"Mama" penggil Theo dengan suara parau menahan tangis
Diruangan serba putih terlihat seseorang yang sudah ditutupi dengan kain putih di sekujur tubuhnya.
Perlahan Theo mencoba bangkit dan menghampiri mamanya yang sudah ditutupi kain disekujur tubuhnya.
Ya orang yang ditutupi kain itu adalah mamanya Theo.
"Nggak, nggak mungkin" Theo mengeleng-gelengkan kepalanya.
Theo mencoba memberanikan dirinya untuk melihat wajah mamanya yang sudah ditutupi kain, perlahan Theo membuka Kain itu dan benar saja itu adalah mamanya, saat itulah tangis Theo pecah.
Hati Theo hancur melihat mamanya terbujur kaku dengan wajah pucatnya.
"Ma, mama bangung" Theo menguncangkan tubuh mamanya.
Hancur sudah pertahanannya selama ini, sakit yang begitu dia rasakan saat melihat mamanya sudah tidak betnyawa begitu menyiksa.
"Ma Theo ada disini jengukin mama, mama bangung dong jangan bikin Theo takut" ucapnya dengan suara yang begitu pilu saat didengar.
"MAMA!" Triak Theo.
"Ma" panggil Theo dengan suara pelan.
Anak mana yang tidak hancur hatinya saat melihat orang tuanya terutama ibunya meninggalakannya untuk selamanya, tidak ada anak yang ingin kehilangan ibunya, bahkan walau anak itu terlihat tidak perduli sama sekali pun tapi percayalah orang tua adalah segalanya bagi anak.
Tidak ada siapapun disamping Theo saat ini hanya dirinya sendiri, menyaksikan ibunya dibawa kepeti mati.
Orang yang selama ini menjadi alasannya untuk tetap hidup kini malah meninggalkannya ikut bersama orang yang dia cintai.
Takdir baik tidak selalu bersamanya membuat Theo kehilangan orang-orang yang dia cintai.
Theo duduk disamping makam mamanya yang masih basah, memeluk foto mamanya yang sedang tersenyum.
"Ma" panggil Theo dengan suaranya yang bergetar.
"Mama tega ninggalin Theo sendirian"
"Sekarang tujuan hidup Theo ga ada lagi ma"
"Ma"
Sejenak Theo menghirup udara segar untuk mengisi kekosongan didirinya. Sesak didadanya kembali dia rasakan.
"Sekarang pasti mama udah ketemu sama Jihan diatas sana" lanjut Theo melihat kelangit yang sudah gelap.
Sejak pemakaman tadi Theo tidak beranjak dari makam mamanya. Theo begitu kehilangan mamanya sampai dia tidak rela meninggalkan mamanya sendirian di makam ini.
Sekarang dia benar-benar sendiri tidak ada siapapun di kehidupannya yang bisa membuat dia bertahan. Papanya? Tidak Theo sangat membenci papanya, bahkan di hari terakhir mamanya didunia ini papanya tidak ada.
"Sekarang Theo ga tau harus gimana ngejalanin hidup Theo ma, apa Theo nyusul mama aja?" Tanya Theo pada makam mamanya.
Theo tersenyum miris dengan keadaannya saat ini.
"Lo harus bertahan" ucap Haikal temannya Theo
Mendengar suara Haikal Theo membalikan tubuhnya menghadap Haikal yang sudah berjongkok disampingnya.
"Ga ada alasan buat gw bertahan lagi" ucap Theo kembali melihat foto mamanya.
"Lo inget perempuan yang mirip Jihan itu, setidaknya lo harus bertahan demi dia."
"Dia bukan Jihan, gw capek ngebohongin diri gw sendiri." Ucap Theo prustasi
"Bukannya lo sendiri yang bilang kalau lo bakal ngelindungin dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranth (ON GOING)
Historia CortaTerlalu panjang untuk diceritakan dan terlalu rumit untuk dijelaskan. Begitulah kehidupan Amaranth setelah masuk dikeluarga barunya Jangan terlalu percaya pada siapapun terkadang orang yang paling kita percaya bisa menjadi sumber kekecewaan bagi kit...