●H a p p y R e a d i n g●
✨🕊✨
Sekarang, Damara sedang di kamar si kembar setelah mengantar Raina, Nala, Biya, Jane dan Chani kerumah mereka masing-masing. Hari ini benar-benar melelahkan.
"Mom! PR aku udah selesai! Coba koreksi Mom, betul atau salah?" Arkan menyodorkan bukunya pada Damara. Lalu, menatap Ibunya cemas.
Damara meneliti tulisan dan angka yang tertulis dibuku itu. Dan ternyata semua soal yang dijawab Arkan benar. Selain memiliki wajah yang rupawan, ternyata Arkan juga pintar! Fabian dan Damara pasti bangga memiliki anak seperti dia.
Seakan tak mau kalah, Ardan juga langsung menyelesaikan tugas dan memberikannya pada Damara. "Mommy! Aku juga udah selesai!" katanya.
Damara tersenyum kecil. Ia juga memeriksa semua jawaban dari soal dalam buku Ardan. Dan ternyata juga sama saja, benar semua. "Kalian pinter banget sih! Mommy jadi bangga!" ucap Damara sambil mencoel kedua hidung anaknya.
"PR kalian udah selesai semua-kan?" Arkan dan Ardan mengangguk. "Kalo gitu, anak Mommy mau ngapain lagi? Tidur?" tanya Damara lagi. Ia berkata begitu karena saat melirik jam dinding kamar si kembar, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan kurang dia puluh menit.
"Emm.. kita mau video call--an sama Chani boleh gak, Mom?" tanya Ardan yang langsung diangguki Arkan antusias. "Iya tuh, Mom!" ucap Arkan setuju.
Damara berpikir sebentar. "Boleh. Tapi kalian punya nomor teleponnya gak?" tanya Damara balik. Mendengarnya, senyuman di wajah si kembar mendadak berubah menjadi murung.
"Iya juga ya, kita kan gak punya nomornya Chani," ucap Arkan sedih. "Kenapa kita gak minta tadi ya, bang?" sahut Ardan sambil menatap lekat Arkan.
Melihat ekspresi kedua anaknya membuat Damara tersenyum geli. "Kita minta ke Tante Biya aja nak. Gimana?" usulnya. "Bentar ya! Mommy ngambil laptop dulu, biar kalian puas ngobrol sama Chani--nya," lanjut Damara, lalu berjalan keluar kamar si kembar untuk mengambil laptop yang berada di kamarnya.
Tak lama, Damara datang kembali dengan laptop dan handphone ditangannya. Kemudian, gadis itu duduk diantara Arkan dan Ardan. "Tunggu ya.." ucap Damara sambil mengotak-atik laptopnya.
Beruntungnya, Chani sedang bersama Biya saat itu. Jadi, video call-nya dapat melalui laptop Biya. "Kebetulan, Chani nginep dirumah Tante Biya, ja---eh! Ini udah ke sambung ternyata. Yaudah, kalian ngobrol gih sama Chani. Tapi, cuma sampai jam sembilan ya nak! Soalnya besok pagi, kalian sekolah--kan?" Arkan dan Ardan mengangguk paham.
Setelahnya, ketiga bocah itu mulai berbincang-bincang seputar masalah mereka. Dan Damara juga langsung menggeser tubuhnya menjauh darisana. Kemudian, ia membuka ruang grup chat yang dibuat Biya beberapa hari lalu.
||Kak Raina otw nikah?!😱||
Kak Raina🌻: Kerjaan Biya pasti nih😤😠
Jane🌙: Iya tu kak!
Nalaaa🐰: Itu beneran kak?😍
Kak Shae✨: Widihh🙈
Biyaa🐯: Hehehehe.. @Kak Raina🐥
Me: Wkwkwk🤣
Kak Raina🌻: Dua bulan lagi kok😘 masih lama!
Biyaa🐯: Bener kan aku😌
Jane🌙: Congrats kak👍
Me: 2in👆
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Single Mom, Seriously?! [End]
FantasiaSalma adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran asal Bandung yang bercita-cita ingin secepatnya pergi dari rumah. Memang terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. --- "Mama.. aku pengen pergi dari rumah boleh gak?" "Coba bilang sekali lagi, bia...