Bagaimana Rasanya Memiliki Abang Seorang Psikopat dan Seorang Ketua Gangster?
Setiap harinya Bahkan Aila Harus Siap Sedia Mengobati dan membersihkan Luka Luka Ditubuh Abangnya Akibat Berkelahi.
Tetapi, Kehadiran Aila itu Justru Membuat Ashraff dan A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Varo mau kemana?"
Alvaro tersenyum, "Ini Mau bawain buku-buku ke perpustakaan."
"Mau Aila bantu?"
"Enggak usah, gapapa! Gua bisa sendiri,"
"Tapi, Aila mau bantu!"
"Beneran?"
"Iya, Kak"
Alvaro terkekeh kecil, cowok itu memberikan sebagian buku kepada Aila, "berat enggak?"
"Berat, dikit." Aila terkekeh, cewek itu mengikuti langkah Alvaro.
"Kaki Lo kenapa?"
"Ini, jatuh dari motor,"
"Enggak papa?"
"Iya enggak papa, Aila kan kuat!"
Alvaro tersenyum, "Taruh disini aja," ucapnya kepada Aila saat sampai didalam perpustakaan.
"Jadi OSIS enak enggak kak?" Tanya Aila, setelah mengantarkan buku ke perpustakaan. kini, mereka berjalan di koridor.
"Ada enaknya, ada Enggaknya."
Aila mengangguk, paham. "kenapa? Aila mau jadi Anggota OSIS?"
"Mau sih, tapi Aila ngomong dulu sama Abang!"
"Oke, nanti kalo boleh Cari Gua Aja!"
"Iya,"
"Gua mau tanya."
Aila menoleh, "tanya apa?"
Alvaro menggeleng, "enggak jadi."
"Lah Kenapa?"
"Enggak, ke kantin Ayo!" Ajak Alvaro, Aila mengangguk. Mereka berjalan kearah kantin, lagi-lagi banyak pasang mata yang menatap Aila. Mengapa Aila selalu beruntung? Batin mereka.
"Mau pesan apa?" Tanya Alvaro duduk di kursi yang masih kosong.