●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
Jeffrey tertegun melihat bracelet yang ditemukan Keenan dibawah sana. Dengan cepat, dia langsung merebutnya lalu memperhatikan tiap inci dari bracelet itu. Tak salah lagi. Ini pasti milik anak perempuan yang membantunya dulu. Jeffrey memberikan bracelet yang dibuatnya sendiri sebagai bentuk pertemanan mereka. Tapi anehnya, mengapa tiba-tiba bracelet itu bisa berada disini?
"Lo tau?" Jeffrey tak menjawab pertanyaan Keenan. Dia hanya sibuk mengamati bracelet itu dan berusaha mengingat memori masa kecilnya.
"Mas! Cepetan dong! Antri nih!" Dava dan Keenan yang mendengarnya langsung kalang-kabut. Setelah membayar semua belanjaan mereka, Dava bergegas keluar supermarket dengan dua kantong plastik ditangan. Sementara, Keenan berusaha mendorong Jeffrey yang masih sibuk dengan bracelet-nya ikut keluar.
"Jeff! Lo gapapa-kan?" tanya Dava risau. Keenan pun juga mengangguki ucapan Dava--merasa setuju.
Jeffrey menatap kedua temannya sambil tersenyum tipis. "Gapapa." katanya pelan.
"Yaudah. Kalo gitu, kalian masuk sana. Biar gue aja yang nyetir mobilnya," ucap Keenan seraya mengambil kunci mobil ditangan Dava. "Jeff. Lo dibelakang aja. Biar si Dava yang didepan," lanjutnya sambil menaiki mobil, diikuti Dava dan Jeffrey.
Selama diperjalanan, Dava terus menerus bernyanyi bersama lagu yang disetelnya. Kalian tahu apa judulnya?
What is love.
Iya. Lagu milik Twice itu dinyalakannya dengan volume yang cukup kencang. Dan setelah lagunya selesai, pria itu langsung menukarnya dengan lagu bergenre k-pop lainnya.
Tak disangka, CEO sebuah perusahaan ternama ini adalah seorang fanboy.
"Matiin, Dav. Bosen gue dengernya." ucap Keenan sambil melirik kecil Dava. Raut wajahnya bahkan sudah terlihat tak bersahabat, membuat Dava mau tak mau harus mematikannya.
"Oiya, Jeff. Gimana kafe lo tadi?" tanya Dava saat teringat tujuan Jeffrey datang ke Bandung.
Jeffrey yang sedang asik memandangi pemandangan luar--langsung menoleh pada Dava. "Gapapa. Aman kok." jawab Jeffrey seadanya.
"Jeff. Soal bracelet tadi. Lo tau pemiliknya?" tanya Keenan tiba-tiba karena penasaran akan bracelet yang dia temukan tadi.
"Bracelet?" beo Dava tak paham.
Jeffrey tersenyum tipis. "Lebih dari tau." ujarnya singkat.
"Jadi, bracelet itu ada hubungannya sama masa lalu lo?" Jeffrey mengangguk pelan. "Siapa?" tanya Keenan kembali penasaran.
"Gue juga ngga inget siapa dia." ucap Jeffrey lesu. "Udah sering gue coba buat nginget dia. Tapi, ngga pernah berhasil." lanjutnya.
Dava yang mulai mengerti arah percakapan ini, mengangguk-angguk paham. "Oh, anak cewek yang pernah tinggal disamping rumah lo trus dia pindah itu ya?" tanyanya memastikan.
"Iya. Lo tau?" ujar Jeffrey sambil menatap Dava lekat.
Mendengar itu, Keenan langsung melirik Dava. Mengisyaratkan agar dia tutup mulut dan tak memberitahu Jeffrey. Takutnya, jika Jeffrey terlalu memaksakan diri untuk mengingatnya--ini akan berakibat buruk pada Jeffrey sendiri.
Dava tertawa canggung seraya melirik kecil Jeffrey. "Soal itu.. gue juga lupa, Jeff." katanya kikuk.
Jeffrey tersenyum tipis. "Gapapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasiSalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...