Chap. 32:-🕊 [Akad Nikah?!]

9.9K 633 14
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨🕊✨

Cahaya matahari perlahan mulai memasuki sela-sela penglihatan Damara. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan.

"Loh?" Damara mengernyit. Mengapa dirinya bisa berada di atas kasur kamarnya sekarang? Bukankah semalam dirinya tertidur bersama Jeffrey di balkon apartemen?

Setelah membasuh wajah serta menggosok gigi, Damara bergegas keluar kamar untuk memastikan hal apa yang terjadi saat ini. Tepat sesudah ia menutup pintu kamar, dentingan alat masak langsung menyapanya.

"Kak Damara! Kita butuh bantuan!" Biya yang mendapati Damara didepan pintu kamar, segera membawanya ke dapur untuk membantu semua memasak sarapan.

Pemandangan dapur yang ramai akan semua orang, menyambut Damara dan Biya begitu keduanya sampai disini. Masing-masing dari mereka sibuk dengan pekerjaannya sendiri.

"Kak! Ini diapain lagi?" tanya Nala pada Shae yang sedang sibuk mengiris bawang.

"Itu mah tinggal di dadarin aja, Kak!" Jane dengan sigap menolong Nala yang ingin membuat telur dadar sebagai pendamping sarapan mereka nantinya.

"Raina! Tolong ambilin botol kecap dong!" Raina mengangguk cepat. Dia langsung melaksanakan perintah Shae. Namun, saat semua tempat yang berkemungkinan dijadikan tempat penyimpanan kecap sudah digeledah, Raina tidak menemukan apapun selain botol saus dan lainnya.

"Kecapnya lagi abis, Kak. Aku lupa belinya waktu itu. Hehe.." ucap Damara cengegesan pada Raina yang ingin berjalan mendatangi Shae.

Raina berohria. "Kak Shae! Kata Damara kecapnya abis!" seru Raina.

Shae menoleh sekilas. "Kalo gitu, minta tolong sama mereka yang ada di meja makan!" suruh Shae memerintah.

"Oke, Kak!" Raina langsung melesat menuju meja makan.

"Damara, kamu tolong lanjutin ini sebentar ya? Kakak kebelet nih!" setelah Damara mengiyakan ucapannya, Shae dengan terbirit-birit langsung pergi ke kamar mandi.

Damara melanjutkan pekerjaan Shae dengan cekatan. Dia mengiris bumbu-bumbu untuk nasi goreng seperti bawang merah, bawang putih, daun bawang, serta lainnya yang belum dikerjakan Shae.

Setelah semua selesai, Damara datang menghampiri Nala dan Biya yang mendapat bagian menggoreng kerupuk beserta potongan-potongan sosis. Sementara, Jane disebelahnya sedang menyiapkan lalapan.

"Kak! Hati-hati!" Damara menggeleng-geleng tak habis pikir dengan kelakuan Nala dan Biya yang terlalu berlebihan itu. Jane bahkan juga merasa demikian.

"Masa masukin kerupuknya satu-satu sih, Na?"

Nala refleks mematikan kompor karena kaget ketika mendengar celetukan Damara yang tiba-tiba itu. "Ih! Damara!" sebal Nala sambil berdecak jengkel.

Damara terkekeh geli melihat ekspresi Nala serta Biya yang ikutan kaget mendengar suaranya. "Iya-iya! Aku minta maaf deh!" ucap Damara seraya menyatukan kedua tangannya.

"Kak! Ini kecapnya." Adinata datang menghampiri Shae yang ternyata sudah kembali dari kamar mandi bersama Keenan di belakangnya.

Shae mengangguk. "Iya! Makasih banyak ya, Nat!" ucap Shae penuh terimakasih.

"Sama-sama, Kak. Oiya. Kalau Kakak mau eskrim, ambil aja di kulkas." Adinata menunjuk Keenan yang tengah memasukan beberapa jenis eskrim kedalam freezer.

"Siap! Makasih banyak ya, Nat, Key!" Adinata dan Keenan sontak mengangguk serempak lalu berjalan kemabli menuju meja makan, menunggu nasi goreng buatan Shae dan kawan-kawan siap disajikan.

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang