Pagi ini Amaranth sudah berada dikelasnya, dikelas hanya ada dirinya sementara Daiyan dan Batsya mereka berdua pergi kekantin untuk membeli minum sedangkan Fatih dia sedang ada rapat bersama anggota tim basketnya, kenapa Daiyan tidak ikut rapat juga alasannya karena dia malas dia memang masuk eskul basket bukan untuk mengikuti lomba atau semacamnya dia hanya menyukai basket tapi bukan sebagai hobi.
Pagi ini Amaranth datang kepagian, betakhirlah dia hanya sendirian dikelas, Daiyan dan Batsya juga belum kembali.
Sambil menunggu Aamranth menghidupkan ponselnya, saat membuka whatsaap Amaranth kembali mengingat nomor yang tidak dikenal mengirikannya pesan yang membuat Amaranth tidak mengerti apa maksud orang itu mengirimkannya pesan seperti itu.
Cukup lama Amaranth bergulat dengan fikirannya sampai ada seseorang yang membuka pintu kelas, sontak Amaranth melihat siapa orang membuka pintu kelas.
Saat orang itu masuk Amaranth menyipitkan matanya, orang itu seperti Theo tapi kenapa wajahnya penuh dengan lubam, apa dia berkelahi fikir Amaranth.
Saat Theo mulai mendekat Amaranth memalingkan wajahnya menghadap tembok, dia sudah berjanji dengan Baran akan berurusan dengan Theo.
Saat tepat berada di samping Amaranth Theo berhenti dan menatap Amaranth yang memalingkan wajahnya.
"Lo ga usah segitunya sama gw" ucap Theo tiba-tiba.
Mendengar itu Amaranth langsung membalikan tubuhnya menghadap Theo dan menatap tepat dimata hitamnya.
"Apa yang lo dengar dari orang-orang itu semuanya ga bener, tapi terserah lo mau percaya apa nggak" setelah mengatakan itu Theo kembali betajalan menuju kursinya.
Amaranth terdiam berusahah mencerna apa yang barusan Theo katakan, kenapa akhir-akhir ini banyak sekali teka-teki membuat Amaranth pusing memikirkannya.
Amaranth memilih menelungkupkan kepalanya, pusing itulah yang Amaranth rasakan saat ini.
Tidak membutukan waktu yang cukup lama kini Amaranth sudah terlelap dengan posisi menelungkupkan kepalanya, Theo sedari tadi hanya memperhatikan Amaranth kini mengambil ponselnya dalam saku dan memotonya, setelah itu Theo kembali memasukan ponselnya kedalam saku celananya.
Waktu cepat berlalu kini kelas sudah ramai dengan siswa-siswa yang telah hadir, Amaranth yang sedari tadur tidak merasa terganggu sedikitpun malah membuanya semakin nyenyak.
Daiyan dan Batsya sudah kembali dari kantin, membawa roti dan juga air mineral untuk Amaranth.
Saat akan memberikan roti dan minuman Daiyan melihat Amaranth yang sedang menelungkupkan kepalanya.
"Ra" panggil Daiyan, tidak ada respon dari Amaranth membuat Daiyan langsung panik.
Batsya yang melihat itupun langsung menguncang pelan bahu Amaranth, dan benar saja saat itu juga Amaranth terbangun dari tidurnya dengan muka bantal dan mata merah ciri khas orang bangun tidur.
"Huuh kamu tidur Ra?" Tanya Daiyan yang bernafas lega.
Amaranth menganggukan kepalanya sambil mengucek-ngucek maranya, rambutnya yang berantakan di rapikan oleh Daiyan.
"Sekarang kamu cuci muka dulu ya, bentar lagi jam masuk" ucap Daiyan mengusak kepala Amaranth.
Tidak ada jawaban dari Amaranth, Amaranth langsung berjalan menuju keluar kelas dengan muka bantalnya,mumgkin itu efek bangun tidur.
Saat akan melewati pintu keluar Amaranth bertemu dengan Fatih yang akan masuk kekelas.
"Mau kemana Ra?" Tanya Fatih
KAMU SEDANG MEMBACA
Amaranth (ON GOING)
Historia CortaTerlalu panjang untuk diceritakan dan terlalu rumit untuk dijelaskan. Begitulah kehidupan Amaranth setelah masuk dikeluarga barunya Jangan terlalu percaya pada siapapun terkadang orang yang paling kita percaya bisa menjadi sumber kekecewaan bagi kit...