06. A3; Pingsan

935 129 49
                                    

06. Pingsan.

Aila turun dari mobil Ferarri Ashraff, cowok itu sudah kembali dari Jakarta tadi malam. Semalaman juga Aldi tidak pulang, cowok itu katanya menginap di basecamp nya. Alhasil, Aila berangkat sekolah diantar oleh Ashraff.

"Yang bener sekolahnya." Suruh Ashraff pada adik perempuannya, baginya Aila harus menjadi gadis yang baik. Aila tidak boleh meniru perilakunya maupun perilaku Aldi yang sangat brengsek.

Ashraff sangat mengingat sekali amanah Mommy nya dahulu. Untuk menjaga Aila, melindungi, dan jangan pernah membencinya.

Aila tersenyum, "Iya bang,"

Aila melangkahkan kakinya, memasuki SMA GALAKSI. Langkahnya terhenti, ketika mendengar suara Deru motor sport. Aila berbalik badan dan memandangi hal yang akan terjadi selanjutnya.

Didepan Rombongan moge tersebut, Aila bisa mengenali Dengan jelas yang paling depan adalah motor Aldiano. Aila menatap tak percaya, apakah itu benar-benar Aldi? keren banget batinnya.

Aila jarang melihat rombongan motor gede seperti ini dan pertama kali melihat, sedekat ini. Jika saja Aldi bukan Abangnya, cowok itu akan Aila gebet.

Aldi membuka helmnya, ia memandangi gadis kecil yang berdiri di dekat gerbang. Aila, itu adalah adiknya. Cowok itu kembali memandangi Arah lain.

Disamping Aila banyak gadis-gadis yang menatap kagum Aldi. Aila berdecak, ngapain sih liat-liat Abangnya? Ingin Rasanya Aila berlari kesana, memeluk Aldi dan memberitahu ke seantero sekolah bahwa Aldi sang ketua Calveras adalah Abangnya. Namun, yang ada dipikirannya justru Aldi akan Acuh bahkan tidak menganggapnya dan dirinya nanti berujung malah akan dikatai orang gila.

Terlalu banyak berharap.

Aila berjalan di koridor menuju kelasnya, sampai sekarang pun Aila belum mendapatkan teman. Baginya mencari teman sangatlah susah, dirinya yang pendiam membuat siapapun yang melihatnya akan menjauh duluan. Jangan lupakan juga derajat Aila yang membuat siapapun tidak berani mendekatinya dikarenakan takut akan Naungan Bram Sanjaya, jika sewaktu-waktu tanpa sengaja membuat Aila terluka.

Aila meletakkan tasnya lalu turun lagi ke lapangan. Hari ini adalah hari Senin, dan seperti biasanya Dipagi hari ini akan melaksanakan upacara.

Aila pendek, gadis itu disuruh berdiri dibarisan paling depan dikelasnya, Sedangkan yang tinggi-tinggi berdiri dibelakang.

Wajah Aila dengan jelas terpapar sinar matahari, membuat kecantikan dirinya terlihat jelas. Aila berdecak, berapa lama lagi sih? Cuaca pagi Ini sangat panas. Fyi, Ini adalah pertama kalinya Aila upacara.

Gadis itu sedikit kecapekan berdiri, karena tidak terbiasa mungkin. "Tukeran posisi dong," Ucap Aila, menoleh kebelakang.

"Panas banget," lanjutnya.

"Ya Ampun, gitu doang, Ai. Sebentar lagi juga selesai." Jawab salah satu teman sekelasnya.

Leo yang melihat itu sedikit kasihan, ia memang suka mengerjai Aila tapi kali ini Rasa kasihan itu ada pada dirinya untuk gadis itu.

"Aila, tukeran sama gua aja." Sahut Leo dari barisan cowok.

Aila menggeleng. namun, sedetik kemudian tangannya ditarik kebelakang. Ia sekarang berdiri di barisan Leo, sedangkan Leo sudah berdiri dibarisan nya tadi.

Leo menelan ludah susah, menyadari beberapa kelas yang memandangi kelas mereka akibat bertukar posisi tadi.

Leo mengulum senyuman terbaiknya.

Aila merasa lega tidak mengenai sinar matahari lagi. Didepannya berdiri seorang lelaki yang lebih tinggi darinya, membuat Aila tertutup Sinar Matahari karenanya.

ASHALA; A3 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang