🔐 Mantan Angga Selusin?!

4.1K 266 0
                                    

Heii!!

Jangan lupa voment-nya yaaa!!

---------------------
Happy Reading
---------------------

| Mantan Angga Selusin?!

Ujian Nasional beserta ujian praktek kelulusannya juga Jennie selesaikan tanpa hambatan. Kini, tinggal waktunya dia menunggu hari kelulusannya saja yang tinggal menghitung beberapa waktu lagi.

Karena jadwal sekolahnya yang sudah free, Jennie lebih memilih untuk bolos saja. Percuma juga sekolah, palingan cuma numpang muka doang. Kalau sudah ujian nasional seperti sekarang ini kan absensi kehadiran siswa pun sudah tak diberlakukan.

Bukan hanya Jennie saja yang bolos, bahkan teman-teman sekelasnya juga. Termasuk Vika. Makanya, hari ini Jennie membuat janji dengan Vika untuk hang-out keluar sembari mencari kebaya yang akan dipakainya di hari kelulusan nanti.

"Halo Vika, kamu dimana?"

"Di depan rumah kamu, Jen! Cepet keluar!!"

"Oke-oke. Tungguin yaa!"

"Siip."

Mengetahui Vika sudah ada di depan rumahnya, Jennie langsung beranjak dari duduknya. Ia lalu meraih tas slingbag-nya dan langsung keluar dari kamar.

Sesampainya di ruang keluarga, Papinya yang sedang membaca koran--melirik sejenak ke arahnya, lalu bertanya untuk memastikan putrinya ini akan pergi kemana.

"Kamu mau kemana, Jennie?" Tanyanya.

"Mau keluar, Pi. Sama Vika juga kok," kata Jennie lalu berjalan ke arah Papinya untuk menyalami tangannya.

"Oke, Papi izinkan. Tapi jangan sampai sore! Kamu juga tahu kan kalau setiap sore tuh suka hujan?"

"Iya, Pi, iya."

"Inget juga sama kandungan kamu. Jangan nunda-nunda makan dan minum air putih yang cukup. Jangan banyak aktif gerak kesana kesini apalagi sampai lari-lari, lompat-lompat sama---"

"Oke, Pi. Udah yaa, kasihan Vika udah nungguin dari tadi. Babay, Pi! Ntar pulangnya Jennie beliin sate kelinci."

Tanpa memperdulikan kelanjutan ucapan papinya, Jennie langsung main pergi saja. Papinya yang melihat itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.

"Ck, anak itu. Tau aja Papinya suka sate kelinci."

🔐

"Yang itu tuh, Jen! Warnanya soft dan cocok banget buat kamu," seru Vika saat memilihkan kebaya untuk acara perpisahan nanti.

"Eh tapi jangan deh. Menurut aku kamu lebih cocok lagi pake yang warna peach itu aja tuh! Atau nggak yang orange itu! Emm...tapi yang merah juga cocok sih," ujarnya yang malah sibuk sendiri memilihkan baju kebaya untuk Jennie.

Jennie malah tambah malah bingung memilih bajunya karena saat ia sudah suka dengan baju kebaya yang ini, Vika malah menunjuk baju kebaya lain yang katanya lebih bagus.

"Jennie, kok malah bengong!" Serunya. "Buruan pilih, ih!" Suruhnya.

"Gimana aku bisa milih dengan tenang, Vika!! Kamu dari tadi komporin aku mulu buat milih yang ini lah, yang itu lah, yang apalah. Kan aku pusing, Vik, milihnya."

Vika hanya menyengir, menampilkan senyum dengan wajah tanpa berdosanya. "Hehe...iya, yah. Yaudah deh, serah kamu aja deh sok pilih sendiri.

Jennie lalu memilih kebaya berwarna peach. "Yang ini bagus kan?" Tanyanya meminta pendapat dari Vika.

"Bagus banget! Cocok juga buat kamu apalagi dari model bajunya yang gak rada ketat gituh. Aku dukung banget kamu buat pilih baju ini," kata Vika sambil mengacungkan jempol tangannya.

"Yaudah deh, aku ambil baju ini. Oh ya, kamu mau yang mana?"

"Kayaknya yang ini aja deh, yang warna cream."

🔐

Di sebuah kafè yang lumayan terkenal nge-hits di kalangan kaum muda dan remaja Jakarta, Angga bersama Adhi sedang santai-santai sejenak melepas lelah dari penatnya kerja sambil meminum Cappucino coffe yang sudah mereka pesan sebelumnya.

"Gue lihat-lihat lo deket lagi sama si Grace mak lampir itu, ya?"

"Bahasa lo tolong benerin. Grace bukan mak lampir!"

"Bukan sih, tapi masih keturunannya," cerca Adhi yang ditujukan pada Grace. "Btw, inget, lo udah punya bini. Jangan berani main api di belakang. Kena karma kek suami-suami di tipi indo*siar baru tau rasa lu!" Lanjutnya.

Angga lebih memilih mengabaikan nasihat yang Adhi berikan. Ia kembali menyesap cappucino caffe-nya.

"Oh ya, lo jadi kan ke Bandung?"

"Ya jadilah. Yakali bini lulus gue gak hadir di hari graduation-nya."

"Bagus deh. Artinya lo masih inget sama istri lo," kata Adhi dengan sarkasnya.

"Sejak kapan juga gue lupa sama istri gue sendiri. Tiap detik juga gue mikirin dia mulu," ucap Angga tak mau kalah.

"Bucin lo, Ga!"

"Dari dulu juga gue tuh bucin kali."

"Iya, bucin! Saking bucinnya lo yang ujung-ujungnya dikhianatin."

Angga mendelik tajam pada sahabatnya yang minim akhlak itu. "Jangan bahas itu. Udah masa lalu!"

"Masa lalu yang sampai sekarang belum terlupakan lebih tepatnya," ujar Adhi menebak-nebak.

"Sotoy!"

"Bukan sotoy tapi faktanya. Gue tau kok lo belum bisa move on dari si Grace."

Angga hanya bisa bersikap stay cool karena bingung mau jawab apa. Yakali dia jawab kalau dia itu emang beneran gamon sama Grace.

"Gak lah, gue orangnya setia."

"Setia dari lubang buaya! Kalau aja Jennie tau lakik-nya ini punya mantan selusin pas SMA, gak kebayang deh gimana reaksinya," ucap Adhi menyindir.

Ya, sewaktu remaja dulu Angga memang tipe cowok playboy. Jika dia sudah bosan dengan satu cewek, dia akan memangsa cewek yang lainnya. Tapi tenang, gaya pacarannya dulu tuh aman-aman aja kok. Cuma pas sama Grace aja dia pernah ciuman bibir. Itupun hanya beberapa kali saja.

"Awas aja kalo lo sampe ngadu ke istri gue!" Ancam Angga.

"Gue gak bisa janji, cuma bisa insyaallah aja. Ya, bisa jadi kan suatu saat gue khilap ngebocorin rahasia lo ini?! Siap-siap aja sih kalau nanti Jennie tau. Konsekuensi-nya sih paling lo gak dikasih jatah sebulan sama Jennie, hahaha..."

"Sialan lo!"

----------------------
To be Continued
----------------------

Maaf baru up!! Belakangan ini sibuk banget, ditambah kalo ada waktu luang juga pengennya drakoran mulu😂

Haha, maafin yaa! Gara-gara Angga Jennie juga sih yang LDR-an, jadinya gairah menulisku nurun banget. Aku itu sebenernya adalah tipe orang yang gak suka kalau tokoh utama dipisahkan, wkwkk...

See you soon in the next chapter, dear!!!♡

With You, Husband! [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang