Malam ini semuanya berkumpul diruang keluarga saling bertukar cerita dan membahas semua yang sudah terjadi. Namun saat sedang asik mendengarkan cerita dari mereka, Amaranth mengalihkan fokusnya ke Handphonenya yang bergetar tanda ada panggilan dari seseorang.
"Bang aku keluar bentar angka telfon" ucap Amaranth berbisik pada Baran yang berada disebelahnya.
"Iya, jangan lama-lama"
Amaranth hanya menggunakan kepalanya dan berlalu meninggalkan ruang keluarga.
"Halo?"
"Lo dimana?" tanya seseorang dari sebrang sana.
"Rumah"
"Bego, ngomong dari tadi kalau udah pulang, gw udah nyariin lo seharian dan hampir aja berantem sama Fatih" ucap seseorang dari sebrang sana yang terdengar seperti sedang mengomel.
"Lo ketemu kak Fatih?" Tanya Amaranth memastikan.
"Hemm"
"Ada yang mau gw omongin sama lo"
"Apa?"
Amaranth mengambil nafas sedalam-dalamnya saat akan mengatakan apa yang dia ketahui suatu hal pada Theo.
Ya orang yang sedang berbicara cara dengan Amaranth saat ini adalah Theo.
"Theo gw nemuin suatu hal yang kita cari tau selama ini"
"Apa, ga usah basa basi"
"Ternyata selama ini yang teror kita ada sangkut pautan sama.."
Panggilan telfon terputus saat seseorang merebut handphone Amaranth dari tangannya, dan betapa terkejutnya saat Amaranth melihat orang itu adalah Bintang kakak sepupunya.
"Jadi selama ini kamu berhubungan dengan bajingan itu?" Tanya Bintang dengan sinisnya.
Amaranth hanya menundukkan kepalanya tidak memiliki keberanian menatap langsung Bintang.
"Kalau orang lagi ngomong tatap matanya, jangan bisanya nunduk aja"
"Maaf bang" ucap Amaranth mantap tepat ke mata Bintang yang juga sedang menatapnya.
Bintang mengembalikan handphone Amaranth dan pergi meninggalkan Amaranth sendirian yang menatap punggung Bintang yang menjauh.
Cukup lama Amaranth berdiri melamun di teras, sampai udara yang semakin dingin menusuk kulitnya membuat Amaranth sedikit menggigil, Amaranth memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumahnya.
Saat berada diruang keluarga terlihat semua orang masih berkumpul di sana, termasuk Bintang yang sejak kedatangan Amaranth selalu menjadi perhatiannya.
Amaranth menghampiri Dina.
"Ma" panggil Amaranth.
"Iya sayang, udah telfonnya?" Tanya Dina yang menyadari kedatangan Amaranth.
"Udah mah"
"Sini sayang duduk" Dina menggeser tepat duduknya agar Amaranth bisa duduk disebelah nya. Namun bukannya duduk Amaranth malah berpamitan untuk tidur lebih dulu.
"Ma aku duluan ke kamar ya"
"Kamu ngantuk sayang?" Tanya Dina memastikan.
Amaranth menggelengkan kepalanya.
"Aku mau nyiapin baju sama buku buat besok sekolah ma" tersirat keraguan saat Amaranth mengatakan kalau dia besok kembali ke sekolah.
"Kamu yakin besok mau sekolah?" Kini Dirga yang bertanya pada Amaranth yang di angguki Amaranth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranth (ON GOING)
Kısa HikayeTerlalu panjang untuk diceritakan dan terlalu rumit untuk dijelaskan. Begitulah kehidupan Amaranth setelah masuk dikeluarga barunya Jangan terlalu percaya pada siapapun terkadang orang yang paling kita percaya bisa menjadi sumber kekecewaan bagi kit...