●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
"Makasih banyak Om, Chani udah mau nraktir aku, Ardan sama Mommy!" ucap Arkan usai makan bersama selesai. Ia menyengir sambil menatap Chani dan Papanya. Ardan mengangguk menyetujui ucapan kembarannya.
"Iya, Mas Jeff. Makasih banyak buat makanannya," timpal Salma sambil menampilkan senyuman manisnya.
Jeffrey berdehem. "Sama-sama," balasnya sembari menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba saja berdetak kencang.
Salma berdiri diikuti dengan si kembar. "Kalo gitu, aku pamit dulu ya Mas. Arkan, Ardan ayo salim sama Om Jeff," ujarnya kemudian menyuruh si kembar agar menyalimi Jeffrey.
Setelahnya, Chani yang bergantian menyalimi Salma. "Hati-hati ya Tante, Arkan, Ardan," ucapnya sambil menatap Salma dan si kembar bergantian.
"Dah Chan!" ujar si kembar diiringi dengan lambaian tangan. Kemudian mereka berjalan menjauhi Chani dan Papanya yang masih terduduk di kursi.
Jeffrey memegangi dadanya yang masih berdetak kencang. "Ini saya gak sakit jantung kan?" batinnya bingung.
Chani yang melihat Jeffrey memegangi dada merasa heran. "Papa oke--kan?" tanya Chani sambil memakan burger dan menatap Papanya.
Jeffrey mengangguk singkat, dan tersenyum simpul sembari menatap balik Chani. Lalu berdiri dan langsung menggendong Chani yang masih memakan burger, pipinya bahkan sudah membulat penuh dengan potongan burger. Tak lupa ia juga membayar makanan yang dipesan tadi.
✨🕊✨
"Assalamu'alaikum.." ucap Salma dan si kembar bersamaan tepat saat mereka membuka pintu rumah.
"Waalaikumsalam.. Akhirnya Non sama Den pulang." sahut Mbok Ratna yang tiba-tiba saja sudah berada di dekat pintu menyambut mereka. "Iya Mbok." balas Salma.
"Arkan, Ardan kalian ganti baju sana. Abis itu turun ya, mau kerumah Nenek gak?" Sikembar langsung menatap bingung Salma. "Nenek? Maksud Mommy Oma?" ucap mereka bingung.
Salma gelagapan. "Ehh.. i-iya! Itu maksud Mommy! Mommy salah ngomong tadi, hehe.." ujar Salma sambil tersenyum kikuk.
"Ooo gitu... Kalo gitu kita keatas dulu ya Mom." ucap mereka berbarengan, kemudian berlari menaiki tangga.
Setelah itu, Salma berjalan kearah dapur diikuti Mbok Ratna. "Non ngapain kedapur?" tanya Mbok heran.
Salma tersenyum. "Aku mau nyicipin Mama kue buatan aku Mbok." Ia mengambil wadah bertutup lalu memasukkan setengah dari cheesecake yang sudah terpotong-potong.
Mbok Ratna berohria. "Pasti Nyonya suka Non!" serunya. "Mudah-mudahan ya Mbok, haha.." balas sambil terkekeh kecil.
"Yaudah, aku ke ruang tamu dulu ya Mbok."
"Iya Non."
Sampainya di ruang tamu, Salma menemukan Arkan dan Ardan yang ternyata sudah duduk manis di sofa.
"Ayo Mom. Kita berangkat!" seru si kembar semangat.
"Ayo!" sahut Salma sambil mengepalkan tangan kana lalu mengangkatnya keatas.
✨🕊✨
Setengah jam kemudian, mereka akhirnya tiba di mansion Ibunya Damara. Terlihat sederhana namun elegan. Salma berani bertaruh jika ini adalah mansion terindah yang pernah dilihatnya.
"Uncle!" suara dari si kembar mengagetkan Salma. Gadis itu terlonjak hingga badannya terhuyung kebelakang beberapa senti.
Abhi terkekeh. "Aaa! Udah gede ternyata keponakan Uncle!" ujarnya sembari merentangkan tangan, mengisyaratkan agar si kembar memeluk dirinya. Dan benar saja, si kembar langsung berhambur kedalam pelukan Abhi.
"Uncle kapan pulang?" tanya Arkan sambil menatap lekat Abhi. "Emm.. kemarin," jawabnya.
Abhi menatap bingung Salma yang hanya diam berdiri sejak tadi. "Ra? Kamu ngapain berdiri aja disana?" tanya Abhi, kemudian dia melepaskan pelukannya pada Arkan dan Ardan.
Salma hanya tersenyum kaku sembari menatap balik Abhi. "Ke ruang tengah yuk. Mama udah nunggu disitu." Abhi menghampiri Salma, ia menggandeng tangannya dan membawanya nya keruang tengah.
"Arkan, Ardan. Ayo!" Salma melepaskan genggaman tangan Abhi dan berbalik untuk menggenggam tangan Arkan dan Ardan dikedua tangannya. Abhi tersenyum tipis melihatnya.
Diruang tengah, Salma disuguhkan pemandangan seorang wanita dan pria paruh baya sedang berbincang-bincang dilantai beralaskan karpet bulu berwarna grey yang terlihat mahal.
"Oma! Opa!" pekik si kembar dan langsung berhamburan kedalam pelukan wanita dan pria paruh baya itu.
"Cucu Oma!" Lina mengelus lembut surai Arkan. Dia bahkan menciuminya juga.
"Oma sama Opa apa kabar?" Ardan menatap Setyo dan Lina bergantian.
"Baik kok! Baik banget malahan! Opa seneng kalian bisa dateng kesini." Setyo menatap balik Ardan.
"Oiya Ma, Pa. Aku bawain cheesecake yang aku buat tadi pagi." Salma menyerahkan paperbag berisi cheesecake yang sudah diletakkannya di wadah tertutup pada Lina. Dan tentu saja wanita itu menerimanya dengan senang hati.
"Wah.. kamu tau aja kalo Mama lagi pengen makan cheesecake." ucap Lina seraya tersenyum simpul.
"Kebetulan dong, haha.." sahut Salma, ia terkekeh kecil menatap Lina.
"Yaudah kalo gitu.. ayo kita cobain!" Abhi mendudukkan Salma dulu baru ia duduk disebelah gadis itu.
Melihat Salma yang terkejut, Lina langsung menegurnya, "Abhi!"
Setelahnya mereka tergelak bersama melihat wajah cemberut Abhi.
"Ih! Uncle itu udah jelek! Kalo kayak gitu malah tambah jelek tau!" Arkan berucap sambil menunjuk wajah Abhi.
"Anak kecil itu jujur tau Kak!" Salma ikut mengiyakan ucapan Arkan.
Abhi mendengus. "Gausah ngejek.. aku tau dan sadar diri kok!" gerutunya kemudian yang membuat mereka kembali tertawa.
Ah. Melihat keharmonisan keluarga ini, membuat Salma merindukan keluarganya juga.
Haruskah dirinya menerima kenyataan bahwa jiwanya benar-benar masuk kedalam raga Damara?
Jika boleh, dirinya tentu akan menolak. Tetapi tidak. Mau tak mau ia harus menerimanya.
Dan setelah tinggal di dalam raga Damara. Ternyata hidup sebagai wanita ini tidak terlalu buruk.
Oke. Mulai hari ini, Salma Graciana akan seterusnya hidup sebagai Damara Kathlyna. Itu ikrar dan janjinya.
Tapi, jika Takdir berbaik hati kepadanya untuk memulangkannya ia kepada rumahnya. Tentu saja Salma dengan senang hati akan menerimanya.
Nothing is impossible, right?
✨🕊✨
Hi, bear!
Gimana chapter kali ini??Btw, jangan lupa vote ya♡♡ Biar aku makin sayang sama kalian semua(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و
Hehe.. segini dulu ya. Dadahhhh!
Ntar kalo bisa, aku double up deh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasiSalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...