41. Kangen Abang.
Bersama Alvaro di sebelahnya, Aila menatap Nanar Seseorang yang terbaring lemah di Ranjang rumah sakit dengan berbagai alat medis.
Aila tidak ingin masuk kedalam Ruangan, ia hanya mengintip dibalik kaca. Aila tersenyum tipis. "Semoga Cepet Sembuh Bang Al." Gumamnya.
"Maafin Ala Enggak Bisa Dampingi Bang Al disitu."
"Tuhan, Sadarkan Lah Abang dan Kak Aurora." Doanya, memejamkan mata.
Alvaro menatap sendu Aila yang mencoba untuk tersenyum manis. Ia tahu Aila pasti sangat ingin memeluk Aldi, tetapi Gadis itu masih kekeuh merasa Aldi tidak menginginkannya lagi.
Aila menghembuskan nafas, panjang. Cewek itu menoleh mentap Alvaro yang sedari tadi menatapnya. "Bang Varo?" Panggilnya pelan.
"Iya?"
"Anterin Aila Ke Apartemen Bang Ashraff. Ini kuncinya, Aila masih punya." Tunjuk Aila mengeluarkan sebuah kunci dari dalam tasnya. Kunci itu masih berada bersamanya sejak kejadian Aldi kecelakaan itu.
Alvaro mengangguk, setuju. Ia menggenggam tangan Aila dan tersenyum. Aila terkekeh, cewek itu mengayunkan tangannya dan Alvaro di udara. Alvaro tersenyum tipis, Aila balas tersenyum terpaksa. Alvaro tahu itu.
Mereka berjalan kearah parkiran. Terlihat jelas tatapan Aila kosong. Tidak butuh waktu lama, keduanya sampai di sebuah apartemen besar milik Ashraff.
Lagi lagi Aila menghembuskan napas, panjang. Ia mengajak Alvaro untuk masuk, tetapi Alvaro menggeleng dan memilih mengatakan untuk menunggu diparkiran.
Aila Naik keatas lift seorang diri. Ia menunduk, lemah. Aila kembali mendongak ketika pintu lift terbuka. Gadis itu Keluar dari lift.
Aila mengeluarkan kunci apartemen. Cewek itu tersenyum saat pintunya terbuka. Aila mengedarkan pandangannya, kakinya mendadak lemas.
Aila jatuh terduduk di lantai. Apartemen ini, banyak sekali mengingatkannya bersama dengan Ashraff dan Aldi.
Aila menoleh ke arah kanan, Dimana Seolah-olah ada bayangan nya dan Aldi dulu ketika bermain Game.
"Nanti Abang gendong. Mau pake Hero apa?"
"Apa aja yang penting bisa menang!"
Aldi terkekeh, "Layla aja udah yang enak!"
"Abang pake Apa?"
"Gusion"
"Apa Ala mau pake Dyrroth?" Saran Aldi.
"Maunya hero yang cantik Kayak Ala!"
"Yaudah terserah Ala mau pake mana!"
"Yang ini aja deh, kayaknya mantep!"
"La, jalan! Jangan diam ditempat aja!"
"Jalan pencet mana?"
"Ini, Cantik!" Geram Aldi menunjuk salah satu tombol di stick PS.
Aila mengangguk, gadis itu tersenyum senang saat Layla, Hero yang digunakannya bisa berjalan.
"Ngapain muter-muter? Ayo ikut Abang, nyerang!"
"Yah, Abang. Darah Ala mau habis!" Teriak Aila melihat Layla. Aldi memutar bola matanya, malas. Aldi memasang tubuh heronya untuk melindungi Hero Aila.
"Ih, punya Ala mati!"
"Pencet skil pake yang ini!"
Aila memekik senang saat berhasil membunuh satu lawannya, Aldi yang melihat itu terkekeh geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHALA; A3 [END]
Ficção AdolescenteBagaimana Rasanya Memiliki Abang Seorang Psikopat dan Seorang Ketua Gangster? Setiap harinya Bahkan Aila Harus Siap Sedia Mengobati dan membersihkan Luka Luka Ditubuh Abangnya Akibat Berkelahi. Tetapi, Kehadiran Aila itu Justru Membuat Ashraff dan A...