05. Bendalu

24 25 4
                                    

Satu hari telah berlalu sejak kejadian Fatih yang di kroyok,kini Amaranth sedang berbaring di kasurnya sambil menatap langi-langit kamarnya,ada banyak sekali yang menganjal pikirannya saat ini

Hari ini adalah hari minggu di mana hari liburnya Amaranth,hari ini Amaranth hanya akan bersantai di kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya dan fikirannya yang beberapa hari yang lalu Amaranth mengalami waktu yang cukup sulit

Saat sedang berbaring di kasurnya Amaranth baru mengingat sesuatu

"Astaga aku lupa belum bayar kosan bulan ini"ucap Amaranth mengetuk kepelanya sendiri

Amaranth mengambil ponselnya yang terletak di atas meja belajarnya,dan mengetikan nama seseorang di kontaknya

Amaranth melenpon seseorang tapi terlihat panggilan pertama tidak di angkat,Amaranth mencoba menelpon orang itu lagi dan ya panggilan itu di angkat

"Halo assalammualaikum"

"Waalaikumssalam"terdengar suara seorang perempuan dari sebrang sana

"Eh bibi,apa kabar bi?"sapa Amaranth pada bibinya

Ya seseorang yang Amaranth telpon adalah pamannya tapi yang mengangkap telponnya adalah istri pamannya

"Baik,ngapaian kamu nelpon?"Terdengar suara tidak suka di sebrang sana

"Bi pamannya ada?"tanya Amaranth

"Ga ada,paman kamu lagi keluar"

"Ooh gitu ya bi"

"Kamu pasti mau minta uang lagi kan,kamu seharusnya tau diri Ra,kamu udah besar seharusnya kamu lebih mandiri gabisa ngandelin paman kamu terus buat biayayain hidup kamu,paman kamu juga punya anak istri yang harus dia biayayain hidupnya,seharusnya kamu bisa mikir,orang tua kamu udah meninggal seharusnya kamu udah bisa mandiri,ga selalu ngandalin orang lain,kamu cuma jadi bendalu di keluarga kami"terdengar helaan nafas seseorang yang menahan emosi di sebrang sana

Mendengar itu Amaaranth hanya bisa terdiam,orang tuanya memang sudah meninggal sejak dia kecil,Amaranth di besarkan oleh neneknya sampai ketika neneknya juga meninggal dan sekarang Amaranth menjadi tanggung jawab pamannya

"Amaranth kamu dengarkan apa yang bibi bilang"

"Maaf bi"ucap Amaranth langsung mengakhiri panggilan telpon

Amaranth berjalan menuju balkon kamarnya,terdengar helaan nafas begitu berat keluar dari mulut Amaranth,kenapa akhir-akhir ini begitu sulit untuknya

Amaranth hanya sediri di kota ini,tidak ada keluarga,hanya ada Daiyan orang yang sudah menemaninya selama 2 tahun terakhir

"Ya Allah gimana aku bisa biayayain hidup sendiri aku aja ga punya pekerjaan"batin Amaranth

"Capek banget hidup kayak gini"ucap Amaranth memukul-mukul dadanya yang terasa sesak

Amaranth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang