Chap. 9:-🕊 [Mas Jeffrey?!]

27.4K 2.7K 110
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨🕊✨

Sampainya ditaman kota, Damara dan si kembar langsung berjalan menuju bangku yang sudah tersedia ditaman untuk diduduki. Posisinya, Damara ditengah, Arkan disamping kanan dan Ardan disamping kirinya Damara.

"Mom! Jajan yuk!" pinta Arkan sembari memainkan jari jemari ibunya.

"Iyaa Mom! Ardan pengen siomay itu!" tambah Ardan sambil menunjuk kearah gerobak penjual siomay. "Kayaknya enak banget!" katanya lagi.

"Yaudah.. kalo gitu ayo kesana!" Damara menggenggam masing-masing tangan anaknya. Takutnya, nanti mereka malah berkeliaran dan berakhir tersesat tak tahu jalan.

"Mas, beli siomay-nya tiga porsi. Dibungkus ya," pesan Damara pada si penjual siomay. "Oiya. Satu pedes, duanya lagi gak pedes." sambung Damara me-request.

Mendengar pesanan ibunya, Arkan menarik pelan tangan Damara. "Mom! Aku mau pedes dikit!" ucapnya.

"Ehm.. Aku juga deh, Mom!" ucap Ardan ikut-ikutan. Damara memicing menatap Ardan. "Beneran? Nanti kepedesan gimana?" kata Damara khawatir.

"Tapi Mom. Ardan mau belajar makan pedes," sahut Ardan sedih. Bocah itu merenggut seraya menatap Damara berkaca-kaca.

"Emm.. yaudah deh. Tapi kalo kepedesan bilang Mommy ya!" putus Damara yang langsung diangguki Ardan cepat.

"Mas. Jadinya, satu pedes. Trus dua lagi, kasih aja sausnya dikit," kata Damara mengulangi pesanannya.

"Oke mbak. Tunggu ya," ucap penjual siomay. Kemudian, dia mulai membungkuskan siomay pesanan Damara.

Lima menit kemudian.

"Mbak, ini pesanannya," ujar penjual siomay sambil menyodorkan kresek biru berisi tiga bungkus siomay pesanan Damara.

"Makasih mas. Ini uangnya." Damara langsung memberikan selembar uang dua puluh ribu pada si penjual siomay setelah dirinya mengambil kresek berisi tiga bungkus siomay.

"Yuk nak!" ajak Damara. Gadis itu meminta Arkan untuk membawa kresek siomay. Setelah itu, ia kembali menggenggam masing-masing tangan si kembar, dan kemudian berjalan menuju bangku yang telah sempat mereka duduki tadi.

Arkan dan Ardan bersamaan mendudukkan diri di bangku itu. "Kalian duduk sini dulu ya. Mommy mau beli minuman sebentar disana," ujar Damara sambil menunjuk warung yang berada tak jauh dari mereka. "Kalo mau siomay-nya, makan aja dulu. Yaudah Mommy pergi dulu ya!" lanjutnya.

"Oke Mom!" sahut Arkan dan Ardan serempak seraya memperagakan gerakan hormat.

Kemudian, Damara langsung berjalan kearah warung yang ditunjuknya tadi. Saat sampai, ia mengambil tiga botol air mineral, satu bungkus makanan ringan, dan eskrim coklat satu juga. Setelah cukup, Damara segera membayarnya.

"Makasih buk."

Damara kembali melangkah menuju bangku yang diduduki Arkan dan Ardan. Dahinya berkerut ketika melihat kedua anaknya sedang bertawa ria dengan seorang anak kecil dan pria dewasa yang terlihat seperti ayah dari anak kecil itu.

Ia tak dapat melihat dengan jelas siapa anak kecil dan pria itu, karena posisi mereka yang saat itu sedang membelakangi Damara.

"Arkan, Ardan?" panggil Damara, tepat dibelakang ayah dan anak itu.

"Mommy!" sahut Arkan dan Ardan bersamaan. Mereka langsung menghampiri Damara. Hal itu juga membuat, ayah dan anak tadi langsung membalikkan diri menghadap Damara dan si kembar.

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang