●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
Damara menatap Jeffrey khawatir. "Mas? Mas Jeff? Mas! Jangan nakutin aku gini doh!" seru Damara berusaha menyadarkan Jeffrey dari lamunannya.
Ah. Kalian tahu? Jeffrey terlihat menyeramkan sekarang! Apalagi senyumannya cringe yang tersungging dibibirnya.
"Mas!" Jeffrey akhirnya tersadar setelah Damara menepuk pelan bahunya. Pria itu menatap Damara dengan kerutan dalam didahi. Bukankah tadi..
ALLAHU AKBAR! Jangan bilang--jika semua itu hanya khayalannya! Tapi..rasanya kok nyata ya?
"Mas, kamu ngga pa-pa kan?" tanya Damara saat melihat Jeffrey sibuk meraba saku tuxedo-nya. Jeffrey menatap Damara dan menggeleng pelan sebagai jawabannya.
"Alhamdulillah, Mas. Sumpah! Tadi itu aku kaget banget, ngeliat kamu ketawa-ketiwi begitu!" ujar Damara sambil memperagakan senyuman cringe yang dibuat Jeffrey tadi.
Jeffrey menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya meringis malu melihat senyuman Damara. "Maafin saya, Ra. Saya juga ngga tahu kenapa bisa gitu." ujarnya.
Damara terkekeh. "Gapapa kok, Mas. Yaudah.. kalo gitu--lanjutin makannya yuk." Damara kembali memakan ketopraknya yang bahkan belum habis setengah piring itu. Jeffrey mengangguk kaku. Kemudian, dia juga ikut menghabiskan ketoprak miliknya.
Sepuluh menit kemudian, mereka akhirnya selesai.
"Pak, total semuanya berapa?" tanya Damara pada bapak penjual ketoprak tadi.
"Tiga puluh ribu aja, Neng." jawab si bapak.
Saat tangan Damara sedang mengambil uang di dalam tas, Jeffrey dengan cepat langsung memberikan selembar uang lima puluh ribu pada si bapak penjual.
"Mas! Biar aku yang bayar!" ucap Damara tak terima. "Pak, ini--"
Uang yang disodorkan Damara pada si bapak malah Jeffrey ambil dan kembali memasukkannya paksa kedalam tas jinjing Damara. Kemudian, semua itu langsung dihadiahi Damara dengan tatapan tajamnya.
"Udahlah, Neng! Biarin.. Masnya aja yang bayar." ujar si bapak sambil tersenyum kecil pada mereka berdua.
"Tapi---"
"Pak. Ambil aja kembaliannya. Saya pamit dulu." Setelahnya, Jeffrey langsung mendorong bahu Damara dan membawanya menuju mobilnya.
"Mas.. kenapa kamu yang bayar sih! Kan aku yang ngajak kamu kesini! Harusnya itu aku yang bayar!" omelan Damara membuat Jeffrey tersenyum gemas.
"Gapapa, Ra. Tapi--kalo kamu maunya gitu, pas kita makan bareng lagi. Giliran kamu yang traktir saya. Gimana?" tawar Jeffrey sembari berusaha agar tangannya tak kelayapan untuk mencubit pipi Damara yang sedang menggembung itu.
"Emm. Oke deh!" putus Damara.
Jeffrey mengangguk. "Yaudah. Kamu pulang duluan sana. Saya baru inget kalo Biya nitip ketoprak tadi."
"Oiya, Mas. Aku baru inget. Jadi.. Biya nyiapin semua ini buat bantuin kamu?" tanya Damara ingin memastikan.
Jeffrey kembali mengangguk kaku. "Iya, Ra. Saya minta tolong dia buat bantuin saya supaya bisa deket sama kamu." Jeffrey menjeda ucapannya sejenak. "Dan seperti yang kamu lihat. Semuanya gagal." Jeffrey tersenyum miris pada dirinya sendiri.
"Karna itu, saya ingin mengulangi semuanya dari awal. Jadi, Ra.. kamu mau memulai hubungan yang lebih serius dengan saya?" tanya Jeffrey sambil menatap Damara penuh kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasySalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...