Ekstra Chap. 2:-🕊 [Para Bocil Ikut Nyusul!]

8.7K 582 20
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨🕊✨

"Permisi, Mbak."

"Oh iya. Ada yang bisa saya bantu, Mas?"

"Saya ingin mengajukan permohonan pembuatan paspor baru untuk ketiga anak kecil ini." Abhi menyodorkan tiga buah map berisi semua dokumen persyaratan serta menunjukkan bukti pendaftaran (barcode antrian) pada petugas di loket pemohonan paspor di kantor imigrasi itu.

Arkan, Ardan, dan Chani langsung mengangguk antusias ketika mendengar ucapan Abhi pada petugas wanita disebalik meja itu.

"Bisa, Mas. Mohon ditunggu dulu. Saya akan memeriksa kelengkapan dokumen ini terlebih dahulu." ucap petugas wanita itu seraya menunjuk deretan kursi didepannya.

"Kita kesana dulu yuk." Abhi mengajak ketiga bocah itu untuk duduk dan menunggu di kursi yang telah disediakan.

Damara is calling...

"Siapa, Uncle?" tanya Chani ketika mendengar dering handphone Abhi dari sakunya.

"Mommy kalian. Kalian jangan berisik ya." Abhi langsung menggeser tombol hijau yang terpampang dilayar handphone-nya. "Halo, Ra? Ada apa?"

"Assalamu'alaikum, Kak! Ini aku, Salma. Aku pinjem handphone Kak Damara."

Abhi tersenyum kecil. "Waalaikumsalam. Ternyata kamu. Oiya, ada apa, Sal?" tanya Abhi.

"Aku cuma mau nanya. Arkan, Ardan sama Chani jadi kesininya?"

Saat mendengar Salma memanggil namanya, Ardan langsung merebut handphone Abhi dari tangannya. "Iya, Mom! Kita jadi ke Singapura bareng Uncle! Kita aja lagi di ... di ... ini kita lagi ada dimana sih, Uncle?!" bisik Ardan kesal karena lupa nama tempat yang sedang dia pijaki sekarang.

Arkan dan Chani mendelik. "Kantor imigrasi tau." jawab mereka bersamaan.

"Nah! Iya, Mom! Kita lagi disitu!" ucap Ardan senang.

"Bagus tuh! Kalo udah jadi pasportnya, kalian langsung kesini ya? Kita bakal main bareng-bareng entar!"

"Iya, Mom!"

Abhi kembali merebut paksa handphone itu dari tangan Ardan. "Udah, Sal? Kamu cuman mau nanyain mereka aja nih?" tanya Abhi pura-pura merajuk.

Salma terkekeh. "Oiya, Kak. Makasih banyak ya, udah mau bantuin mereka bikinin pasport. Kakak tau, aku sampe ngga bisa tidur karena mikirin kalian yang mau dateng kesini. Huhuhu!" ucapnya dramatis.

"Panggilan kepada nomor antrian 027, 028 dan 029 atas nama Arkan Bagaskara, Ardan Bagaskara dan Chani Abhra."

*Kalo salah maafin aja ya, bear:) aku ngga pernah ke kantor imigrasi soalnya.

"Iya, sama-sama. Kalo gitu, Kakak tutup telponnya dulu ya. Mbak loketnya udah manggil tuh."

"Oke deh. Assalamu'alaikum, Kak!"

"Waalaikumsalam." Abhi kembali memasukkan handphone itu kedalam sakunya. Kemudian, dia kembali mendatangi loket pemohonan paspor dengan Arkan, Ardan dan Chani didepannya.

"Ketiga datanya sudah lengkap, Mas. Silahkan mengambil sidik jari dan foto di loket sebelah sana. Dan ini kode pembayaran dan tanda terima permohonan. Mohon dibawa kembali, saat ingin mengambil paspor." ujar petugas wanita itu sembari menunjuk loket yang berada disamping kirinya lalu menyerahkan kode pembayaran paspor dan tanda terima permohonannya.

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang