04. Olahraga.
"WOY, YAN. GUA TITIP GHINA YA, AWAS AJA SAMPAI ADA LUKA! LO YANG GUA BUNUH SELANJUTNYA!" Ucap Ashraff serius, ia menatap Rian yang mengangguk mantap kearahnya.
Malam ini Ashraff akan benar-benar pergi keluar kota. Setelah kejadian beberapa jam tadi, Ashraff memutuskan menyuruh Aldi untuk mengantar jemput Aila saja selama tidak ada dirinya dan pak Budi yang sedang balik kampung.
Aldi sempat menolak, tapi akhirnya setelah berdebat panjang dengan dirinya. Cowok bergingsul dua di kanan dan kiri itu akhirnya mau.
Kedua adiknya sudah mengetahui akan kepergiannya ke luar kota ini. Mereka tidak bisa menahan Ashraff, karena ini adalah hal yang sangat digemari Ashraff.
"Kamu Hati-hati Ya, Sayang." Ghina Memeluk Ashraff erat.
"Iya, kamu juga jaga diri baik-baik ya." Ashraff mencium Rambut gadisnya. "Cium, kan aku mau pergi."
Ghina tersenyum, gadis itu sedikit berjinjit agar bisa mencium lelaki jangkung didepannya ini. Seperti yang dijanjikannya kemarin, gadis itu mencium kening Ashraff, pipi kemudian bibir.
Cup
Cup
Cup
Ashraff terkekeh, mendapat perlakuan itu. "Yaudah, Aku berangkat dulu." Ashraff masuk lagi kedalam mobilnya, ia tidak naik transportasi umum. baginya, Jakarta itu dekat jika mengendarai mobil.
Ghina menatap nyalang kepergian mobil Ferarri Ashraff. "Cie, Sepi ditinggal pacar." Goda Rian tertawa kecil.
Ghina menoleh, "Yaudah Ayo anterin Gua pulang." Ajaknya, yang langsung masuk kedalam mobil Rian.
"Cie Ghina bakal LDR!"
"Kayak Lo Enggak LDR aja, Yan!"
Aila duduk dimeja makan, cewek itu sedang memakan sarapan nya. Hari ini ia sangat senang bisa berangkat sekolah bersama Aldi. Gadis itu terus-terusan melirik kearah tangga, menunggu cowok yang ditunggunya turun.
"Sayang, Papa berangkat dulu. Kamu hati-hati," Bram beranjak berdiri dan pergi bekerja. Aila hanya mengangguk, menanggapinya.
Sebuah senyuman terbit dibibir mungil Aila, saat melihat Tubuh Cowok yang disebutnya Abang itu. "Bang enggak makan dulu?" Tanya Aila.
"Enggak."
Melihat langkah Aldi yang cepat membuat Aila mengambil tasnya dan Langsung mengejar Aldi. Ia takut cowok itu akan meninggalkan dirinya.
"Abang ih tunggu," Aila mencoba menahan tangan Aldi, namun tidak bisa. Sulit sekali. Aldi menghidupkan motornya, membuat Aila langsung pura pura menelpon Ashraff.
"bang Ash, Bang Al mau ninggalin Aila!" Rengeknya di telepon. Aldi melotot, menatap Aila tidak percaya. Mengapa gadis itu menelefon Ashraff?
Aldi langsung mengambil handphone Aila, dan berbicara disana. "Enggak bang, Aila bohong." Menyadari tidak ada tanggapan dari sambungan tersebut, Aldi Melihat handphone Aila. Tidak ada panggilan berlangsung, Aldi menoleh kebelakang, melirik Aila yang sudah duduk Anteng di motornya sambil tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHALA; A3 [END]
Genç KurguBagaimana Rasanya Memiliki Abang Seorang Psikopat dan Seorang Ketua Gangster? Setiap harinya Bahkan Aila Harus Siap Sedia Mengobati dan membersihkan Luka Luka Ditubuh Abangnya Akibat Berkelahi. Tetapi, Kehadiran Aila itu Justru Membuat Ashraff dan A...