Chap. 2:-🕊 [Damara, Si Wanita Hebat]

59.5K 4.8K 67
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨🕊✨

Keesokan harinya, Salma sudah diperbolehkan pulang. Kalian tahu apa saja hal yang dilakukannya kemarin? Hanya tidur, makan dan poop, itu saja. Why? Ya ... karena kepalanya sudah pusing memikirkan hal yang menimpanya saat ini. Dan memang sudah seharusnya pasien seperti dia beristirahat, bukan?

"Mommy, akhirnya pulang juga! Arkan seneng banget!!" suara bocah berbaju hitam kemarin terdengar sangat gembira. Itu membuat Salma menjadi sedikit tidak enak hati. Bagaimanapun, dirinya ini kan bukan Ibu mereka, Damara.

"Iya, Non ... Mbok juga seneng!" Salma tersenyum kecil mendengarnya. Lalu, gadis itu ikut membantu Mbok membereskan barang-barangnya.

Sekitar tiga puluh menit mereka akhirnya selesai. Salma menggiring kopernya keluar ruangan diikuti Mbok dan duo bocah.

Langkah Salma diiringi dengan pekikan
orang-orang di lorong rumah sakit. Hal itu tentu saja membuatnya bingung.

Oiya! Tubuh yang ditempatinya sekarang--kan seorang model terkenal. Tentu saja ini semua adalah hal yang wajar. Bisa-bisanya dirinya melupakan hal besar seperti itu.

Sesampainya di halaman rumah sakit. Koper yang sedari tadi dipegangnya langsung diambil darinya, kemudian diletakkan dibagasi. Gadis itu bahkan diiring itu masuk kedalam mobil.

Untuk ukuran seorang gadis biasa seperti Salma--semua ini terasa sangat berlebihan. Sebelumnya ia tidak pernah diperlakukan seperti itu. Ia selalu diajarkan mandiri oleh Sonya. Dan dirinya bahkan tak pernah sekalipun diperlakukan begitu.

Salma jadi teringat motto hidup Mamanya itu. bunyinya begini, 'Jadi wanita itu harus mandiri! Kalo kita bisa sendiri, gausah minta tolong orang lain!'

Ah. Salma jadi rindu pada Mamanya. Meskipun wanita itu sedikit cerewet sih! Hihi..

Selama diperjalanan, yang dilakukan Salma hanya memperhatikan dan mengagumi setiap lekuk wajah si kembar. Gadis itu bahkan menciumi tiap inci wajahnya saking gemasnya.

"Non, mau mampir ke supermarket?" tanya Mbok sambil melirik Salma yang sudah selesai dengan kegiatannya.

"Boleh deh, Mbok. Tapi biar saya sendiri aja," jawab Salma cepat saat melihat kalau Mbok ingin mengucapkan sesuatu. Mbok pun mau tak mau langsung mengiyakannya.

Salma terkekeh pelan melihatnya, ia kemudian membuka pintu mobil perlahan agar si kembar tak terbangun. Tak lupa, ia juga mengambil dompet milik Damara dan memakai masker.

Ia harap tak akan ada orang yang mengenalinya saat ini. Setelah masuk, Salma mendatangi rak-rak yang berisi jajanan. Ia hanya mengambil dua bungkus pisang asapan.

Setelahnya, ia mendatangi lemari pendingin. Gadis itu mengambil kopi kalengan yang tersisa satu. Baru saja tangannya ingin menjangkau, kopi itu sudah diambil orang lain.

Salma menghela napas kasar, ia melirik kecil orang yang mengambil kopi itu lalu melangkah menuju kasir membawa dua bungkus pisang asap dan langsung meletakkannya.

"Totalnya dua pul--"

"Totalin sama yang ini, mbak." Suara seseorang membuat ucapan si kasir terpotong. Dia meletakkan dua kopi kalengan dengan merek berbeda di meja. Kasir itu pun langsung menatap Salma meminta persetujuan.

Salma mengernyit. "Gausah, mbak. Totalin punya saya aja." ujar Salma menolak. Ia segera menyodorkan barang belanjaannya. "Cepet totalin!" suruhnya.

"Totalnya dua puluh ribu, mbak." ucap si kasir cepat. Salma langsung menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan dan kemudian pergi dari sana.

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang