●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
"Kak! Lagi buat apa nih?" tanya Adinata sambil memperhatikan tangan Damara yang sedang menuangkan adonan kue berwarna coklat kedalam cetakan mangkuk kecil dari kertas aluminium foil.
"Eh, Na? Udah wangi aja kamu." Aroma shampoo strawberry yang dipakai Adinata menguar kuat, hingga Damara dapat menciumnya dengan jelas. Dia sangat terlihat imut!
"Iya nih, Kak. Aku ngga mau telat nantinya. Kakak udah mandi juga-kan?" Damara meringis malu mendengar pertanyaan Adinata. "Jangan bilang Kakak belum mandi?" tanya Adinata saat melihat respon Damara.
"Belum. Rencananya, Kakak mau bikin kue buat Arkan sama Ardan nanti. Trus, buat kita anter ke kafe juga, sebagai permintaan maaf Kakak ke Mba Tania," jelas Damara sambil memasukkan cetakan berisi adonan tadi kedalam oven, lalu mengatur waktu serta nya.
Adinata berohria. "Ngomong-ngomong, ada yang perlu aku bantuin ngga, Kak?" ucap Adinata sembari melirik-lirik kue-kue buatan Damara yang sudah jadi dari tadi.
Damara mengangguk antusias. "Ada! Tolong kamu hiasin brownies sama red velvet cake itu ya! Oiya, cheesecake-nya sekalian juga!" Damara menunjuk kue yang sudah selesai dibuatnya diatas meja. "Huh. Untung aja sekarang guru kamu rapat. Jadinya, kamu bisa bantuin Kakak sekarang." ucap Damara penuh syukur.
"Iya, alhamdulillah. Aku juga jadi bisa pergi sama Kakak buat nemuin Arkan sama Ardan," sahut Adinata ikut bersyukur. "Sumpah, Kak! Aku jadi excited banget." ujarnya seraya berjalan menghampiri kue-kue buatan Damara diatas meja makan.
Damara terkekeh kecil mendengarnya. "Na. Aku mau mandi dulu ya!" Damara lalu berjalan mendatangi Adinata yang sedang asik menghiasi kuenya secantik mungkin. "Oiya, Na. Tolong liatin kue aku tadi dioven ya. Waktunya cuma lima belas menit loh." Adinata mengangguk cepat.
"Siap, Kak! Aku pastiin kuenya bakal aku angkat setelah lima belas menit lagi. Kakak tenang aja." balas Adinata sambil memperagakan gerakan hormat.
"Yaudah. Kalo gitu, aku mau mandi dulu." ujar Damara seraya segera berlari ke kamarnya untuk mengambil handuk terlebih dahulu. Setelahnya, ia pergi mendatangi kamar mandi yang berada disamping kamarnya.
Dua puluh menit kemudian, Damara selesai. Begitu pula dengan Adinata, cowok itu bahkan sudah menyusun kue buatan Damara yang selesai dia hias ke dalam kotak yang telah dibeli kemarin. Kue didalam oven tadi pun, juga sudah selesai dihiasnya.
"Wahh! Kamu pinter banget ngehias-nya! Keren!" puji Damara sambil bertepuk tangan karena keahlian Adinata menghiasi kuenya.
Adinata tersenyum bangga. "Iya dong! Adinata Brawijaya gitu loh!" ucap Adinata seraya menyugar rambutnya kebelakang.
"Idih! Songong banget!" Damara menatap sinis Adinata yang masih senyam-senyum sendiri karena pujiannya. Ia lebih memilih pergi dapur untuk menyiapkan dua porsi nasi goreng untuknya dan Adinata.
"Nana. Makan dulu." Adinata menyudahi acara narsis-nya lalu duduk dihadapan Damara. "Nih, makan." Damara menyodorkan sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi serta beberapa nugget pada Adinata.
Adinata mengangguk. "Makasih, Kak!" ucapnya senang. Damara mengangguk seraya ikut memakan nasi gorengnya.
✨🕊✨
Tok! Tok!
"Nana! Kamu udah siap belum?" ucap Damara seraya mengetuk pintu kamar Adinata.
"Iya, Kak! Bentar lagi ini! Kakak tunggu diluar aja, nanti aku nyusul," sahut Adinata dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasySalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...