33. Pernikahan

3 0 0
                                    

"Amaranth!"

Melihat orang yang selalu dia tunggu kabar berada dihadapannya dengan jas yang rapi membuat Amaranth seketika itu menghampirinya.

"K..kamu ngapain disini?" Tanya Amaranth dengan suara gemetar.

"Maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulut Daiyan.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Amaranth dengan suara pelannya.

"Maaf Ra" ucap Daiyan menundukkan kepalanya berusaha memegang tangan Amaranth namun sebelum itu tangan Amaranth lebih dulu ditarik oleh Fatih.

"Apa yang terjadi?" Tanya Amaranth pada Fatih yang masih memegang tangannya.

"Nanti gw jelasin, sekarang lo ikut gw" Fatih menarik tangan Amaranth keluar rumah namun langkah keduanya terhenti saat mendengar ucapan Batsya.

"Gw hamil"

Deg

Seketika itu tubuh Amaranth menjadi lemas dan hampir terjatuh kalau saja Fatih tidak menahan tubuh Amaranth.

Tetes demi tetes air mata Amaranth terjatuh membasahi pipinya dengan bibir yang pucat membuat kesan yang sangat memilukan bagi orang yang melihatnya.

"Ra" Baran berjongkok lalu memeluk Amaranth yang menangis dalam diam.

"Bang" panggil Amaranth dengan suara gemetar.

"Kita pergi dari sini ya"

Keduanya menjadi perhatian saat Baran memeluk Amaranth.

"Maafin gw" ucap Batsya yang berdiri dihadapan Amaranth yang terduduk dilantai.

Mendengar perkataan Batsya membuat Amaranth mendongakkan kepalanya menatap tepat kemata Batsya dengan tatapan kecewanya.

"Maafin gw" Batsya berjongkok dihadapan Amaranth yang terus menatapnya.

Dirga dan Dina hanya memperhatikan kedua putrinya dari jauh, Dina yang sedari tadi hanya menangis sejak kedatangan Amaranth.

"Ra maafin gw, gw benar-benar minta maaf" ucap Batsya memegang tangan Amaranth yang terasa hangat.

"Sejak kapan?" Tanya Amaranth yang akhirnya membuka suara.

"Maafin gw"

"GW TANYA SEJAK KAPAN!" Bentak Amaranth.

Mendengar bentakan Amaranth membuat Batsya terperanjat. Bukan hanya Batsya semua orang yang berada di sana ikut terkejut mendengar bentakan Amaranth.

Tidak mendapatkan jawaban Amaranth berdiri lalu perlahan berjalan  mendekat kearah Daiyan dengan sedikit oleng karena kepalanya yang terasa sangat berat.

Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Amaranth hanya tatapan kecewa yang Amaranth berikan pada Daiyan.

"Ra" panggil Daiyan dengan suara sendunya

Amaranth menggelengkan kepalanya saat namanya dipanggil dengan orang yang telah memberikan luka padanya.

Cukup lama Amaranth menatap wajah Daiyan sampai akhirnya Amaranth menghampiri kedua orang tuanya.

Dina langsung memeluk Amaranth dan menangis tanpa suara.

"Maafin Mama Ra"

Tidak ada jawaban dari Amaranth hanya suara isakan yang keluar dari mulut Amaranth.

Melihat putri dan istrinya menangis membuat Dirga merasakan sakit dihatinya. Tanpa menunggu waktu yang lama Dirga langsung memeluk keduanya memberikan kekuatan pada Amaranth dan juga istrinya.

Amaranth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang