02. A3; Beda

1.2K 167 31
                                    

02. Beda.

"Gua dapet Kenalan, cewek. Cantik nih, seagama lagi sama Lo!"

Ashraff melirik sekilas, lalu menggeleng. "Ghina Gaada duanya," cowok itu tersenyum membayangkan wajah kekasihnya.

"Tapi Lo beda, sama dia brayy!"

"Santai aja, Gua sama dia udah jalanin ini selama dua tahun. Gua bakal bawa dia buat ikut tuhan Gua!"

"Lo yakin?"

"Iya"

Rian menepuk-nepuk pundak Ashraff. "Semoga itu yang terbaik buat kalian."

Ashraff tersenyum tipis. Berat memang menjalani hubungan beda Agama. Saingan mereka bukanlah manusia melainkan tuhan.

"Lo kesini udah izin belum sama Ghina?"

Ashraff mengangguk, "udah, dia percaya sama Gua."

Ashraff merogoh handphonenya yang bergetar, ada panggilan masuk sepertinya. 'Aila?' Ejanya membaca nama seseorang yang menelefon nya.

"Kenapa, La?" Ucap Ashraff sedikit berteriak. Pasalnya suara Musik Disco disini sangat kencang, membuat suara Aila tidak kedengaran.

"....."

"Hah? Al? Kenapa?"

"....."

"Abang pulang sekarang!" Ashraff mematikan Sambungan tersebut secara sepihak. Cowok itu menepuk pundak Rian, "Gua duluan, ada urusan." Rian mengangguk, paham. Ashraff berlari keluar club dan melajukan mobilnya kencang. Yang ada dipikiran cowok itu sekarang hanyalah, nasib adik lelakinya.

Plakkk.

Sebuah tamparan mendarat sempurna dipipi mulus Aldi, cowok itu menatap marah Bram didepannya. Bau amis, dapat Aldi rasakan lagi keluar dari ujung bibirnya.

"TAWURAN AJA TERUS, MAU JADI APA KAMU? KAYAK ABANG KAMU ITU? HAH?" Tanya Bram.

Aila yang sedari tadi melihat Itu hanya mengingit bibir bawahnya takut. Aldi baru saja Pulang dari sekolahnya tetapi wajah Aldi sudah babak belur akibat Cowok itu lagi-lagi tawuran.

Dan hal itu diketahui oleh Bram, ia marah melihat itu. Aila berharap semoga secepatnya Ashraff akan datang, tidak ada yang berani sedikitpun melawan papanya kecuali Ashraff.

Bram mengambil tongkat baseball di pojok ruangan, cowok itu akan memukuli tubuh Aldi dengan ini. Ia sangat membenci kedua anak cowok mendiang istrinya ini, yang sangat nakal.

Bugh

Bugh

"ARGH!" Aldi meringis, cowok itu terduduk dilantai. "PUKUL AJA TERUS! ANDA GAGUNA JADI ORANG TUA!"

"KURANG KAMU?" Bram ingin melayangkan lagi tongkat baseball itu. Namun urung, saat kehadiran seseorang datang.

"BRAM SANJAYA!" teriak Ashraff, ketika melihat cowok itu memukul adik lelakinya.

Bram Menoleh, menatap Ashraff tajam. Ia dapat mencium Bau Bir dari tubuh Ashraff. Ashraff mendorong tubuh Bram dan menyembunyikan tubuh Aldi dibelakang tubuh kekarnya.

"GUA UDAH BILANG BEBERAPA KALI! JANGAN PERNAH LUKAIN ADIK GUA! BIARIN DIA MAU NGAPAIN AJA! LO ENGGAK BERHAK NGATUR DIA, BRAM!" Bentak Ashraff, membawa Aldi naik keatas tangga.

"KALIAN BERDUA SAMA SAJA SEPERTI ALGRA SAGARA!" Teriak Bram membuang kasar tongkat baseball tadi kesembarang arah.

Aila berlari ikut masuk kedalam kamar Aldi, menyusul kedua Abangnya. Ashraff dan Aldi menatap Aila, Aldi langsung membuang wajahnya sedangkan Ashraff berjalan mendekat kearah Aila. "Ala tunggu disini dulu, jagain Bang Al ya. Bang Ash mau ambil Air hangat."

ASHALA; A3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang