🔐 Welcome Or Goodbye

6.2K 334 11
                                    

Judul part-nya bikin overthinking ya, HAHA

Jangan lupa voment yaa!

-----------------------
Happy Reading
-----------------------

| Welcome Or Goodbye

Pukul 02.30 dini hari.

Berjam-jam Jennie mengalami sakit di perutnya, namun hingga kini bayinya itu tak ingin kunjung keluar melihat dunia barunya.

Setiap kali dokter memeriksa ia sudah mencapai ke pembukaan ke berapa, tetap saja dia stuck di pembukaan kelima.

Berulang kali pula Annis mencoba menghubungi Angga, namun Abangnya itu tak kunjung mengangkat telepon darinya.

"Jennie sayang, Mama tau ini sakit banget. Tapi kamu coba tahan dulu ya sebentar, bayi kamu belum mau keluar. Mungkin dia nunggu Papanya pulang dulu," ucap Tyas pada menantunya sambil terus mengelap keringat yang sedari tadi bercucuran di wajah cantik sang menantu.

Hawa malam ini memang bisa dibilang dingin, tapi bagi Jennie entah kenapa suasana malam ini terasa sangat mencekam dan panas bagi dirinya.

"Ma, tapi ini sakit banget, akhh..." ujar Jennie merasa tak tahan.

"Aduh, tapi gimana ya, Jen." Tyas jadi khawatir sendiri. "Nis, Abang udah angkat belum telponnya?" tanyanya pada Annis.

"Belum, Ma," jawab Annis. Melihat orang yang mau melahirkan secara langsung di depan matanya, Annis juga ikut ketar-ketir.

"MAH, INI ABANG ANGKAT TELPONNYA!" Heboh Annis saat telponnya tersambung dengan Angga yang di seberang sana.

"Halo, Angga! Kamu cepet pulang! Bayi kamu gak keluar-keluar! Mereka nungguin kamu, Angga. Aduh, kasian istri kamu, Ga! Mama gak mau tau pokoknya kamu harus pulang sekarang! Cucu Mama gak brojol-brojol nih." Saat telpon terhubung, Tyas langsung nyerocos tiada hentinya.

"Angga udah di jalan, Ma. Mama sekarang ada di rumah sakit mana?" tanya Angga di telponnya.

Ternyata dia sedang di jalan menuju arah pulang. Mengetahui anaknya yang sedang dalam perjalanan, Tyas lalu memberitahukan nama rumah sakit tempat Jennie bersalin kepada anak sulungnya.

Setelah itu, Tyas langsung mematikan sambungan telponnya secara sepihak. Ia langsung kembali melihat keadaan mantunya.

"Dok, tolong periksa lagi, ini menantu saya udah pembukaan ke berapa?"

Dokter pun lalu memeriksa kembali.

"Maaf, Bu, kami belum bisa melakukan tindakan lebih jauh karena saat ini baru pembukaan tujuh. Harap menunggu tiga pembukaan lagi," jelas sang dokter.

"Tapi mantu saya udah kesakitan banget, dok!"

"Maaf, Bu, saya tidak bisa mengambil tindakan dulu. Ibu tahu kan, melahirkan normal itu sampai pembukaan sepuluh? Dan menantu Ibu ini baru sampai di pembukaan tujuh. Saya tidak ingin mengambil resiko apapun. Saya permisi dulu, Bu. Jika menantu Ibu sudah merasakan sakit lagi, Ibu bisa panggil saya di ruangan sebelah. Permisi!"

With You, Husband! [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang