10. Kekhawatiran Al
"Mana seblaknya?" Tanya Rio dan Galang bersamaan.
"Nanti, dianterin kesini!"
"Bener ya?"
"IYA!"
"Bohong kita santet, Ya Ri!" Celetuk Galang, bercanda.
"Astaghfirullah, Galang. Ngajarin yang sesat!" Rio menggeleng heran, "Tapi boleh juga ide Lo, Lang!"
Galang Terkekeh, lalu mereka berdua berbisik-bisik. Aldi menatap keduanya, malas.
"Lo beneran beli?" Tanya Adam memastikan. Aldi mengangguk,
"WAH MAKAN NIH KITA MAKAN CUG!"
Tidak lama, mang Sholeh datang membawa semua pesanan lima puluh bungkus Seblak yang Aldi minta tadi.
Rio menjilati bibirnya, tidak sabar. "ASIK MAKAN MAKAN!"
Mang Sholeh terkekeh melihat tingkah Rio, "MAKASIH YA MANG, SEMOGA SEBLAKNYA LARIS MANIS."
"IYA SAMA SAMA, YAUDAH MAMANG PULANG DULU."
"HATI-HATI MANGG."
mereka membagi rata Seblak itu kepada anak-anak yang datang Nongkrong hari ini, tidak semua hanya beberapa yang hadir, "SATU ORANG SATU SEBLAK YE!" Teriak Galang. "GUA DUA!"
"Galang enggak boleh serakah! Siniin satunya, buat Gua!" Sewot Rio tidak terima.
"HEH, DIDEPAN MAKANAN MALAH RIBUT! BUAT GUA SINI!" Sahut Rara yang baru saja sampai di basecamp. Ia menaruh helmnya dan duduk mendekat ditengah tengah Rio dan Galang.
Sengaja, Anak-anak yang mengabari cewek itu tadi, jika Aldi membelikan seblak Mang Ujang. kebetulan memang Rara itu suka sekali dengan seblak.
Aldi tersenyum kecil, memandangi teman-temannya bercanda sambil makan. Tidak apalah jika ia tidak memakannya, melihat Mereka senang Aldi juga ikut merasa senang. Lagipula, Aldi memang tidak lapar.
"SEMOGA BOS MAKIN GANTENG, MAKIN KAYA, CEPAT DAPAT CEWEK, TERUS JAGO GOYANG!"
Jago Goyang? Aldi menautkan alisnya. "Goyang apa?"
Bukannya menjawab, Rio malah terkekeh. Melihat itu, Aldi menghela nafasnya. Aldi mengambil gitarnya dan mulai memetik senar-senar itu. Sebuah lagu ia senandung kan.
"MANTEP. ENAK BANGET AL, MAKAN DINYANYIIN!" Celetuk Galang.
"Bener Lang! Untung aja Si Bos bukan pengamen Yang di Toko-toko itu!" Rio tersenyum, "jadi kita enggak perlu bayar!"
Sontak suasana didalam basecamp pecah menjadi tawaan. "Al, Lagu Bucin Al!" Suruh Adam.
"Eh, Jangan! Seamin Tak seiman Bos!" Suruh Rio. "Enak banget denger lagu ini,"
"Maksud Lo apa ya, Ri?" Sewot Galang tidak terima. Ia merasa Rio sedang menyindirnya.
"Lah, Kenapa Emang?" Goda Rio.
Aldi terkekeh, ia jadi teringat dengan Ashraff, Abangnya. Kisah cinta cowok itupun tidak kalah beda dengan kisah Galang dan Dynara.
Aldi merogoh handphonenya dan membuka aplikasi WhatsApp nya, ia menelpon nomor Aila. Entahlah, ia hanya ingin tahu keadaan gadis itu sekarang.
Aldi berdecak, mengapa tidak tersambung? Mengapa nomornya tidak aktif? Apakah gadis itu baik-baik saja?
"Kenapa Lo Al?" Tanya Samuel di sela-sela makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHALA; A3 [END]
Teen FictionBagaimana Rasanya Memiliki Abang Seorang Psikopat dan Seorang Ketua Gangster? Setiap harinya Bahkan Aila Harus Siap Sedia Mengobati dan membersihkan Luka Luka Ditubuh Abangnya Akibat Berkelahi. Tetapi, Kehadiran Aila itu Justru Membuat Ashraff dan A...