jennie saat dia dengan beraninya menyapa Angga--orang yang pada saat itu belum dia kenal sama sekali dengan menggunakan bahasa Sunda.

Dan masih ia ingat juga bagaimana saat itu Angga terkekeh sembari mengulas senyum manisnya dihadapan Jennie untuk yang pertama kalinya. Senyumnya begitu manis, hingga siapapun yang melihat senyuman itu pasti akan dibuat terpana olehnya.

"Ya Allah, jodoh Jennie kenapa harus datang kecepatan gini sih? Padahal Jennie kan masih sekolah."

"Halu!"

"Ya Allah, gak papa kok Jennie nikah sekarang. Asalkan sama om-om yang ada di depan Jennie ini."

Jika mengingat kejadian itu rasanya malu banget, ternyata sebenarnya dia duluan yang ngebet pengen berjodoh sama Angga. Tapi pas udah beneran jodoh, malah main gengsi-gengsian. Dan parahnya, sok-sokan gak bales perasaan Angga yang sekarang udah cinta banget sama dia.

With You, Husband! [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang