11. A3; Nomor WhatsApp?

787 85 85
                                    

11. Nomor WhatsApp?

Aldi berjalan masuk kedalam kamar Aila. Cowok itu mendekat kearah Aila yang sedang berdiri didepan sebuah Cermin besar.

"Kalo masih sakit enggak usah sekolah!" Suruhnya, menyadari Aila yang sudah siap dengan seragam sekolah nya.

Aila menoleh dan tersenyum, "Enggak papa kok, udah enggak sakit. Nanti kalo Ala enggak sekolah, Ala enggak ngerti!"

Aldi menghela nafasnya, "Enggak sekolah sehari, enggak buat Ala jadi Bodoh!"

Aila terkekeh, geli. "Nih, Buat Aila!" Aila menatap Aldi, cowok itu menyodorkan coklat kearahnya, Aila mengambil coklat itu dan memasukkannya di saku baju.

"Makasih Bang Al yang ganteng, Tumben baik!"

Aldi berdecak, "Jahat salah, Baik salah."

Aila tersenyum manis, "Ayo turun! Ala mau makan!"

Aldi memapah Aila. Aila tersenyum senang, sebenarnya ia sudah bisa berjalan sendiri. Namun, melihat Aldi yang perhatian seperti ini membuat Aila jadi sedikit senang.

Cowok itu pasti begini karena kasihan atau paksaan saja, Hal ini tidaklah tulus dilakukan oleh Aldi. Aila tahu itu tapi entahlah, tidak bisa dipungkiri pagi ini dirinya bahagia.

Ashraff yang melihat keduanya tersenyum, tipis. "Nanti Ala berangkat naik mobil bareng bang Ash aja!"

Aila mengangguk, setuju. Ia melirik Aldi yang sedang menarik kursi ingin duduk di meja makan.

"Non Ala mau makan apa? Biar bibi Ambilin!" Ucap Bi Asih ramah.

"Aila mau itu aja!" Tunjuknya kepada nasi goreng dan Ayam Goreng. Bi Asih mengangguk dan mengambilkan kemauan Aila tersebut.

Tidak ada pembicaraan seterusnya, Aila hanya menatap kedua Abangnya, sedangkan yang ditatap sedang sibuk makan sambil bermain ponsel.

Setelah selesai, Mereka semua beranjak berdiri dan bersiap akan berangkat. Aila masuk kedalam mobil Ashraff, sedangkan Aldi masih berdiri didepan pintu, memakai jaket dan helmnya.

Setelah mobil Ashraff berangkat, Aldi kembali memainkan handphonenya. Beberapa menit kemudian cowok itu melajukan motornya kearah sekolah.





"Belajar yang bener! Kalo ada yang ganggu Ala bilang Bang Ash! Oke?"

Aila tersenyum mendengarnya, ia mengangguk singkat. "yaudah Bang, Ala duluan." Cewek itu membuka pintu mobil dan keluar.

Banyak sorot mata yang memandangi Aila. Merasa diliatin Aila mengulum senyumnya, sambil terus berjalan ke kelasnya.

"Kenapa Lo?" Tanya Leo melihat Aila, cowok itu sedang menyontek siswa lain.

"Enggak papa," Aila menaruh tasnya diatas meja dan duduk.

"Masa iya?" Leo menendang kuat kaki Aila, cewek itu meringis kesakitan. Tendangan ini bahkan tiga kali lebih kuat dari tendangan Rian kemarin.

"Katanya enggak papa, ditendang doang nangis." Ejek Leo.

Aila hanya diam, tangannya mengusap-usap kakinya yang sakit dibawah sana. Ia berdoa semoga kali ini Leo tidak berniat untuk mengerjainya.

 Ia berdoa semoga kali ini Leo tidak berniat untuk mengerjainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ASHALA; A3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang