Bagaimana Rasanya Memiliki Abang Seorang Psikopat dan Seorang Ketua Gangster?
Setiap harinya Bahkan Aila Harus Siap Sedia Mengobati dan membersihkan Luka Luka Ditubuh Abangnya Akibat Berkelahi.
Tetapi, Kehadiran Aila itu Justru Membuat Ashraff dan A...
Ashraff dan Aldi turun dari Mobil Lalu Berjalan Memasuki tempat pemakaman. Keduanya menghentikan langkah saat sampai diantara dua makam.
Dikanan, ada makam Daddy Mereka. Dengan Nisan bernama, Algra Sagara Bin Sagara. Kemudian disebelahnya ada Makam Mommy Mereka. Dengan Nisan Bernama, Asyie Sagara Binti Cellino.
Ashraff menjatuhkan diri diantara Makam Algra dan Asyie. "Dad, Jagoan Daddy Mau Nyerahin Dirinya, Boleh?"
Ashraff menatap langit-langit, menahan Air matanya Agar tidak berjatuhan. Ashraff menghela napas berat. Ia kembali menatap Nanar Makam seseorang yang Sangat berarti Untuknya.
"Mom, Ashraff Sama Al Enggak Tahu Lagi Harus Gimana Sekarang."
"Semuanya Rumit."
"Ashraff Melepaskan Ghina."
"Dan, Aldi melepaskan Aurora nya."
"Sesakit Ini Ya, Mom Dad?" Tanya Aldi.
"Mom, Lihat Tangan Al. Al terlalu Jahat, Sampai Celaka in Anak Orang."
"Mom .... Maafin Al ya? Ala Sekarang Jauhi Kita Gara-gara Kesalahan Al." Aldi berjongkok, memandang sendu Makam Asyie.
"Al sama Abang Nyesel Udah Benci Sama dia."
"Mom, Kita Sayang Sama Ala."
"Kita Mau Ala balik lagi Sama kita. Tapi ... Apa itu mungkin?" Tanya Aldi lagi, Mengusap Nisan Asyie. Cowok Ber-gingsul itu tidak bisa lagi menahan tangisnya.
Ashraff yang mendengarnya Hanya menggeleng, lemah. Rasanya sudah tidak mungkin. Aila benar-benar berubah sekarang, cewek itu membenci Ashraff dan Aldi.
"Mommy, Sebentar Lagi tanggal 1 Januari. Sebentar lagi bakal terjadi pergantian tahun."
"Dad, Ashraff Enggak Siap Harus melewati Tanggal Satu Januari Lagi."
"Mommy tau? Tanggal 1 besok Adalah Ke tujuh Belas Kalinya Ashraff dan Aldi lewatin tanggal 1 Januari tanpa Kehadiran Mommy."
"Ashraff Enggak Siap."
"Bang, Kayaknya kita Melupakan Sesuatu." Kepala Aldi yang awalnya menunduk kini mendongak, menatap Ashraff.
"Apa?"
Aldi Berdiri, ia mendekat kearah Ashraff sambil menghapus jejak Air matanya. "Kita Melupakan Ulang tahun Ala yang Juga bertepatan dengan tanggal Kepergian Mommy."
Ashraff terdiam.
"Anjing, Gua Lupa,"
"Selama Ala Hidup, Dia enggak Pernah Yang Namanya Ngerayain Pesta Ulang tahun bareng kita."
"Jangankan Pesta, Ngucapin happy birthday Aja Kita enggak Pernah."
Ashraff menatap Aldi, Mengisyaratkan Lewat Kontak mata. Aldi mengangguk mengerti, paham dengan maksud Abangnya itu.