Setelah Amaranth dan Baran ditemukan, mereka langsung dibawa ke pinggir sungai dan segera menghubungi Dirga.
Saat mengetahui Amaranth dan Baran sudah ditemukan Dirga, Dina dan Batsya langsung pergi kelokasi Amaranth dan Baran.
Baran terus memeluk Amaranth yang masih tidak sadarkan diri. Wajah Amaranth yang semakin pucat dan juga tubuhnya yang sangat terasa dingin.
"Bertahan Ra" Bisik Baran ditelinga Amaranth.
Saat Dirga, Dina dan Batsya sampai ditujuan pemandangan yang pertama kali mereka lihat Adalah Amaranth sudah ditandu untuk dibawa ketenda dan segera dilarikan kerumah sakit.
Deg
Dina terjatuh ketana dangan lemas, melihat keadaan Amaranth yang tertidur di tandu dengan keadaan yang mengenaskan. Bayang-bayang kejadian jihan dahulu kembali menghantui Dina.
Batsya yang terdiam membisu melihat Amaranth ikut merasakan hal yang sama dengan apa yang Dina rasakan.
"Lagi?" Batin Batsya, dia benar-benar takut kejadian jihan terulang lagi.
"Baran gimana keadaan Amaranth?, dia cuma pingsankan?" Pertanyan yang dilontarkan Dirga hanya di jawab dengan anggukan lemas oleh Baran.
Melihat jawaban dari Baran membuat mereka semua sedikit bernafas lega, Batsya memapa Dina untuk kembali berdiri dan mendekati tandu yang akan membawa Amaranth.
"Baran adik kamu baik-baik aja kan?" Dirga kembali bertanya untuk memastikan keadaan Amaranth, kali ini tidak ada jawaban dari Baran, Baran hanya melihat Amaranth yang pingsan.
"Baran liat papa!" Dirga menarik bahu Baran untuk melihat kearahnya.
"Papa tanya sekali lagi, Anaranth baik-baik aja KAN?" Tekan Dirga diakhir kalimat.
Bukannya menjawab pertanyaan dari Dirga, Baran memeluk Dirga dengan tangisannya, sedari tadi Baran mencoba menahan tangisnya tapi sekarang dia benar-benar tidak bisa menahannya.
"Apa lagi ini ya Allah?" Batin Dirga.
Melihat Baran menangis dipelukan Dirga fikiran negative itu kembali muncul, dengan cepat Batsya menghampiri Amaranth.
Tidak tinggal diam Batsya memegang tangan kiri Amaranth dan merasakan denyut nadi Amaranth, percobaan pertama Batsya tidak merasakan apapun membuatnya semakin panik, tidak putus asa Batsya kembali menekan pergelangan tangan kiri Amaranth untuk kembali merasakan denyut nadi Amaranth dan ya percobaan kedua Batsya merasakan denyut nadi Amaranth melemah.
"Cepat bawa Amaranth kemobil kami sekarang juga" ucap Batsya dengan cepat.
Batsya kembali bernafas lega ketika mengetahui Amaranth masih hidup walau dengan denyut nadi yang melemah.
"Gimana keadaan Amaranth sya?" Tanya Dina
"Semua bakal baik-baik aja ma, sekarang kita haru cepat bawa Anaranth kerumah sakit terdekat" terlihat keraguan saat Batsya mengatakan semua akan baik-baik saja, tapi Batsya mencoba meyakinkan semua orang.
Keempat orang itu menyusul Amaranth yang akan dibawa kemobil mereka. dengan Baran yang dipapah Dirga dan Dina yang di papah Batsya.
Saat sampai dimobil mereka langsung masuk kemobil dengan Amaranth yang masih tidak sadarkan diri. Dengan kepala Amaranth yang dipangku Batsya dan badan Amaranth yang dipangku Baran.
Setelah semuanya siap, Dirga langsung mengendarai mobilnya untuk menuju rumah sakit terdekat yang ada disini.
Batsya menyelimuti Amaranth dengan kain yang yang di bawa dari villa dan mengelap bekas darah di pelipia Amaranth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranth (ON GOING)
Kısa HikayeTerlalu panjang untuk diceritakan dan terlalu rumit untuk dijelaskan. Begitulah kehidupan Amaranth setelah masuk dikeluarga barunya Jangan terlalu percaya pada siapapun terkadang orang yang paling kita percaya bisa menjadi sumber kekecewaan bagi kit...