Setelah pulang dari pantai bersama Daiyan kini Amaranth sudah berada kamar kosannya.
Sedari tadi Amaranth hanya melamun, pasalnya sepulang dari pantai bersama Daiyan persaan Amaranth mulai gelisah.
"Kok gw jadi gelisah ya?"tanya Amaranth pada dirinya sendiri.
"Coba gw telfon Daiyan deh,takutnya ada apa-apa"batin Amaranth.
Sekarang Amaranth benar-benar gelisah pasalnya Daiyan tidak mengangkat telfonnya, sudah beberapa panggilan tidak terjawab.
Melihat Daiyan tidak mengangkat telfonnya kini Amaranth beralih menelfon Fatih.
Tidak menunggu waktu yang lama Fatih langsung mengangkat panggilan dari Amaranth.
"Assalammualaikum Ra"ucap Fatih dari sebrang sana.
"Waalaikumussalam kak, kak Daiyannya udah sampe rumah belum?"tanya Amaranth langsung.
"Iya Ra udah sampe, kenapa?"tanya Daiyan balik.
"Ga ada kak, cuma mau nanyain itu aja"ucap Amaranth.
"Tapi kok kamu kayaknya gelisah gitu Ra, ada apa?"tanya Fatih khawatir.
"Aku juga ga tau kak, dari tadi perasaan aku jadi gelisah gini"jelas Amaranth.
"Perlu gw atau Daiyan kesana?"tawar Fatih.
"Nggak usah kak, mungkin aku gelisah karna Daiyan tadi ga angkat telfon makannya aku khawatir"ucap Amaranth.
"Iya Ra, tapi kalau lo ada sesuatu telfon aja gw atau Daiyan ya"pesan Fatih.
"Iya kak, makasih ya assalammualaikum"ucap Amaranth mengakhiri panggilan.
"Iya sama-sama, waalaikumussalam"
Panggilanpun di akhiri.Jam sudah menunjukan pukul 8 malam kini Amaranth hanya berbaring untuk menghilangkan rasa gelisah, tapi nihil rasa gelisah itu tidak menghilang.
"Gw cari makan keluar aja de, siapa tau dengan keluar cari makan rasa gelsah gw jadu ilang"batin Amaranth.
Amaranth bergegas mengambil dompetnya dan tidak lupa mengunci kamarnya saat ingin keluar.
Di perjalan Amaranth merasa ada yang janggal, sedari tadi Amaranth merasa ada sesorang yang mengikutinya.
Amaranth melambatkan langkahnya, dengan was-was Amaranth berhenti dan dengan cepat melihat kebelakang, tapi tidak ada siapapun.
Prasaannya mulai tidak enak, rasanya benar-benar ada orang yang sedang mengikutinya.
Amaranth membalikan badanya dan kembali melangkahkan pergi dengan perasaan tidak tenang.
"1 2 3"Amaranth kembali berbalik melihat kebelakang tapi nihil tidak ada siapapun disana.
"Mungkin prasaan gw aja" Batin Amaranth dan kembali melanjutkan perjalanannya
Amaranth semakin mempercepat langkahnya sampai tiba-tiba ada tangan yang memegang pundaknya.
Deg
Merasakan ada tangan yang memegang pundaknya membuat fikirannya sudah kemana-mana. Saat itu juga Amaranth merasakan pacuan jantungnya semakin kuat, rasa takut ingin menangis menjadi satu.
Amaranth memilih untuk berlari tapi sebelum menjalankan rencanany ada tangan seseorang yang menahannya.
Sontak membuat Amaranth langsung menangis ketakutan.
"Kamu kenapa nangis?"tanya seseorang
Suara itu tidak familiar di telingan Amaranth.
"Kenapa suaranya mirip suara Daiyan "batin Amaranth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranth (ON GOING)
Short StoryTerlalu panjang untuk diceritakan dan terlalu rumit untuk dijelaskan. Begitulah kehidupan Amaranth setelah masuk dikeluarga barunya Jangan terlalu percaya pada siapapun terkadang orang yang paling kita percaya bisa menjadi sumber kekecewaan bagi kit...