07. Sebuah Rahasia

21 20 4
                                    

Tidak membutuhkan waktu yang lama kini Daiyan dan Fatih sudah sampai di rumah Batsya.

Saat sampai di halaman rumah Batsya Keduanya langsung turun dari mobil dan masuk kerumah Batsya.

Saat membuka pintu utama tidak ada seorang yang berada di ruang tamu, keduanya langsung menuju kamar Batsya di lantai atas.

Sementara itu Batsya masih berusahah menenagkan Amaranth yang masih syok atas kejadian itu, bagaimana tidak syok jika mendapat berita pembunuhan tepat di samping kamar Amaranth.

Tok Tok Tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Batsya, mendengar itu Batsya berjalan membuka pintu.

Saat membuka pintu terlihatlah Daiyan dan Fatih .

"Masuk"Ucap Batsya mempersilahkan keduanya untuk masuk kekamarnya.

Melihat Amaranth yang diam menekuk lututnya Daiyan langsung memeluk Amaranth.

"Kamu tenang ya"bisik Daiyan di telinga Amaranth

Mendengar suara Daiyan Amaranth langsung membalas pelukan Daiyan dengan erat.

"Aku takut Yan"cicit Amaranth

"Kamu aman Ra disini ada aku"ucap Daiyan mengelus kepala Amaranth.

"Tih ikut gw"ucap Batsya yang mengerti situasi dan memberikan ruang untuk Daiyan dan Amaranth.

Fatih yang mengerti maksud Batsya dan langsung mengikuti Batsya keluar kamar.

Sekarang hanya tinggal Amaranth dan Daiyan, tidak ada suara tangisan dari Amaranth hanya saja tubuh Amaranth yang terasa dingin.

"Ra?"panggil Daiyan yang menyadari tidak ada pergerakan dari Amaranth

Tidak ada jawaban Dari Amaranth yang membuat Daiyan menjadi khawatir.

"Ra"panggil Fatih lagi sedikit menguncang tubuh Amaranth

"Engg"erangan Amaranth

Daiyan merasakn ada yang aneh dengan Amaranth, kenapa sedari tadi Amaranth hanya diam saja dan sekarang mengerang seperti orang yang kesakitan.

Daiyan melepas pelukan mereka untuk memastikan Amaranth baik-baik saja, saat Daiyan melihat waja Amaranth terlihat darah yang keluar dari hidung Amaranth.

"Ra hidung kamu berdarah"

Daiyan menutupi hidung Amaranth selimut yang untuk menghentikan darah yang keluar dari hidung Amaranth.

"Ra bangun Ra" Daiyan menepuk-nepuk pelan pipi Amaranth yang sudah memejamkan matanya.

Amaranth membuka matanya yang sayu"Aku takut Yan"

"Kamu jangan takut sayang, aku ada disini"Daiyan kembali memeluk tubuh Amaranth yang dingin.

Saat darah di hidung Amaranth sudah berhenti keluar Daiyan langsung menyingkirkan kain yang menutupi hidung Amaranth.

Perlahan Daiyan membersihkan bekas darah di hidung Amaranth, Daiyan merasakan tubuh Amaranth yang semakin dingin membuat Daiyan khawatir.

"Ra kita kerumah sakit ya"ucap Daiyan mengelus kepala Amaranth yang sudah berbaring.

Amaranth menggelengkan kepalanya dan membelakaingi Daiyan, melihat itu Daiyan hanya pasrah untuk hal speeti ini Amaranth tidak bisa di paksa.

"Yaudah kalu gitu aku ambil air hangat dulu ya buat ngompres kamu"

Tidak mendapati tanggapan dari Amaranth Daiyan beranjak keluar kamar, saat di luar kamar terlihat Fatih dan Batsya yang sedang berbicara.

"Gw juga sempat liat orang pakai serba hitam bawa balok kayu ke kosan Amaranth"

Amaranth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang