17. Sakit
Hari ini, Ashraff menyuruh Aila untuk tidak Bersekolah Dulu Selama beberapa hari. Ashraff sangat takut, Aila akan mendapati perlakuan yang sama seperti kemarin. Semalaman juga, Ashraff memeriksa suhu tubuh gadis itu, sangat panas.
"La? Itu Ala Dapet jaket itu darimana?" Tanya Aldi, keluar dari kamar mandi. Cowok itu hanya memakai handuk.
"Jaket yang kayak punya Abang Al itu ya?" Tanya Aila balik, Aldi mengiyakan.
Aila berfikir sebentar, ia mencoba mengingat nama cewek yang Alvaro Katakan kemarin. "Rara."
"Rara?" Aldi tersentak kaget. Aila mengangguk, "kenapa?"
"Temen sekelas Abang."
"Iyakah?"
"Iya, Abang ganti baju dulu!" Ucap Aldi masuk kedalam Ruang ganti.
Aila kembali menidurkan dirinya dikasur, ia butuh banyak istirahat. Kemarin, pas sedang mandi Aila kembali pingsan didalam bathtub membuat Ashraff harus mengangkat tubuh gadis itu dan menidurkannya Kembali Di Kasur.
"Abang Tolong Anterin ya, itu jaketnya kak Rara," suruh Aila sedikit membuka matanya, menyadari Aldi yang sudah memakai seragam sekolahnya dan sedang merapikan rambutnya.
"Iya," jawab Aldi Singkat, sebenarnya ia sangat bingung harus berbicara apa pada Rara nanti. Pasti gadis itu akan menanyainya, mengapa jaket ini bisa ada dirinya. Mungkin.
"Abang sekolah dulu ya?" Ucap Aldi Lembut. Cowok itu menempelkan tangannya dikening Aila, Memeriksa Keadaan Gadis itu.
Aila mengangguk, singkat. "Hati-hati ya Bang. Abang udah makan?"
Aldi menggeleng Seraya Tersenyum, "Nanti Aja, Disekolah!"
Aldi mencium kening Aila, lama.
"Cepat sembuh, Ala Adikku,"
Aila tersenyum mendengarnya. Aldi beranjak berdiri dari kasur, Bertepatan dengan itu Ashraff kembali. cowok itu habis membelikan bubur untuk dimakan Aila Pagi ini.
"Mau sekolah Al?" Tanya Ashraff.
"Iya Bang, Al duluan ya!"
Ashraff mengangguk, Aldi turun Menggunakan lift dan menjalankan motornya, Pergi Menuju Rumah seseorang.
"Makan dulu!" Ashraff mengambil mangkuk, Kemudian menuangkan Bubur kedalamnya.
Ashraff menaruh sebentar mangkuk itu diatas Nakas. Ashraff duduk pelan-pelan dikasur, membantu Aila membenarkan posisinya menjadi duduk.
"Ala mau kerumah sakit aja enggak?" Tanya Ashraff sambil menyuapi Aila sesuap Bubur.
Aila menggeleng, "Ala takut jarum suntik,"
"Enggak papa, Sayang." Ashraff mengusap Lembut rambut Aila, "Enggak Sakit, katanya Ala mau jadi dokter masa takut jarum suntik?" Ashraff terkekeh.
"Enggak jadi, Aila Enggak mau jadi Dokter," jawab Aila, Cepat.
"Lah kenapa?"
"Enggak Apa-apa, Itu dulu, sekarang Ala mau jadi kayak Abang aja!"
Ashraff tersenyum tipis. Ada-ada saja, Sampai kapanpun Ashraff tidak akan pernah mengajari Aila bahkan membimbing Aila untuk menjadi sepertinya.
"Makan yang banyak, biar cepat sembuh." Suruh Ashraff Seraya Menjawil Hidung Aila, Gemas.
Aila mengangguk, Semangat. "Pasti cepat sembuh, kan makannya aja disuapin Abang Tercinta."

KAMU SEDANG MEMBACA
ASHALA; A3 [END]
Fiksi RemajaBagaimana Rasanya Memiliki Abang Seorang Psikopat dan Seorang Ketua Gangster? Setiap harinya Bahkan Aila Harus Siap Sedia Mengobati dan membersihkan Luka Luka Ditubuh Abangnya Akibat Berkelahi. Tetapi, Kehadiran Aila itu Justru Membuat Ashraff dan A...