40. Masa Lalu
"La, Abang Mau Pergi Lihat keadaan Al, Lo Mau ikut?" Tanya Alvaro memakai jaketnya.
Aila menatap tumpukan piring kotor dimeja makan, Gadis itu menggeleng cepat. "Pekerjaan Rumah Aila belum selesai."
Alvaro mengangguk, paham. "Yaudah, Beresin dulu sana. Gua Duluan!"
"Iya Bang."
Alvaro bersama beberapa Rombongan Anak Warlocks Melaju di Jalanan Kota Bandung. Mereka Akan menjenguk Aldi bersama-sama. Kabarnya Kondisi Cowok itu sangat kritis.
Dua Ratus Anggota Warlocks memarkirkan motornya Secara berjejer di Parkiran Rumah sakit. Mereka Melepaskan Helm dan menatap satu sama lain.
"Ya Ampun Mas-mas Nya Rame Banget. ini mau jenguk Apa Mau tawuran?" Tanya Tukang Parkir, heran.
"Tadi juga Ada Rombongan Anak Motor Seperti Kalian ini."
Anak Warlocks tersenyum singkat, "Titip Motor kita ya, Pak."
Tukang parkir itu manggut-manggut.
Alvaro memimpin Jalan Masuk kedalam koridor Rumah Sakit. Raga Bilang, Aldi sudah dipindahkan Ruangannya menjadi Ruang ICU. Pasang mata yang melihat mereka dirumah sakit, bergidik ngeri.
Pandangan Rio dan Galang tidak Sengaja menangkap Rombongan Anak Warlocks mendekati mereka. Rio Dan Galang bertatapan satu sama lain. Tangan mereka terkepal erat, mereka maju mendekat dan menyerang.
"JANCOK."
"NGAPAIN LO KESINI?"
Raga, Samuel Dan Radit menghentikan Tingkah Rio dan Galang. "Minggir, Ga!"
"Mereka Pasti Mau Cari Masalah Disini!" Lanjut Galang menunjuk wajah Alvaro.
"Udah Hajar Aja!" Sentak Anggota Calveras lainnya. Mereka maju dan melayangkan beberapa pukulan. Warlocks tidak tinggal diam, mereka melawan. Raga Memisahkan mereka dengan kewalahan.
"DAMAI, CALVERAS SAMA WARLOCKS UDAH DAMAI."
"ALVARO SAMA AL UDAH BAIKAN!"
Ucapkan dari Samuel Itu Membuat Rio, Galang dan Anggota Calveras Lainnya Mematung, Kaget.
Rio dan Galang menatap wajah Alvaro yang tersenyum kearah mereka. Refleks Rio dan Galang lompat dan naik keatas punggung cowok itu, Alvaro Jatuh Kemudian dibantu Rio untuk berdiri.
Rio melakukan tos dan memeluk Alvaro. "Akhirnya Kita Baikan."
Anak Calveras saling menjabat dan Tos bersama Anak Warlocks. Diwajah mereka terpancar kebahagiaan. Sebuah Perdamaian yang selalu ditunggu oleh mereka.
"Aldi Gimana keadaannya?"
"Masih kritis dan belum sadarkan diri."
"Didalam Masih Ada Abangnya."
"Bang Ashraff?" Tanya Alvaro.
"Iya, tungguin aja."
Alvaro menatap Ashraff yang Menutup Kembali pintu Ruangan. Cowok itu Keluar Sambil menghapus jejak Air matanya. Ashraff menatap Rombongan Anak Motor Didepannya. Cowok itu tersenyum simpul.
"Gua titip Al sebentar, Ga! Gua mau Beli makan didepan." Ashraff menepuk pundak Raga, Raga mengangguk.
Setelah kepergian Ashraff, Raga menatap Alvaro. "Masuk,Ro!" Suruhnya menggerakkan dagunya. Alvaro menoleh, menatap teman-temannya sebentar.
Cowok itu menghela nafasnya, panjang. Perlahan ia membuka pintu Ruangan Aldi. Alvaro menarik kursi dan duduk di sebelah Ranjang Aldi. Cowok itu meraih tangan Aldi dan mengusapnya lembut. "Al?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHALA; A3 [END]
Novela JuvenilBagaimana Rasanya Memiliki Abang Seorang Psikopat dan Seorang Ketua Gangster? Setiap harinya Bahkan Aila Harus Siap Sedia Mengobati dan membersihkan Luka Luka Ditubuh Abangnya Akibat Berkelahi. Tetapi, Kehadiran Aila itu Justru Membuat Ashraff dan A...