Chap. 19:-🕊 [Ketupat, Toge, Digeprak!]

8.9K 1K 53
                                    

●H a p p y R e a d i n g●

✨🕊✨

"Kakak gimana sih?! Udah pasti Kak Damara-nya pulang karna abis liat Kakak berduaan sama tu cewek!" Biya mengamuk ketika mendengar Jeffrey berkata jika Damara tak kunjung kembali dari toilet.

Setelah mengatakan bahwa dirinya telah memesan meja atas nama Bianca Elliana, kasir itu berujar kalau tadi ada seorang wanita juga mengatakan hal sama padanya. Tentu saja, hati Jeffrey langsung berbunga-bunga. Dengan langkah cepat, dia langsung mendatangi meja yang sudah dipesan Biya sesudah kasir itu memberitahu letaknya.

Namun sesampainya disana, Jeffrey hanya mendapati berbagai makanan yang terhidang di meja tanpa adanya Damara disana. Mungkin dia sedang berada di toilet, pikir pria itu berusaha positif thinking pada Damara.

Dan saat dirinya sedang menunggu Damara, tiba- tiba saja Ayana--mantan kekasihnya datang. Wanita itu datang menghampiri karena melihatnya sendirian dan hanya ditemani berbagai makanan di meja.

"Aku lagi nunggu seseorang." ujar Jeffrey singkat disertai dengan senyuman tipis.

"Ooh gitu. Iya-iya.." Ayana membalas kikuk ucapan Jeffrey. Ternyata pria itu masih tetap sama seperti dulu, kaku sekali. "Btw, aku juga lagi nungguin suami aku. Dia lagi ke toilet juga," sambung Ayana dan hanya dibalas anggukan pelan Jeffrey.

Ayana tersenyum canggung, padahal-kan niatnya itu agar obrolan mereka mmengalir bebas. "Oiya! Anak kamu gimana? Pasti udah gede ya? Haha.."
ujar Ayana sambil tertawa kecil.

"Iya. Haha.." Jeffrey ikut tertawa. Walaupun sedikit dipaksakan. "Kamu hamil?" tanyanya kemudian, setelah matanya tak sengaja melihat perut Ayana yang agak membesar.

Ayana mengangguk riang. "Iya, Jeff! Udah tiga bulan ini!" sahutnya bahagia. Raut wajahnya pun menjadi lebih berseri-seri. Jeffrey pun juga ikut senang atas kehamilan wanita itu. Obrolan mereka pun berlanjut hingga akhirnya suami Ayana datang menghampiri.

"Aya? Kamu kok disi--Jeffrey? Kamu disini?" ujarnya ketika melihat Ayana. Matanya bahkan ikut melebar ketika melihat keberadaan Jeffrey juga.

"Gitu deh, Gar." Sagara--suami Ayana tersenyum simpul mendengarnya.

"Yaudah kita pamit dulu ya, Jeff. Si Ayana udah tau hamil masih aja suka kelayapan kayak gini," ujar Sagara tak habis pikir dengan kelakuan istrinya itu.

Ayana cemberut. "Tapi, babe. Aku mau liat siapa yang dibawa Jeff kesini! Sekalian silaturahmi tau!" sahut Ayana sambil bersedekap dada.

Sagara menggeleng. "Besok aja ya? Gabaik loh gangguin orang lagi dinner romantis kayak gini." bujuknya.

"Oke deh. Jeff, kita pergi dulu. Dah!" Ayana berjalan cepat, meninggalkan Sagara dan Jeffrey dengan hati jengkel.

"Kalo gitu. Aku duluan ya, Jeff. Good luck!" Sagara segera berlari menyusul Ayana, istrinya yang benar-benar keras kepala.

Jeffrey tersenyum kecil melihat mereka. Setelahnya, dia kembali melirik arloji ditangan. Padahal sudah dua puluh menit dirinya menunggu disini. Tapi, mengapa Damara tak kunjung datang kemari?

Namun, Jeffrey tetap menunggunya. Setengah jam kemudian, handphone-nya berdering. Seketika, suara omelan Biya langsung menyambutnya. Dan bahkan bertambah saat dirinya menjelaskan semua hal yang terjadi pada gadis itu.

"Kakak! Malah ngelamun ih! Coba Kakak keluar restoran. Kali aja Kak Damaranya masih ada! Pokoknya kalo bener masih ada, ajak dia makan! Jelasin semuanya ke dia! Aku gamau tau! Heran punya kakak kok be--"

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang