41. kemarahan Dina

2 0 0
                                    

Dikamar bernuansa gelap, Amaranth ditemani dengan Ryan dan juga Bintang.

"Jelasin, apa yang terjadi" ucap Bintang menatap keduanya.

"Ada seseorang yang ambil Foto Amaranth waktu pergi sama Theo" ucap Ryan.

Bintang menghela nafas panjang, apa yang dia pikirkan ternyata benar, tapi ada sesuatu yang mengganjal dipikiran Bintang dimana mereka dapat Foto itu, dan siapa yang mengambil Foto itu.

"Terus kenapa Theo bisa ada di  rumah dan berkelahi dengan Baran?"

"Gw ga tau, tapi Theo datang pas om Dirga nampar Amaranth dan Theo langsung nendang Om Dirga saat itu juga"

"Jadi itu penyebab wajah Amaranth memar dan luka-luka gini?" Tanya Bintang memastikan.

"Bukan cuma om Dirga aja, tadi pas Amaranth mah misahin Theo sama Baran, Amaranth kena bogeman Baran, dan itu juga penyebab Batsya jatuh sampai pendarahan" jelas Ryan.

"Kalau papa sampai tahu ini, semuanya bakal runyam, tapi cepat atau lambat papa pasti tau" ucap Bintang memijat pangkal hidungnya.

Amaranth tersenyum miris mendengarkan perkataan Bintang.

"Emang paling tepat kalau gw ga pernah ketemu kalian, ga pernah masuk di kehidupan kalian" Amaranth mendongakkan kepalanya menahan air matanya.

"Semuanya ga akan kacau kayak gini, toh gw cuma pengganti Jihan di keluarga ini" ucap Amaranth tersenyum miris.

Perkataan Amaranth berhasil membuat Bintang dan Ryan terdiam membisu.

Bintang memegang wajah Amaranth yang sangat kacau.

"Kedatangan kamu udah kami tunggu selama ini, dan kamu bukan pengganti jihan" ucap Bintang dengan lembut.

"Iya Ra, kedatangan kamu bahagia buat kami" sambung Ryan.

Amaranth menggelengkan kepalanya, tidak percaya apa yang dikatakan Bintang dan Ryan.

"Semua orang cuma kasihan sama gw, karena gw ga punya Mama ga punya Papa dan juga ga punya keluar_" Amaranth menggigit bibirnya tidak sanggup lagi melanjutkan perkataannya.

Bintang langsung menarik Amaranth kedalam pelukannya, saat itu juga punggung Amaranth bergetar hebat, menangis tanpa suara itulah yang Amaranth lakukan.

*****

"Gimana sayang kamu udah baikan?" Tanya Dina yang duduk di samping Batsya.

"Iya ma"

"Sya makan dulu ya" ucap Daiyan yang baru saja datang membawa semangkuk bubur dan juga air putih.

Batsya menggelengkan kepalanya dan menutup mulutnya.

"Sedikit aja sya, yang penting perut kamu ada isinya, kasian anak kita kalau kamu ga makan" ucap Daiyan berusaha membujuk Batsya untu memakan buburnya.

Dengan terpaksa Batsya menganggukkan kepalanya, yang membuat Dina dan juga Daiyan tersenyum.

"Gitu dong" Daiyan mencium kening Batsya.

Sementara di tempat lain Amaranth bersama Ryan dan Bintang ketiganya sedang berkumpul di ruang tamu apartemen milih Bintang.

"Gimana pipi kamu udah baikan?" Tanya Bintang sambil menyuapkan bubur ayam ke mulutnya.

"Udah mendingan"

"Dan kamu Ryan, yakin hari ini ga sekolah?" Tanya Bintang pada Ryan yang sibuk memakan buburnya.

"Yakin, gw jagain Amaranth aja di apartemen"

Amaranth (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang