11. Nomor tidak di kenal

11 5 12
                                    

Setelah hari dimana Baran menceritakan semuanya membuat Amaranth lebih berhati-hati terhadap Theo.

Ada sesuatu yang menganjal fikiran Amaranth, tentang Jihan yang menyukai Daiyan, dan membuat Amaranth ragu apa Daiyan benar-benar mencintainya sebagai Amaranth atau hanya merasa bersalah dengan Jihan, fikiran itu membuat Amaranth semakin punsing saja.

Setelah 2 hari memindahkan barang-barangnya dari kosan Amaranth mengingat sesuatu.

Amaranth berdiri dari kasurnya dan segera membuka tas yang belum sempat Amaranth bereskan setelah pindahan.

Amaranth mengobrak abrik isi tasnya, sampai dia menemukan amplop berwarna putih yang dia cari-cari.

Amaranth mengambil amplop itu dan pergi menuju balkon kamanya, setelah pindahan Amaranth juga memiliki kamar tersendiri yang berada di samping kamar Baran.

Amaranth mulai membuka amplop itu, dan melihat isinya, terlihat ada beberapa foto di dalam amplop itu.

Foto pertama ada foto dirinya yang sedang menulis sama seperti foto yang berada di buku Daiyan yang di berikannya pada Amaranth waktu itu.

"Kayaknya amplop ini punya Daiyan de bukan punya kak Fatih" batin Amaranth

Foto kedua foto Batsya dengan Daiyan yang sedang bergoncengan di atas motor menggunakan jaket yang sama yang Amaranth lihat di kamar Batsya.

"Ini jaket sama persis yang di pake Jihan" membuat Amaranth semakin bingung saja, sebenarnya sedekat apa hubungan mereka.

Saat melihat foto ketiga Amaranth semakin di buat kebingungan, pasalnya terlihat banyak orang yang menggunakan jaket yang sama dengan yang di gunakan Daiyan dan Batsya pada foto sebelumnya.

"Tunggu" Amaranth menyipitkan matanya melihat seseorang yang tidak asing bagi Amaranth.

"Theo?" Ucap Amaranth melihat sosok yang dia yakini adalah Theo.

Mungkin benar apa yang di bilang Baran mereka dulu adalah sahabat denat, tidak terlalu memikirkan itu Amaranth kembali melihat foto terakhir, terlihat di foto itu sebuah rumah yang memiliki halaman yang luas dan ada banyak motor yang terparkir disana, rumah itu tampak sederhana dengan berwarna putih.

"Ini rumah siapa?" Tanya Amaranth pada dirinya sendiri.

Saat kembali melihat foto-foto itu Amaranth menemukan tulisan yang berada di balik foto rumah itu yang tertulis alamat, tidak tau itu alamat siapa.

"Apa ini alamat rumah di foto ini ya?"Amaranth kembali bertanya pada dirinya, begitu banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan tapi pada siapa?, Tidak mungkin bertanya pada Daiyan, Fatih ataupun Batsya sedangakan foto ini diam ambil tanpa izin.

Amaranth memikirkan pada siapa dia akan bertanya ini semua, saat memikirkan nama seseorang Amaranth langsung menggelengkan kepalanya.

"Ga ga mungkin aku nanya sama Theo yanh ada abang bakalan marah" Batin Amaranth

Saat sedang Amaranth sedang bergulat dengan fikirannya Batsya datang membuat Amaranth kaget dan hampir saja menjatuhkan foto yang dia pegang.

"Ra?" Batsya menepuk bahu Amaranth

"Astaghfirullah" Kaget Amaranth

"Gw bukan setan kali Ra, lo pake segala istighfar" keluh Batsya.

"Kan kaget Sya" Amaranth mengelus-elus dadanya.

"Lo pasti lagi ngelamun ya" Tebak Batsya

"Nggak kok" Elak Amaranth.

"Lo ga takut apa ngelamun terus" Ucap Batsya membuat Amaranth kebingungan.

Amaranth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang