39. orang misterius

3 0 0
                                    

"halo, bisa bicara dengan saudara Theo?"

"Iya saya sendiri?"

"Saya dokter Arkan yang menangani jenazah saudara Jihan tiga tahun yang lalu"

"Iya ada apa?"

"Jadi begini, saat melakukan pemeriksaan pada jenazah saudara Jihan saya menemukan beberapa kejanggalan"

Seketika itu juga tubuh Theo menegang dan tangannya yang gemetaran.

"Halo?"

"kejanggalan seperti apa?" Ucap Theo berusaha menenangkan dirinya.

"Untuk penjelasan seperti apa kejanggalannya silahkan datang ke rumah sakit besok pagi"

"Baik besok pagi saya akan datang ke rumah sakit"

Setelah mengatakan itu Theo langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Sementara ditempat lain Amaranth duduk dipinggir pantai bersama Fatih, menikmati angin malam yang sejuk.

"Ra" panggil Fatih yang melihat wajah damai Amaranth yang sedang menikmati hembusan agin.

"Hemm"

"Gimana perasaan Lo saat ini?"

"Seperti yang Lo liat, gw baik-baik aja" Jawa Amaranth tanpa mengalihkan pandangannya.

"Perasaan Lo ke Daiyan?" Tanya Fatih dengan hati-hati.

Amaranth menolehkan kepalanya ke arah Fatih lalu sedetik kemudian ia tersenyum dan kembali melihat ke ombak-ombak yang saling berhempasan.

"Dia suami kakak gw, dan ga seharusnya gw masih nyimpan rasa sama dia"

Fatih tertegum mendengar perkataan Amaranth, perkataannya begitu dalam menyiratkan luka yang dalam.

"Gw rasa, gw orang yang paling beruntung di dunia ini" ucap Fatih yang masih menatap lekat wajah Amaranth.

"Alasannya?" Tanya Amaranth yang balik menatap Fatih.

"Alasannya orang di samping gw saat ini"

"Gw?" Tunjuk Amaranth pada dirinya yang mendapat anggukan dari Fatih.

"Kenapa gw?"

"Ga ada alasan spesial, tapi gw berterimakasih pada Tuhan karena diantara sekian banyak orang di hidup gw, cuman Lo satu-satunya orang yang baik sama gw"

"Bahkan keluarga yang dianggap rumah pun adalah orang yang paling banyak memberi luka" ucap Fatih dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibirnya.

Amaranth diam mendengar perkataan Fatih, semua kata yang keluar dari mulut pria itu terdengar menimbulkan banyak makna.

"Tapi terkadang orang yang kita anggap paling banyak memberi luka adalah orang yang akan selalu ada di saat-saat kita terpuruk" sambung Amaranth.

"Mungkin itu kehidupan Lo tapi ga berlaku di kehidupan gw"

"Lo beruntung punya keluarga yang sayang sama Lo, dan Lo beruntung bisa ngerasain kasih sayang seorang ibu kandung walaupun ga lama, sementara gw, gw cuma penyebab Mama meninggal" sketika itu senyum Fatih luntur saat mengingat Mamanya, menceritakan kembali tentang Mamanya adalah luka baginya.

"Gw anak pembawa sial" sambung Fatih

Perkataan Fatih berhasil membuat Amaranth terenyuh, sosok Fatih yang selama ini orang yang ceria ternyata banyak menyimpan luka.

"Di dunia ini ga ada yang namanya Anak pembawa sial, karena kematian ataupun kelahiran adalah takdir yang udah ditetapkan, kita sebagai manusia tinggal menjalani" ucap Amaranth memegang bahu Fatih.

Amaranth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang