Bagaimana Rasanya Memiliki Abang Seorang Psikopat dan Seorang Ketua Gangster?
Setiap harinya Bahkan Aila Harus Siap Sedia Mengobati dan membersihkan Luka Luka Ditubuh Abangnya Akibat Berkelahi.
Tetapi, Kehadiran Aila itu Justru Membuat Ashraff dan A...
Usai memasak dan mencuci piring, Aila berjalan menaiki tangga. Ia terburu-buru, jam sudah menunjukkan pukul tujuh dan Aila masih belum bersiap untuk berangkat sekolah.
Grusak grusuk kesana sini yang Aila lakukan sekarang. Bram menunggunya diruang tamu, kata cowok itu mereka akan berangkat bersama. Dengan Alvaro juga.
Tok tok tok
"Dek, Udah Belum? Papi udah tungguin dimobil."
Aila membuka pintu kamarnya. Tubuh cewek itu sudah terbalut seragam SMA GALAKSI dengan rapih. Aila mengambil tasnya dan tanpa sempat memakai sepatu, Aila menenteng sepatunya masuk kedalam jok belakang mobil.
Cewek itu akan memakai sepatunya didalam perjalanan menuju sekolah saja. Jika tidak begitu pasti akan sangat lama menunggunya.
Alvaro dan Aila duduk bersampingan dibelakang. Alvaro menatap Aila sebentar yang masih menunduk, sibuk memakai sepatunya. Alvaro membuka resleting tasnya, ia mengeluarkan sebuah jaket dari dalam sana.
"Nih,"
Aila mendongkrak, ia menatap Alvaro sebentar. Alvaro memberinya Jaket Dengan Logo khas Anak Warlocks. "Bentar Kak," ucap Aila menyelesaikan memakai sepatunya.
Alvaro melirik Aila kembali yang sudah selesai. Cewek itu kini bergantian menatap Alvaro dan Jaket yang Alvaro sodorkan. "Pakai ini, Jangan pernah pakai Jaket Anak Calveras lagi." Jelas Alvaro.
"Karena Lo Sekarang Berada Dalam Naungan Anak Warlocks."
Aila menghela nafasnya, panjang. Ia mengangguk dan tanpa Berbicara lagi langsung mengenakannya.
Sesampainya disekolah, Alvaro dan Aila turun dari mobil. Sementara, Bram langsung berangkat diantar supir ke perusahaan barunya.
Alvaro menggenggam tangan Aila. Cowok itu tersenyum manis. Aila menatap Alvaro, bingung. Beberapa pasang mata menatap Keduanya. Tumben. Biasanya Aila akan selalu memakai Jaket Calveras tetapi kini bukan lagi.
"Siapapun orangnya selagi Dia Anak Calveras harus Aila jauhin! Oke?"
"Tapi Kenapa Bang?"
"Sekarang pilihan ada di Aila. Kalo Aila masih dekat dengan Anak Calveras kita bisa bikin kondisi ketua Calveras makin sekarat. Sebaliknya, Kalo Aila berada dipihak kita, posisi Abang Lo aman."
Aila menundukkan, kepalanya. Beberapa detik kemudian ia mengangguk, mengiyakan. Alvaro tersenyum, menang. "Ayo, Gua Anter ke kelas."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aila memasang earphone ditelinganya. lima menit lagi bel masuk berbunyi dan selama menunggu Aila memilih untuk menghabiskan waktunya dengan membaca Novel Yang barusaja dipulangkan oleh salah satu teman sekelasnya. Banyak memang yang suka meminjam Novel Aila dan tanpa pikir panjang Aila juga langsung meminjamkannya.