🔐 Benar-benar Pergi

5.5K 321 3
                                    

Jangan lupa voment, okey?!

--------------------
Happy reading
--------------------

| Benar-benar Pergi

Sinar mentari pagi masuk  menyinari sebuah ruangan yang di dalamnya ada 2 orang insan yang saling berpelukan. Secercah sinar terangnya berhasil masuk ke dalam netra mata insan masing-masing.

"Hoammm....ahh~" Jennie menguap sambil berusaha mengumpulkan setengah nyawanya yang masih bergantungan di alam mimpi.

"Udah pagi ternyata," katanya sambil melihat sekeliling dinding kamar yang terang walaupun gordennya belum dibuka.

Jennie melirik pada Angga yang sedang tertidur pulas tanpa beban di samping dirinya. Pandangan matanya tiba-tiba jatuh pada lengan sang suami yang begitu erat memeluknya. Dengan tenaga ekstra, Jennie berusaha melepaskan rengkuhan tangan Angga yang melingkar erat di perutnya. Ia benar-benar ingin langsung membersihkan diri, badannya benar-benar terasa sangat lengket sekali.

"Akhhh!" ia tersentak kaget karena pada saat ia ingin beranjak bangun, bagian bawahnya terasa sangat nyeri sekali.

"Akhh sakit banget lagi," katanya sambil berusaha untuk bangun lagi. Tapi usahanya gagal, karena keadaan bagian bawahnya memang sangat nyeri dan perih.

Mau tak mau, dengan modal nekatnya, Jennie lebih memilih pergi ke kamar mandi dengan cara ngesot di lantai. Mana letak kamar mandinya ada di luar kamarnya lagi.

Dengan selimut yang menutupi tubuhnya, Jennie bergerak sedikit-sedikit seperti suster ngesot yang ada di film-film horror. Bodoamat lah dengan Angga yang sekarang gak pakai selimut, Jennie gak memikirkannya. Toh sekarang Angga telanjang di depan dia juga, Jennie udah lihat semuanya semalam.

Merasa pergerakan pada kasurnya membuat Angga yang mulanya terlelap sekarang sudah membuka matanya.

Pemandangan yang pertama kali ia lihat saat membuka mata adalah---seseorang yang sedang ngesot di lantai kamarnya!

"WOY, SETAN! NGAPAIN LO NGESOT DISINI, HAH?!" teriaknya yang mengira bahwa yang sedang ngesot itu setan.

Gimana nggak ngira setan coba, penampilan Jennie emang awut-awutan banget. Rambutnya aja udah kayak bentuk mie yang siap digulung.

"Mana setan, mana? Istri sendiri dibilang setan!" sewot Jennie.

"Lhoo--itu kamu, Jen? Saya kira setan. Abisnya kamu ngesot-ngesot segala sih."

"Jennie juga ngesot juga gara-gara Om Angga semalem!" balas Jennie tak mau mengalah.

"Om lagi?! Padahal bagian semalem aja pas desah ngomongnya 'Ahh Anggah udahh ahh'. Sekarang ngomongnya malah Om lagi," kata Angga sambil mempraktekan sepotong kalimat memalukan hasil kegiatan semalam.

Jennie hanya bisa memanyunkan bibirnya menahan malu saat Angga malah menggodanya seperti ini.

"Jen, siniin selimutnya deh. Kamu jahat banget sih, masa saya dibiarin bugil kayak gini," ucap Angga sambil berusaha merebut selimut yang Jennie lilitkan menutupi tubuh telanjangnya.

Jennie tak tinggal diam, ia berusaha mempertahankan selimutnya itu agar tidak melorot.

Melihat Jennie yang tetap keukeuh tidak mau berbagi selimut, membuat Angga nekat mendekati sang empu yang masih terduduk dengan jarak yang masih dekat dengan ranjang tempatnya tidur untuk menarik secara paksa selimut itu.

With You, Husband! [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang