Setelah dua Minggu berlalu tepatnya setelah pernikahan Batsya dengan Daiyan, kini semua menjadi lebih baik dimana Batsya sudah tinggal di rumah Daiyan bersama keluarganya dan juga Amaranth yang menjalani hari-harinya seperti biasa.
"Ra cepetan nanti kita telat!" Teriak Ryan dari luar kamar Amaranth.
Ya beberapa hari ini Ryan bersekolah di sekolah yang sama dengan Amaranth, karena orang tuanya memutuskan akan pindah ke Jogja agar lebih dekat dengan Amaranth.
Sebelum menemukan rumah yang akan mereka tempati untuk sementara ini Ryan dan Bintang akan tinggal bersama Amaranth dan keluarganya, sementara Dito dan Maya mereka sedang mempersiapkan kepindahan mereka di Semarang.
Jika ditanya kenapa Bintang tidak ikut dengan Dito dan juga Maya maka jawabannya adalah Bintang saat ini sedang menyiapkan berkas-berkas pindah tugas yang sebelumnya dirumah sakit Semarang dan saat ini dirumah sakit Jogja, ya Bintang adalah seorang dokter spesialis jantung.
"Ryan sarapan dulu" ucap Dina meneriaki Ryan dari dapur.
"Ga sempet tante, nanti Ryan sarapan disekolah aja"
"Ma aku berangkat ya, assalamualaikum" Amaranth beranjak dari kursinya dan mencium tangan Dina untuk berpamitan, karena semua orang sudah berangkat kerja dan kuliah, kini hanya tinggal Dina seorang dirumah.
"Iya sayang, kamu hati-hati dijalan dan baik-baik di sekolahnya"
"Iya ma" Amaranth keluar menemui Ryan yang sedari tadi mengomel.
Keduanya berangkat ke sekolah menggunakan mobil Ryan dengan kecepatan diatas rata-rata, Amaranth hanya bisa berpegang dengan erat pada tali sabuk pengamannya.
Chittt
Decit mobil Ryan akibat mengerem terdengar saat akan memasuki area sekolah.
"Syukur ga telat" Ryan mengusap dadanya.
"Bang, Lo gila ya bawa mobil kayak ngajak mati" ucap Amaranth mengomeli Ryan yang hanya cengengesan.
"Ya kan gw takut telat Ra, masa anak baru telat kan ga lucu"
"Iya tapi yang ga lucunya lagi, kalau gw mati jantung akibat naik mobil Lo" setelah mengatakan itu Amaranth keluar dari mobil meninggalkan Ryan yang bengong sendirian didalam mobil.
"Eh tunggu gw Ra" teriak Ryan dari dalam mobil.
Amaranth terus melangkahkan kakinya, tanpa sadar siapa orang yang berada dibelakangnya.
"Ikut gw" seseorang menarik tangan Amaranth yang sukses membuat Amaranth terkejut.
Saat sampai di rufftop barulah orang itu melepaskan tangan Amaranth.
Dek
Tiba-tiba orang itu memeluk Amaranth, gerakannya yang tiba-tiba membuat Amaranth benar-benar terkejut.
"Theo?" Panggil Amaranth.
Ya orang itu adalah Theo, yang menarik Amaranth keatas rufftop dan saat ini memeluknya.
"Lo ga kenapa-kenapa kan?" Theo melepaskan pelukannya dan membolak-balikkan badan Amaranth mengecek apakah Amaranth terluka atau tidak.
"Lo kenapa si, gw baik-baik aja" Amaranth melepaskan tangan Theo dari pundaknya.
"Syukurlah kalau gitu" Theo mengacak-acak rambut Amaranth yang membuat Amaranth terdiam atas tindakan Theo barusan.
"Jangan pernah lepasin gelang ini" ucap Theo yang sedang memasangkan gelang ditangan Amaranth.
Amaranth hanya diam saja memperhatikan Theo yang sedang memasangkan gelang ditangannya.
"Udah selesai sekarang Lo duluan masuk kelas nanti gw nyusul" ucap Theo setelah memasangkan gelang ditangan Amaranth
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranth (ON GOING)
Short StoryTerlalu panjang untuk diceritakan dan terlalu rumit untuk dijelaskan. Begitulah kehidupan Amaranth setelah masuk dikeluarga barunya Jangan terlalu percaya pada siapapun terkadang orang yang paling kita percaya bisa menjadi sumber kekecewaan bagi kit...