Ekstra Chap. 1:-🕊 [Semua Tentang Paspor]

10.6K 621 15
                                    

●H a p p y   R e a d i n g●

✨🕊✨

Sore hari, setelah para bocil akhirnya menyadari jika Jeffrey, Damara dan Biya tidak ada di rumah.

"Nenek! Liat Mommy ngga?"

Miranda menutup majalah yang tengah dibacanya, lalu meletakkannya diatas meja. Dia menatap ketiga bocah didepannya sembari tersenyum kecil. "Tadi pagi, Mommy kamu sama Tante Biya mau pergi healing katanya, Dan." ucap Miranda jujur.

"Healing? Healing itu apa, Nek?" tanya Chani menimpali.

Miranda langsung menutup mulutnya. Astagfirullah! Mengapa dirinya memberitahu para bocah ini begitu saja? Padahal, Damara sudah berpesan padanya agar jangan memberitahu mereka, meskipun dirinya sendiri tidak tahu pasti kemana tujuan Damara dan Biya.

"Sebentar. Nenek mau cari di google dulu." Miranda segera mengutak-atik handphone-nya, mencari tahu apa arti healing sebenarnya.

[Healing: Healing berasal dari bahasa Inggris. Jika diartikan ke bahasa Indonesia, healing bermakna penyembuhan atau pengobatan.]

[Makna healing pun tak hanya berkaitan dengan luka batin saja, tapi juga dikaitkan dengan kegiatan untuk menyenangkan diri sendiri. Seperti, liburan dan lain sebagainya.]

Sejenak, Miranda terdiam. "Jadi, Damara sama Biya, pergi liburan? Tapi, kemana ya?" batinnya.

"Jadi healing itu apa, Nek?" tanya Arkan penasaran.

"Healing itu kayak ... kerja. Iya. Kerja." ujar Miranda gugup. Ditambah lagi, tatapan dari para cucunya itu, semakin membuatnya gugup akan kebohongannya.

"Kerja? Tapi, kenapa Mommy sama Tante Bi, ngga pamitan dulu sama kita, Nek? Terus, kenapa mereka belum pulang-pulang juga ya, Nek?" tanya Chani bingung.

Miranda mengendikkan bahunya pura-pura terlihat bingung. "Nenek juga ngga tau, Chan. Mungkin kerjaan Mommy sama Tante Bi lagi banyak kali." ucapnya.

"Oiya. Papa kemana juga, Nek?" kata Arkan setelah menyadari jika Jeffrey juga tidak ada di rumah.

"Kalo Papa kalian, pergi kerja juga. Katanya dia lagi ada proyek di Singapura."

Arkan, Ardan dan Chani langsung merengut. "Ke Singapura?! Loh? Kok kita ngga diajak, Nek?" tanya mereka bersamaan.

"Kalian masih tidur tadi. Lagipun, siapa yang bakal jagain kalian bertiga nantinya? Papa kalian pasti bakal super sibuk disana." ucap Miranda sembari tersenyum kaku. Dia meringis mendengar ucapannya sendiri. Mengapa mulutnya ini selalu berbicara dengan jujur seperti itu? Untung saja para bocah ini mempercayai omongannya.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam! Uncle!" Arkan, Ardan dan Chani bergegas menghampiri Abhi yang baru saja melangkahkan kakinya didepan pintu.

"Uncle! Kita ke Singapura yuk!" ajak Ardan bersemangat. Matanya bahkan sampai di penuhi binar-binar penuh antusiasme sekarang.

Abhi menatap Ardan heran. "Ke Singapura? Kalian mau ngapain disana?" tanyanya bingung.

Mata Miranda terbuka lebar. Dia langsung melambaikan kedua tangannya pada Abhi lalu berkata, "Jangan!" dengan suara yang super duper pelan.

Abhi berkedip. "Papa disana Uncle! Kita mau nyusul Papa!" ucapan Chani membuat Abhi kembali memusatkan pandangannya pada ketiga bocah itu.

"Emangnya kalian punya pasport?" tanya Abhi. Alisnya terangkat sebelah.

Miranda tersenyum lebar, Abhi ternyata mengerti maksud ucapannya.

Become a Single Mom, Seriously?! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang