44. A3; Butuh Pelukan

408 46 5
                                    

44. Butuh Pelukan

Aldi menatap gundukan tanah didepannya dengan tangisan yang tak kunjung mereda. Aldi benar-benar terlihat sangat kehilangan. Ia masih tidak bisa terima dengan takdir.

Ashraff yang berada disebelah Aldi hanya mengelus-elus punggung Aldi Agar lebih tenang. Ashraff dapat merasakan bahwa tubuh Aldi bergetar hebat.

Disana juga Ada Aila yang terus menerus memeluk lengan Kanan Alvaro. Cewek itu tidak melepaskan tangan Alvaro sedari tadi.

Jazad Seorang Gadis bernama Vanila Aurora telah di masukkan kedalam peti lalu dikuburkan dengan semestinya. Acara pemakaman sudah selesai sedari tadi, banyak orang yang sudah berhamburan pergi. Namun, tidak dengan Keempat orang itu.

"Udah Al, Ikhlas." Lirih Alvaro tersenyum tipis. Ia tidak kuasa menahan tangisnya saat melihat Aldi seperti ini.

Aldi mendongakkan kepalanya, menatap Alvaro dan adiknya yang Berdiri tidak jauh darinya dan Ashraf. Aldi berdiri begitupun dengan Ashraff.

"La?" Panggil Aldi, pelan.

"Ini Abang."

Aldi tersenyum getir.

"Ala Enggak Mau Peluk Abang?"

Dapat Aldi Lihat Gelengan kepala Aila tunjukkan.

"Peluk Abang, La."

"Peluk."

"Abang butuh Pelukan Ala."

"Pelukan Ala itu menenangkan."

"Abang mau, Ala peluk Abang."

"Biar Abang Enggak sedih lagi."

Aila menatap Alvaro. Alvaro mengangguk, menyetujui permintaan Aldi. Aila menunduk kembali, ia menghela napas berat.

"ALA ENGGAK MAU PELUK ABANG."

"ALA UDAH ENGGAK SUKA SAMA ABANG."

"ALA BENCI SAMA ABANG."

"ABANG JAHAT."

"ALA ENGGAK SUKA."

"ABANG YANG UDAH BUAT KAK AURORA PERGI DARI KITA."

Ashraff menatap Aila lekat. Ia tidak percaya dengan Omongan Gadis Kecil dihadapannya ini. Tiba-tiba Ashraff menangis.

Aila yang melihat itu hanya menunduk dalam. Cewek itu menggoyangkan lengan Alvaro, mengajaknya untuk segera Pulang. "Bang Varo, Ayo Buruan Pulang."

"Ala Enggak Mau Disini—"

"Disini Banyak Pembunuh."

"Siapa Yang Ala Sebut Pembunuh?" Tanya Alvaro.

Aila menunjuk Ashraff dan Aldi bergantian. "Mereka—"

"Mereka Pembunuh." Lanjut Aila.

Ashraff dan Aldi tersenyum tipis. Air matanya terus mengalir deras. Ini sangatlah menyakitkan. Sungguh.

"Maaf, La."

"UDAH BANG VARO, AYO PULANG! NANTI DICARIIN PAPA!" Sentak Aila merengek.

"Ajak Pulang aja, Ro!" Suruh Aldi tersenyum kecil.

Alvaro menatap Aldi dan menggeleng. "Al—?"

Aldi Terkekeh, geli. "KASIHAN ADEK LO, MERENGEK PENGEN PULANG! DIA ENGGAK MAU DISINI, RO! DISINI ADA SEORANG PEMBUNUH KATANYA!"

"Al—? Bang—? maaf...." Ucap Alvaro Sebelum ditarik Kuat Oleh Aila. Mereka berdua pergi meninggalkan Ashraff dan Aldi.

"Bang .... "

ASHALA; A3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang